Suami, kalau nggak diambil orang ya diambil Tuhan! Makanya, jangan menggantungkan diri sama suami!
Wah, rame banget akhir-akhir ini, soal ibu rumah tangga yang harus punya penghasilan sendiri. Nggak cuma omongan yang mendahului takdir seperti di atas tadi, tapi ada juga yang sampai merendahkan status sebagai ibu rumah tangga.
“Dunia terlalu kejam untuk perempuan yang tidak berpenghasilan”.
Seolah-olah, perempuan yang memilih mengurus keluarga di rumah itu tidak berharga. Layak untuk diperlakukan secara kejam.
Benarkah demikian?
Kenapa Kalau Jadi Ibu Rumah Tangga?
Memangnya, kenapa sih kalau jadi ibu rumah tangga? Apa nggak boleh perempuan setelah menikah fokus untuk mengurus rumah dan keluarga?
Ya, boleh-boleh saja. Pilihan menjadi ibu rumah tangga itu hak setiap perempuan. Tentu saja ini juga hasil diskusi dengan pasangan.
Namanya juga pernikahan, setiap keputusan yang diambil tentu harus diskusi antara suami dan istri.
Saya, contohnya. Saat anak pertama lahir, suami ingin saya di rumah saja. Fokus mengurus buah hati kami.
Tentu saja, sebelum permintaan ini saya kabulkan, suami sudah tahu apa yang menjadi kewajibannya. Saat saya di rumah saja dan tidak menghasilkan uang sendiri, dia satu-satunya sumber keuangan keluarga.
Eh, tapi tunggu dulu. Bukankah istri bekerja atau tidak, soal nafkah tetap tanggung jawab suami kan?
Jadi ibu rumah tangga itu pilihan. Tidak ada yang salah karena memilih jadi ibu rumah tangga.
Kalau memang mau jadi ibu rumah tangga.
Memangnya bisa ibu rumah tangga tetap punya penghasilan sendiri?
Bisakah Ibu Rumah Tangga Berpenghasilan?
Bisakah ibu rumah tangga punya penghasilan sendiri? Bisa! Banyak juga ibu rumah tangga yang bisa tetap menghasilkan uang dari rumah.
Mulai dari berbisnis kecil-kecilan, menjadi konten kreator, atau melakukan pekerjaan remote yang saat ini sedang tren.
Tentu saja, saat ibu rumah tangga memiliki penghasilan, ada waktu dan tenaga yang digunakan untuk bekerja.
Bagaimana dengan pekerjaan mengurus rumah dan keluarga? Tentu saja, butuh bantuan pasangan. Berbagi tugas domestik. Sama-sama urus anak juga.
Lagi-lagi, tunggu dulu. Mau ibu rumah tangga berpenghasilan atau tidak, pekerjaan domestik juga urusan suami. Mengasuh anak juga tanggung jawab suami.
Bukan berarti kalau suami yang cari uang, semua tugas domestik dan urusan pengasuhan anak HANYA jadi tanggung jawab istri.
Apalagi, jangan sampai jika istri bekerja dan berpenghasilan, eh tetap semua kerja domestik dan urusan anak tetap ditanggung istri. Jangan! Jangan mau diperbudak seperti itu, ya!
Baca Juga : Sendirian dalam Pernikahan, Jangan ya dek! Jangan!
Pernikahan itu kesalingan. Saling menyayangi, saling mengasihi, dan saling membantu. Tidak berat sebelah!
Bagaimana Jika Ibu Rumah Tangga Tidak Berpenghasilan?
Lalu, bagaimana jika ibu rumah tangga tidak berpenghasilan? Ya nggak masalah! Selama memang suami bisa menafkahi secara cukup dan layak.
Jangan menganggap remeh ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan. Justru yang seperti ini yang sesuai ajaran agama. Suaminya bisa menjalankan perannya dengan baik. Menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab.
Terus, bagaimana jika suami diambil orang? Hey, nggak ada ceritanya diambil orang ya. Selingkuh itu terjadi karena pilihan sadar dua belah pihak. Suami bukan barang. Kalau suami selingkuh dan harus berpisah, jangan takut! Pasti akan ada jalannya.
Banyak contoh yang saya lihat. Ada beberapa teman berani menggugat cerai suami meski berstatus ibu rumah tangga. Setelah perceraian usai, hidupnya justru lebih baik. Dia bisa mendapatkan pekerjaan. Dia tidak mati kelaparan hanya karena tak punya suami.
Baca Juga : Tips Ibu Rumah Tangga Tetap Kuat Meski Punya Banyak Aktivitas
Lalu, kalau suami dipanggil Tuhan? Ini soal takdir. Ingat, saat kita lahir, Tuhan sudah menuliskan takdir kita. Mulai dari siapa jodoh kita, rezeki, dan usia kita. Semua sudah ditulis. Ingat, rencana Tuhan pasti lebih indah.
