Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Pertarungan 3 Srikandi Jawa Timur, Masa Depan Cerah bagi Perempuan?

 


Pertarungan 3 Srikandi Jawa Timur, Masa Depan Cerah bagi Perempuan?

Calon Gubernur Jatim | Antara


Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) 2024 menjadi sorotan. Bagaimana tidak, baru kali ini ketiga calon gubernur Jawa Timur adalah perempuan. Ini menjadi sebuah pencapaian besar, selama ini jumlah calon perempuan dalam Pilkada jumlahnya sangat minim. 


Di kalangan aktivis kesetaraan gender, Pilkada Jatim mendapatkan atensi besar. Tak hanya atensi, banyak aktivis berharap Pilkada Jatim bisa jadi angin segar bagi kondisi perempuan, khususnya di Jawa Timur. Apalagi, rekam jejak ketiga calon sudah teruji. Ketiganya memiliki rekam jejak yang baik dan intens dalam isu-isu perempuan, meski dengan jalurnya masing-masing. 


“Tiga Srikandi Jawa Timur yang maju dalam kontestasi Pilgub Jatim 2024 baik Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa, dan Tri Rismaharini menunjukkan perkembangan positif pada aspek kesetaraan gender, papar aktivis, Hayy Maahayaa. 


Potret Perempuan dalam Politik di Jawa Timur


Bisa dibilang tahun 2024 ini sebagai prestasi besar terhadap perjuangan perempuan dalam politik di Jawa Timur. Baru kali ini, ketiga calon gubernur semuanya adalah perempuan. 


Padahal, bisa dibilang potret perempuan dalam politik di Jawa Timur masih buram. Di tingkat legislatif misalnya, keterwakilan perempuan di parlemen masih rendah.


Baca Juga : Sosialisasi Pilkada Jatim 2024, KPU Jatim Gandeng Jurnalis untuk Tingkatkan Partisipasi Pemilih


Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur 2019, jumlah anggota DPRD Provinsi Jawa Timur berjumlah 97 orang, tetapi hanya 15 di antaranya yang perempuan. Hal tersebut tentu tidak mencapai keterisian kursi 30% . Selanjutnya, data terbaru dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (bakesbangpol) Provinsi Jawa timur 2019, jumlah perolehan kursi partai politik Tahun 2019-2024 adalah `120 orang, dan 18 di antaranya perempuan. Data dari Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur tersebut dapat diartikan bahwa peran serta perempuan dalam politik khususnya di Jawa Timur masih rendah. Karena tidak memenuhi keterisian kursi politik 30% sesuai UU No. 12 Tahun 2003.


Meski begitu, ketiga calon gubernur Jatim memiliki rekam jejak yang cukup signifikan dalam kancah politik di Jawa Timur. 


Luluk Nur Hamidah adalah politikus asal Jombang yang secara akademisi dan pengalaman sangat mumpuni. Lulusan S2 di Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura ini sudah menjadi aktivis di usia muda. Luluk merupakan anggota DPR RI, Komisi VI periode 2019-2024. Luluk juga menjabat sebagai ketua DPP PKB. 


Khofifah Indar Parawansa adalah perempuan dengan latar belakang Nahdlatul Ulama. Khofifah berhasil mendobrak tradisi patriarki  di dunia politik. Perjuangan Khofifah menjadi gubernur Jatim periode 2019-2024 tak semudah membalikkan telapak tangan. Pantang menyerah! Itu kata yang pantas. Bagaimana tidak, sebelum menduduki kursi orang nomor satu di Jawa Timur, dua kali kekalahan harus diterimanya. Namun, Khofifah tetap gigih berjuang. Ia pun mencetak sejarah sebagai gubernur perempuan pertama yang memimpin Jawa Timur. Tentu saja, sebelumnya pengalaman politiknya sudah sangat panjang. Mulai menjadi anggota DPR hingga menteri sosial dan pemberdayaan perempuan. 


Tri Rismaharini, yang akrab disapa Bu Risma ini menjadi kebanggaan arek Suroboyo. Dua periode di pimpin Risma, Surabaya terus bertumbuh dengan baik. Tak sekadar pembangunan infrastrukturnya, tetapi juga pembangunan manusianya. Saat kepemimpinannya, dia menggratiskan sekolah hingga tingkat SMA. Begitu juga di sektor, kesehatan, warga Surabaya bisa menikmati fasilitas dan pelayanan kesehatan secara gratis. Berbeda dengan dua calon lainnya, Risma berangkat dari latar belakang birokrasi. Berkarir sebagai pegawai negeri sipil. Banyak penghargaan yang diraih selama kepemimpinannya. Bahkan, Risma juga merupakan walikota perempuan pertama yang dimiliki oleh Surabaya. Jabatan terakhirnya adalah sebagai menteri sosial di masa pemerintahan Presiden Jokowi. 


