Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Perempuan Tidak Bercerita

Perempuan Tidak Bercerita


Halo, teman deestories.. 

Pasti pada nyadar ya, kalau beberapa hari ini timeline media sosial penuh dengan postingan “perempuan tidak bercerita”.. 


Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba rumah bersih

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba daftar gym

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba solo travelling

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba S2

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba checkout barang

Perempuan tidak bercerita bercerita, tapi tiba-tiba jajan seblak


Dan masih banyak yang lainnya. Lha, terus memangnya kenapa? Salah? 


Nggak, nggak salah sih! Bahkan ini bisa jadi hal yang positif. Bagaimana perempuan bisa melakukan hal-hal positif di tengah keruwetan hidupnya. 


Tapi, ini bisa jadi masalah jika dialami perempuan yang sudah berkeluarga atau yang sudah jadi ibu. Saat istri atau ibu punya masalah, tapi dia tidak bisa bercerita kepada pasangannya, di sini bisa jadi pintu masuknya masalah-masalah baru. Kok bisa? 


Perempuan Harus Bercerita


Saat memiliki masalah dan ingin bercerita, jangan di tahan. Tak perlu takut untuk bercerita. Bahkan, perempuan harus bercerita! 


Secara fitrahnya, perempuan memang harus bercerita. Dokter Aisyah Dahlan, seorang praktisi keterampilan Neuroparenting, menyatakan perbedaan utama antara perempuan dan laki-laki terletak pada otak bicara atau bahasa.


Menurutnya, hal ini telah diteliti pada tahun 1999 dalam penelitian di Institute Of Psychiatry, London yang mengungkapkan perbedaan lokasi pengendalian bicara dan bahasa pada otak laki-laki dan perempuan.


Ilmu pengetahuan tersebut menunjukkan, pada laki-laki, otak bicara yang mengatur perbendaharaan kata hanya terletak di bagian otak sebelah kiri. Sementara pada perempuan, otak bicara terdapat di kedua sisi otak, yaitu sebelah kiri dan kanan.


Baca Juga : Merawat Pernikahan itu Penting, Begini Caranya


Hal inilah yang mendasari mengapa perempuan lebih suka dan cenderung lebih banyak berbicara daripada laki-laki. Perempuan memang suka bercerita, tetapi ketika sedang cerita, mereka hanya ingin didengarkan. 


Ada sebuah perumpamaan, jika seorang perempuan sedang curhat karena sakit kepala kepada pasangannya, maka curhatan yang didengarkan oleh pasangannya tersebut sudah menjadi pengobatannya.


Sementara bagi laki-laki, setelah mendengar curhatan tersebut, mereka langsung merasa bertanggung jawab untuk menawarkan solusi. 


Lebih lanjut, menurut dokter Aisah, otak perempuan tidak menyimpan masalah seperti otak laki-laki.


Masalah bagi perempuan cenderung berputar-putar di dalam pikirannya. Dr. Aisah mengungkapkan bahwa cara efektif bagi perempuan untuk melepaskan masalah dari pikirannya adalah dengan membicarakannya dan mengungkapkannya.


Oleh karena itu, ketika seorang perempuan berbicara pada akhir harinya, tujuannya adalah untuk melepaskan beban emosionalnya, bukan untuk mencari kesimpulan atau penyelesaian masalah. 


Bagaimana Jika Perempuan Tidak Bisa Bercerita? 


Lalu, bagaimana jika perempuan tidak bisa bercerita dengan pasangannya? Apa yang akan terjadi? 


Komunikasi adalah fondasi utama dalam hubungan yang sehat, termasuk kemampuan untuk saling berbagi cerita, pikiran, dan perasaan. Bagi perempuan, bercerita kepada pasangan sering kali menjadi cara untuk mencurahkan isi hati, mendapatkan dukungan emosional, dan memperkuat kedekatan hubungan. Namun, jika seorang perempuan merasa tidak bisa bercerita dengan pasangannya, hal ini dapat memengaruhi dinamika hubungan secara signifikan. Berikut adalah beberapa dampaknya:


1. Timbulnya Perasaan Terisolasi

Ketika perempuan merasa tidak didengar atau tidak nyaman berbicara dengan pasangannya, ia mungkin mulai merasa terisolasi secara emosional. Perasaan ini bisa mengakibatkan jarak emosional yang semakin besar, sehingga hubungan terasa hambar atau bahkan seperti tidak memiliki koneksi emosional.


2. Meningkatnya Stres dan Beban Emosional

Bercerita adalah salah satu cara untuk melepaskan stres. Ketika seorang perempuan tidak memiliki ruang untuk berbagi, ia cenderung menahan emosi dan beban pikiran sendirian. Akumulasi stres ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, atau kelelahan emosional.