Meski berat, tapi bukan tak mungkin untuk dijalani. Ibu saya seorang ibu rumah tangga, saat ayah saya meninggal, tak ada harta yang diwariskan. Dengan pertolongan Tuhan, saya dan ketiga adik tetap bisa hidup dan menyelesaikan pendidikan hingga sarjana. Semua sudah ada jalannya.
Penutup
Menjadi ibu rumah tangga itu pilihan. Peran mulia yang tak perlu diperdebatkan apalagi dihina. Jangan menganggap remeh ibu rumah tangga yang tidak punya penghasilan sendiri.
Jika ingin jadi ibu rumah tangga yang berpenghasilan, silahkan. Tanpa harus mengomentari pilihan orang lain.
Jadi, bagaimana dengan teman deestories? Benarkah ibu rumah tangga harus punya penghasilan sendiri?
Setuju banget sama pernyataan mb deee "jadi ibu rumah tangga yang berpenghasilan, silahkan tapi jangan mengomentari pilihan orang lain"
BalasHapusSuka agak geram juga sama komentar2 yang katanya dunia terlalu kejam bagi wanita yang tidak berpenghasilan..karena nyatanya banyak kok wanita yang gak bekerja tapi hidupnya tercukupi oleh suaminya...klo urusan suami pergi atau meninggal lebih dahulu nanti pasti diberikan jalan oleh Allah karena kita gak tau skenario Allah bagaimana...
Apapun status kita, bekerja atau tidak hormatilah keputusan wanita lain bukankah kita sesama wanita harus saling mendukung???
Apapun keputusannya, ada tanggung jawab dibalik itu dan setiap rumah tangga memiliki kebijakannya masing-masing. Walaupun bekerja di ranah publik tetap jadi ibu rumah tangga kan dan pekerjaan rumah tangga seharusnya dikerjakan bersama-sama bukan hanya menjadi beban istri dan yang terpenting tidak perlu mengomentari rumah tangga orang lain
BalasHapusYang penting bisa menjalankan peran nya aja. Karena semua pasti akan diminta tanggung jawab nya kan ya...
BalasHapusSaya sendiri memang lebih memilih memiliki penghasilan sendiri
Alhamdulillah meski tidak harus keluar rumah, rezeki selalu ada saja datang
Tidak ada keharusan bagi seobang ibu untuk berpenghasilan sendiri. Menurutku yang menjadi keharusan bagi dari seorang ibu adalah menjadi ibu yang berdaya.
BalasHapusYa benar sekali apapun itu pilihannya seorang ibu rumah tangga ingin melakukan sesuatu yang membuat mereka bahagia
BalasHapusSedih banget ya kok masih ada yang berkomentar seperti itu. Kayaknya sekarang kalau jadi irt tidak berpenghasilan menjadi aib bahkan menjadi beban. Mereka tidak sadar bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur.
BalasHapusSama Mba temen saya juga suaminya meninggal, dia tidak bekerja. Anaknya semua selesai sekolah dengan baik dan dia juga tidak kekurangan suatu apapun
Betul sekali, setiap orang punya pilihan dan mereka sendiri yang akan bertanggung jawab atas pilihannya. Jadi, tidak perlu mengomentari pilihan mereka apalagi sampai menghina.
BalasHapussaya pribadi memilih memiliki penghasilan pribadi untuk jaga-jaga, meskipun suami secara finansial mapan tetep harus punya penghasilan sendiri mungkin karena biasa kerja atau belum punya baby, tapi tentunya pekerjaannya yang tidak mengabaikan keluarga misalnya yang pekerjaannya dari rumah dan pastinya juga mendapatkan suport dari pasangan, tapi balik lagi ke individu masing-masing, no judging apapun keputusannya hanya kita yang tahu dengan kondisi keluarga kita
BalasHapusseorang wanita kalau sudah jadi istri tentunya jadi tanggungan suaminya dong ya. jadi mau berpenghasilan atau tidak yang keputusan wanita itu sendiri.
BalasHapusSetiap orang punya pilihannya masing-masing dan paling penting untuk tidak mengomentari pilihan orang lain. Kalaupun ibu rumah tangga mau punya penghasilan sendiri tanpa harus meninggalkan rumah, ya itu berarti pilihannya, yang penting kita sebagai wanita itu harus tetap berdaya dengan caranya masing-masing
BalasHapusMemilih sebuah pilihan dalam rumah tangga memang gak ada hak orang lain untuk ikutan nyinyir yaa.. Karena yang paling tau kondisi masing-masing rumahtangga yaa.. yang menjalani.
BalasHapusTapi kalau berpendapat, kayanya masih bisa dipahami lah yaa.. Hehehe.. termasuk masukan untuk Menjadi ibu rumah tangga yang berpenghasilan.
Selain lebih leluasa dalam mengatur keuangan, bisa jadi juga tujuan keuangan masing-masing keluarga jadi mudah terpenuhi.
Setuju....kalau mau jadi IRT yang berpenghasilan, silakan, tapi ga usah warwerwor mengomentari pilihan orang lain.
BalasHapusSemua orang dan semua rumah tangga punya pilihan masing-masing sesuai kebutuhannya