Isu Sosial Perempuan di Jawa Timur


Hayy Maahayaa, founder Perempuan Bergerak, organisasi yang bergerak di bidang kesetaraan gender, dalam sebuah wawancara memaparkan bahwa kondisi sosial perempuan di Jawa Timur dalam tiga tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang signifikan. 


Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama tiga tahun terakhir, angka kekerasan pada perempuan Jawa Timur berhasil turun signifikan. 


Angka kekerasan pada perempuan di tahun 2022 tercatat 968 kasus, tahun 2023 menjadi 802 kasus, dan 2024 menurun menjadi 640 kasus, sehingga tercatat dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan sebesar 33,2 persen.


Baca Juga : Debat Kedua Pilgub Jatim 2024, Saatnya 3 Srikandi Adu Gagasan tentang Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif


Sementara Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Timur mengalami penurunan signifikan menjadi 0,423, yang menunjukkan adanya perbaikan kesetaraan gender.


Isu gender merupakan permasalahan  yang disebabkan oleh kesenjangan atau ketimpangan gender, yang berdampak pada ketidakadilan yang dirasakan oleh salah satu pihak.


Beberapa faktor penyebab permasalahan gender di masyarakat masih didominasi oleh kuat dan mengakarnya budaya patriarki, faktor pendidikan yang berpengaruh terhadap pola pikir juga mengenai  perlindungan hukum yang tidak setara dan merata.


Meski begitu, masih ada PR (pekerjaan rumah) besar yang harus diselesaikan. “Yang menjadikan PR besar bagi kita semua adalah upaya dalam menegakkan kesetaraan gender di Jawa Timur dan seluruh wilayah Indonesia yang tidak mudah”, papar founder Perempuan Bergerak yang juga alumni Sosiologi Universitas Airlangga. 


Untuk menyelesaikannya, dibutuhkan kerjasama dari segala pihak, baik pemerintah, masyarakat dan individu personal maupun kelompok yakni dengan menggelar program dan agenda yang berhubungan dengan penyandaran mengenai pentingnya kesetaraan gender.


Semua pihak harus bersama berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup  perempuan dengan memberikan dukungan terhadap pemberdayaan perempuan dan pendidikan termasuk edukasi digital agar perempuan dapat mandiri dan mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam meraih segala haknya sebagai perempuan.


PR selanjutnya adalah konsisten dalam berfokus pada perlindungan terhadap perempuan. Yaitu memberikan  perhatian lebih dalam pencegahan dan penanganan masalah kekerasan terhadap perempuan agar dapat memberikan kesejahteraan perempuan demi kemajuan bangsa dan negara.


Pandangan Calon Gubernur Jawa Timur terhadap Isu Perempuan


Meski mencetak sejarah dan banyak mendapatkan atensi, pemilihan gubernur Jawa Timur juga bisa menjadi ujian perjuangan perempuan. Apakah calon perempuan memiliki kepedulian terhadap kepentingan kaumnya? 


Pengamat politik, Anne Phillips menegaskan dalam tulisannya, bahwa representasi sejati perempuan hanya tercapai jika kehadiran diiringi ide-ide mereka yang mampu menggerakkan perubahan. Dalam bukunya yang berjudul The Politics of Presence, Anne Phillips (1995) menjabarkan teori politik kehadiran yang menyebutkan bahwa politisi perempuan memiliki kelengkapan terbaik untuk mewakili kepentingan kaumnya.


Teori ini memprediksi bahwa ada kaitan yang sangat erat antara representasi deskriptif dan representasi substantif. Dengan kata lain, bila keterwakilan secara deskriptif (jumlah perempuan di politik praktis) meningkat, maka kepentingan perempuan pun akan semakin digaungkan.


Bagaimana dengan visi misi ketiga srikandi Jawa Timur ini? Apakah sudah mencerminkan keberpihakan mereka terhadap kaumnya sendiri? 


Tiga Srikandi Jawa Timur yang maju dalam kontestasi Pilgub Jatim 2024 baik Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa, dan Tri Rismaharini menunjukkan perkembangan positif pada aspek kesetaraan gender.