Baca Juga : Tak Hanya Selingkuh, 5 Hal Sepele Ini Juga Bisa Merusak Rumah Tangga


3. Kesenjangan dalam Hubungan

Komunikasi yang tidak terjalin dengan baik dapat menciptakan kesenjangan dalam hubungan. Jika perempuan tidak bisa berbicara dengan pasangannya, kemungkinan besar pasangan juga akan kesulitan memahami kebutuhannya. Hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, konflik yang tidak terselesaikan, atau bahkan perasaan tidak dihargai dalam hubungan.


4. Potensi Penurunan Kepercayaan

Ketidakmampuan untuk berbicara terbuka dapat merusak kepercayaan. Jika perempuan merasa pasangannya tidak peduli atau tidak mampu mendengarkan, ia mungkin mulai meragukan komitmen dan empati pasangannya. Kepercayaan yang menurun ini dapat mempengaruhi fondasi hubungan secara keseluruhan.


5. Mencari Pelarian di Luar Hubungan

Ketika kebutuhan emosional tidak terpenuhi dalam hubungan, perempuan mungkin mencari pelarian di luar hubungan, seperti berbagi dengan teman atau keluarga. Meskipun ini bukan hal yang buruk, ketergantungan pada pihak luar dapat membuat hubungan intim dengan pasangan menjadi lebih rapuh. Dalam kasus ekstrem, hal ini bahkan bisa membuka peluang untuk perselingkuhan emosional.


6. Menurunnya Kepuasan Hubungan

Hubungan yang sehat melibatkan saling berbagi dan mendukung. Jika perempuan merasa tidak mampu bercerita dengan pasangannya, ia mungkin merasa tidak puas dalam hubungan tersebut. Ketidakpuasan ini dapat berujung pada pengurangan komitmen atau bahkan keinginan untuk mengakhiri hubungan.


Penutup


Jadi, perempuan harus bercerita, ya! Demi kemaslahatan bersama, jangan ragu untuk menceritakan masalah pada pasangan. Jangan sampai, nanti yang terjadi justru merugikan diri sendiri, pasangan, maupun keluarga. 


Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba baby blues

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba KDRT ke anak

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba bunuh diri

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba selingkuh

Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba gugat cerai


Jangan seperti itu ya dek, jangan! 


28 komentar

  1. Ya ampuun aku gak duwe bojo aku cerita kepada siapa akhirnya aku menulis mbak buat melepaskan yang harus diomongkan wkwkwk lagian di kelas ya bendino wis cerita karo muridku hahaha makasih mbak Dian ulasan yang sangat bagus

    BalasHapus
  2. Eh, tapi aku juga gitu loh, kalau temen cerita aku terpikir buat kasih komentar atau mencarikan solusi. Tapi sekarang aku banyakan dengar aja, dan karenanya mesti siap battery untuk dengar curcol orang lain. Mungkin ketika hendak bercerita, liat2 mood si calon pendengar ya. Jadi, selain si yang bercerita jadi lega, yang diceritakan jg jadi tahu apa permasalahannya tanpa merasa terbebani harus cariin solusi.

    BalasHapus
  3. Setuju dan memang ngerasain sendiri sih. Entah cerita ke teman atau sekedar journaling, yang penting apa yang ada dalam pikirannya itu bisa dikeluarkan. Kalau gak gitu, beneran kepala berat dan overthinking sendiri.

    Tapi yang paling aku hindari sampai saat ini ya curhat di sosmed sih. Karena bukan solusi yang didapet, malah kekepoan netizen, huehehe. Soalnya belum tentu masalahnya bisa dibantu gitu. Sesuai lah dengan ini: "jika seorang perempuan sedang curhat karena sakit kepala kepada pasangannya, maka curhatan yang didengarkan oleh pasangannya tersebut sudah menjadi pengobatannya." Dengan kita cerita aja, udah lumayan bikin plong dan bikin sembuh, ihihi

    BalasHapus
  4. cara efektif bagi perempuan untuk melepaskan masalah dari pikirannya adalah dengan membicarakannya dan mengungkapkannya.iya bangett mba. asalkan dilakukan bersama orang dan medium yg tepat.
    jangan di socmed lahhhh apalagi dijadikan personal branding 😭🤪😆

    BalasHapus
  5. Waini, kadang aku dan istri juga suka berselisih. Perkaranya, kalo aku tuh liat kesalahan istri seringnya ya diem aja.. ga diutarain. Semacem nrimo gitu lah ya. Eeeh tapi kalo istri, apaaa bae salahku pasti ujung-ujungnya keluar dari omongannya.

    Demikianlah adanya wanita ya mbak, memang diciptakan lebih banyak berbicara daripada pria.
    Makanya kalo istri lagi banyak omong mah, saya dengerin aja. Mungkin lagi kejar setoran kata harian...hahahaha

    BalasHapus
  6. Pada dasarnya sebenarnya setiap pribadi butuh mengutarakan semua hal dalam pikiran karena jika tidak akan membentuk asumsi berlanjut menjadi kendala karena apa yang dirasa dan dipikirkan belum tentu benar.

    Terutama wanita, butuh banget ngobrol karena sudah tercipta seperti itu.

    Jadi yuk cerita supaya jiwamu lebih ringan. He he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seringkali kalo uda cerita, semua masalah terurai dan gak perlu nasehat A, B, C..
      Memang perasaan didengar ini aja uda membahagiakan sekali. Bikin hati perempuan tenang karena akhirnyaaa.. bisa menemukan jawabannya melalui bercerita.

      Hapus
  7. Iya loh akhir akhir ini timelinenya ini sampai kaget. Perempuan memang harus curhat kalau nggak nanti numpuk jadi bom waktu y mba

    BalasHapus
  8. Banyak nih yang lagi viral masalah ini, tapi kreatif lho sekarang kemampuan wanita untuk bercerita hal-hal yang remeh tentang keseharian di rumah bisa diposting dan dimonetize di berbagai media sosial, selain dapat cuan juga menyalurkan keinginan untuk membicarakan sesuatu, tapi tetap yah harus di pilih yang benar karena tidak semua hal bisa dibuka di media sosial. Pilah dan pilih yang harus dibicarakan atau dibagi serta pihak yang mendengarkan juga penting agar tidak muncul masalah dikemudian hari.

    BalasHapus
  9. Memang bener perempuan butuh bercerita tapi masalahnya adalah apakah laki2 mau mendengarkan dan gak egois? Jadi emang kudu ada perbaikan komunikasi di kedua belah pihak. Mencairkan komunikasi demi kesehatan hubungan.

    BalasHapus
  10. Akhir akhir ini berita di Timeline memang ngenes ya. Makanya aku suka skip berita negatif khawatir menular. Kadang hidup memang ga seindah impian kita. Makanya aku juga sebagai perempuan suka cari aktivitas positif. Supaya tidak keikut sedih dengan ramainya isu rumah tangga di sekitar kita.

    BalasHapus
  11. Kayak aku banget yang ini nih.. "Perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba checkout barang"
    hahaha.. aku akhir-akhir ini lagi seneng banget dandan buat diri sendiri. Tiba-tiba pingin rombak penampilan di rumah. Uda males banget pake daster, wkwkwk..

    Jadi suami sampek pangling, trus bilang "Self love yaa.."
    hahahaha... Jangan lupa, co skincare.
    Ini sih keknya suamik uda apal. Dan ngebebasin aja sii... asal sebulanan gak minta lagi.

    Pss.. akhir taun sungguh godaan terberat adalah diskon.
    Lagi banyak banget diskonan skincare di sociolla euunk~~

    BalasHapus
  12. MasyaAllah, wjwjwj tapi bener sih, aku jg bilangnya belakangan, jarang cerita2 sama suami kalo soall urusan cewe wakakaka. tapi ga bener sih harusnya terbuka yaa >.<

    BalasHapus
  13. Benar mbak perempuan itu harus bercerita terutama pada pasangannya.. agar semua menjadi bahagia

    BalasHapus
  14. Sesuatu yg menjadi beban memang harus dikeluarkan agar terasa ringan. Syukur-syukur bisa curhat ke pasangan dan mendapat solusi. Jadi komunikasi dengan pasangan itu sangat penting agar hubungan dalam rumah tangga tetap harmonis.

    BalasHapus
  15. Akhir-akhir ini aku suka lewat di FB temen yang curhat masalah pribadi. Hum...mungkin tidak punya teman di dunia nyata untuk cerita, tapi sayangnya jadi membuka aib. Kan...kan...orang jadi kepo deh...Kasihan anak-anaknya sih kalau gini...

    BalasHapus
  16. Sepakat sih. Salah satu tips yang aku terapkan mengatasi stress bagi seorang perempuan apalagi menjalani peran ibu. Jadi kalo tidak bercerita maka akan memenuhi otaknya sendiri.