Hal ini diwujudkan dalam keberanian mereka bertiga maju dalam bidang politik dalam keterwakilan perempuan sebagai sosok pemimpin yang berani bersuara agar perempuan dapat maju dan meraih segala hak dalam penegakan kesetaraan gender di Jawa Timur.


Luluk Nur Hamidah


Pertarungan 3 Srikandi Jawa Timur, Masa Depan Cerah bagi Perempuan?

Luluk Nur Hamidah | Warta Parlemen


Luluk berfokus pada bidang perempuan-anak mencakup permasalahan kekerasan serta penanganan kekerasan terhadap perempuan yang efektif dan berpihak pada korban.


Selain itu pula ia akan menggencarkan Gerakan Kesetaraan Hak Ibu dan Anak dengan menggalang dukungan kapasitas kelembagaan dan anggaran pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di seluruh kabupaten dan kota.


Lebih lanjut, ia juga concern untuk mengimplementasikan prinsip kesetaraan gender, perlindungan terhadap perempuan dan anak, serta memperhatikan kelompok disabilitas untuk pembangunan yang lebih baik bagi Jawa Timur. 


Khofifah Indar Parawansa


Pertarungan 3 Srikandi Jawa Timur, Masa Depan Cerah bagi Perempuan?

Khofifah Indar Parawansa | NU Online


Khofifah dapat dikatakan berfokus pada isu-isu terkait perempuan secara serius, baik mengenai kekerasan dan pelecehan seksual.


Dalam program yang diusungnya ia akan memperjuangkan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada para perempuan kepala rumah tangga dan para disabilitas. Dengan bantuan materi, makan siang gratis bagi perempuan kepala rumah tangga, disabilitas dan lansia.


Selain itu, Khofifah juga akan berfokus pada pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi, baik memberikan pelatihan, permodalan dan pembinaan.


Tri Rismaharini


Pertarungan 3 Srikandi Jawa Timur, Masa Depan Cerah bagi Perempuan?

Tri Rismaharini | Wikipedia


Tri Rismaharini, ia berjuang dalam menyelesaikan persoalan terkait isu-isu perempuan di Jawa Timur.


Sama dengan Khofifah dan Luluk, Ia mengklaim akan memberdayakan ekonomi para perempuan dan kelompok disabilitas dengan dengan berbagai tahapan, baik pelatihan, pendampingan serta pemberian modal usaha bagi para perempuan.


Selain itu juga berfokus pada pemenuhan hak dan perlindungan anak, perempuan, penyandang disabilitas, dan lansia melalui pola pengasuhan, pembentukan resiliensi, dan perlindungan dari kekerasan, termasuk perkawinan anak dan perdagangan manusia.


Bisa dikatakan ketiga tokoh Srikandi tersebut maju dengan segala visi misi yang diusungnya karena  adanya kepentingan mengenai permasalahan dan persoalan yang terjadi pada para perempuan di Jawa Timur. 


Dalam satu benang merah, semata-mata adalah sebagai upaya menegakkan kesetaraan gender agar perempuan dapat berdikari, mandiri, dan dapat mencapai haknya sebagai perempuan yang berdaya.


Masa Depan Cerah untuk Perempuan Jawa Timur


Majunya tiga Srikandi Jawa Timur ini menjadi angin segar terhadap kondisi perempuan di Jawa Timur.


Dengan majunya 3 calon Gubernur perempuan untuk Jawa Timur, diharapkan mereka dapat menyuarakan dan memberi solusi untuk segala permasalahan atau persoalan yang ada.


Baca Juga : Semangat Kartini dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur


Mampu melaksanakan segala visi misi dalam memajukan perempuan Jawa Timur. Menang ataupun kalah dalam Pilkada berharap saling mendukung dan bersinergi dalam misi pemberdayaan dan kesejahteraan perempuan sebagai upaya dalam menegakkan kesetaraan gender di Indonesia.


Semoga siapapun gubernurnya, bisa memberikan masa depan cerah bagi perempuan di Jawa Timur. 