    BalasHapus
  17. Saya setuju dengan Mba, perempuan yang sudah menikah sebaiknya bercerita kepada suami terutama dalam hal mengambil keputusan kaya mau gym, traveling, dll. Kalau tiba-tiba belanja sayur dan masak di rumah sih lain cerita yaa gak perlu cerita, suami juga belum tentu mau denger.
    Selain cerita ke temen atau nulis di blog, jangan lupa buat cerita di atas sajadah. Ada Yang Maha Mendengar yang tidak pernah bosan bahkan semakin senang saat kita cerita tiap hari.

    BalasHapus
  18. Setuju sih perempuan harus bercerita.
    Jangan hanya menjadi pendengar, tanpa ada yang mau mendengarkannya.
    Komunikasi ini jadi jalan ninjanya ya

    BalasHapus
  19. Setuju banget! Bercerita itu seperti melepaskan beban dari pikiran. Dengan berbagi, kita enggak cuma dapat dukungan, tapi juga perspektif baru. Ternyata, secara ilmiah pun, perempuan memang didesain untuk lebih suka bercerita. Jadi, jangan ragu lagi untuk curhat ya! Membantu melepaskan banyak kelelahan jiwa

    BalasHapus
  20. perempuan lebih banyak bercerita, aku mengalami dari sekitarku, temenku ada yang dipusingkan dengan urusan keluarganya, tapi si perempuan memilih curhat ke aku. Mungkin udah ga bisa diceritain kalau ke suaminya, berarti masalah udah pelik.
    tapi memang kalau cewek udah bercerita,rasanya kayak plong gitu

    BalasHapus
  21. Memang ya penting sekali sebuah komunikasi bagi perempuan. Tidak hanya mengurangi beban emosi, tetapi juga memperkuat hubungan dengan pasangan demi kehidupan harmonis. 😊 Aku kalau gak bercerita ya sudah pasti stres dan beruntung sekali suamiku betah mendengar aku bercerita berapapun lamanya

    BalasHapus
  22. Iyaa, perempuan itu butuh bercerita banyaak ya makanya di rumah rame karena celotehan mamak haha itu cerita apa ngomel? Rasanya ada yang kurang kalau sehari nggak ngobrol dan bertukar pikiran, soalnya bikin lega dan happy..

    BalasHapus
  23. Aku dan suami sebenernya ga sering curhat juga mba. Soalnya curhat Ama dia kadang ditinggal tidur 😂🤣🤣🤣.

    Tapiiiii, selama belasan tahun tinggal Ama dia, aku lama2 paham bahwa suamiku memang bukan temen enak utk curhat. Cuma ga masalah, Krn aku sendiri lebih suka menyalurkan uneg2 ke tulisan atau diary online. Cuma khusus utk diary online memang aku setting private sih.

    Jadi walaupun suami ga bisa JD temen baik utk curhatan, at least aku ada pengganti dalam bentuk platform lain. Itu enaknya kalo menulis juga menjadi passion kan

    Nah beda cerita kalo si wanita tipe yg mengeluarkan uneg2 pake bicara face to face dengan orang lain. Sekali pasangannya ga bisa jadi temen curhat, biasanya dia cari pelampiasan ke temen curhat lain.

    BalasHapus
  24. Back to basic ya. Settingan perempuan memang harus bercerita dan mengeluarkan banyak kata nih jangan sampe terpendam gitu aja.

    Apalagi kalau sudah punya pasangan ya, bercerita itu kayak suatu keharusan banget sih emang. Bahkan banyak juga perempuan yang malah lebih happy bercerita ke pasangan, semacam teman curhat yang jauh bisa dipercaya. Yuk perempuan, tetap bercerita entah langsung bercerita ke orang terpercaya atau journaling.

    BalasHapus
  25. Sudah ngerasain bedanya bercerita atau tidak
    Jauh sekali perbedaan plong-nya
    Makanya aku kadang bercerita dengan orang lain kalau suami sibuk
    Orang lain bisa teman-teman yang paham dalam satu grup

    BalasHapus
  26. Perempuan memang suka bercerita, tetapi ketika sedang cerita, mereka hanya ingin didengarkan. Ini bener banget, kadang yg dengar suka ga peka malah adu nasib atau jadi penasihat hahhaa. Pdhal tinggal dengerin aja dah

    BalasHapus
  27. Benar banget. Perempuan harus bercerita kalau gak ya bisa fatal. Kalau perempuan diam saja, tidak mau bercerita maka mungkin dia tidak sedang baik-baik saja. Perempuan harus bercerita agar tidak menanggung semuanya sendiri yang bisa berakibat fatal bagi dirinya maupun orang-orang di sekelilingnya.

    BalasHapus