#KompetisiKaryaTulisPilkadaJatim2024

#KPUJatim

#PilkadaSerentak2024

#PilgubJatimSenengBareng






12 komentar

  1. Dari dulu saya suka cara kepemimpinan ketiga srikandi perempuan di atas. Semuanya bagus kok baik Risma, Kofifah, Luluk. Semua punya ciri khas masing2 dan ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa kok memimpin dan tampil sebagai sosok yang memukau, bermanfaat untuk daerahnya. Keren :)

    BalasHapus
  2. Keren pemimpin perempuan di Jawa Timur, ketiganya perempuan hebat yang sudah membuktikan diri dalam memimpin. Siapapun yang terpilih di Pilkada 2024 tetap menjadi kemenangan semua perempuan di Jatim.

    BalasHapus
  3. Waww jujur baru tahu di Jatim yang bertarung head to head ternyata semua perempuan. Padahal setahuku Jatim basis ponpes yang melarang perempuan memiliki kedudukan tinggi diatas laki-laki. Tapi fakta ini menunjukkan gender tidak lagi menghalangi kapasitas diri sesorang untuk menjadi pemimpin. Jadi siapa yang menang?

    BalasHapus
  4. Saya malah baru ngeh, kalau 3 calon gubernur Jawa Timur ini semua perempuan. Artinya ini akan jadi kali kedua Jatim dipimpin gubernur perempuan, dan bis jadi sejarah baru, kalau Khofifah yang kembali terpilih.
    Dan dengan latar belakang ketiga calon ini, saya yakin akan bisa membawa Jatim lebih baik lagi. Aamin.

    BalasHapus
  5. Dari tiga Srikandi JATIM di atas, Bu Luluk Nur Hamidah yang aku baru tahu. Mungkin karena aku di JABAR jadi belum tahu informasi. Tiga-tiganya memperjuangkan perempuan sih, aku sukak. Siapa pun yang memimpin JATIM semoga membawa kesetaraan gender ya buat perempuan. Selamat ya petahana ya yang menang. Aku malah kepoin istrinya WaGub deh...hihi...Dasar netizen cewek...

    BalasHapus
  6. Sebagai pegiat lingkungan hidup, saya ngikutin debat ketiga kandidat
    dan saya menyesalkan ketiganya gak punya solusi yang "masuk akal" dalam pengelolaan sampah
    Padahal ini masalah krusial yang harus segera diatasi

    BalasHapus
  7. Sebagai perempuan asli Kediri, Jawa Timur, saya ikut bangga saat tahu ketiga calon gubernur Jawa Timur itu perempuan Kereeen asli ketiganya, dengan segala kelebihan masing-masing. Senang sekali akan adanya keterwakilan perempuan sebagai sosok pemimpin yang berani bersuara agar perempuan dapat maju dan meraih segala hak dalam penegakan kesetaraan gender khususnya di Jawa Timur.

    BalasHapus
  8. Sayang nih emak'e arek-arek alias Bu Risma kalah padahal di Surabaya populer banget. Ya namanya kontestasi, ada yang menang ada yang kalah. Semangat untuk orang Jawa Timur.

    BalasHapus
  9. Ketiga calon Gubernur adalah perempuan-perempuan hebat sih. Masing-masing sudah menunjukkan geliatnya dalam memimpin. Semoga Jatim lebih baik ke depannya.

    BalasHapus
  10. Aku baru ngeh ternyata keterlibatan perempuan di Pilkada Jawa Timur masih menghadapi banyak tantangan. Kadang kita suka nggak sadar kalau representasi perempuan di politik itu penting banget buat memperjuangkan isu-isu yang relate sama kehidupan sehari-hari. Salut sama tulisannya yang ngangkat perspektif ini, jadi makin sadar kalau kita juga punya peran buat dukung perubahan ini. Thanks for sharing, Mbak!

    BalasHapus
  11. Siapapun yang terpilih, yakin dan optimis masalah perempuan di Jawa Timur akan menjadi fokus utama. Semoga Jawa Timur bisa menjadi pioneer untuk kebijakan baik mengenai masalah-masalah seputar perempuan yang seringkali mengalami ketimpangan.

    BalasHapus
  12. Keren banget Jatim bikin gebrakan di Pilkada 2024 ini! Salut banget sama ketiga Srikandi yang berani maju dan punya rekam jejak mumpuni. Nggak cuma jadi sejarah, tapi juga inspirasi besar buat kita semua, khususnya perempuan. Semoga siapapun yang terpilih nanti, tetap konsisten memperjuangkan isu-isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan ya. Kalau mereka bisa bersinergi walaupun beda jalur, wah, masa depan perempuan di Jatim bakal makin cerah.

    BalasHapus