Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka merupakan generasi yang sangat terhubung dengan teknologi digital. Sebagaimana yang dirasakan oleh Muhammad Aria Yusuf, pemuda asal Jakarta ini menggunakan teknologi digital untuk membantu para petani. Melalui platform yang digagasnya, InacomID, Aria mengajak petani lokal go global. Petani bisa menjual hasil pertaniannya ke luar negeri, menjadi eksportir. Ini yang membuatnya menjadi salah satu pemenang SATU Indonesia Awards tahun 2020.
SATU Indonesia Awards adalah Apresiasi Astra bagi Anak Bangsa yang telah berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi. Sebuah apresiasi dari PT. Astra International, Tbk.
Berawal dari Mirisnya Nasib Petani Kelapa
Inacom.id adalah platform yang dikembangkan Aria bersama empat temannya. Pendiri InacomID terdiri dari seorang pengusaha logistik, mantan pegawai bea cukai, penjual hasil tani, dan ahli teknologi informatika (IT).
Platform ini berawal dari keprihatinan atas nasib petani kelapa. Pada tahun 2017, para penggagas Inacom.id melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh para petani kelapa terkait kondisi harga komoditas tersebut di lapangan.
Setelah berkeliling Sumatera, mereka mengetahui bahwa harga di tingkat petani sangat rendah, sementara para founder mengetahui bahwa harga kelapa sangat tinggi di tingkat pasar baik untuk pabrik hingga end user.
Setelah melalui observasi yang mendalam, Aria dan teman-temannya tahu bahwa semua ini terjadi karena permainan para tengkulak.
Ini membuat kelimanya berpikir untuk membentuk sebuah startup yang bisa menghubungkan petani secara langsung dengan para pembeli, baik di tingkat lokal maupun global.
Dari sinilah muncul InacomID. Platform agritech ini menjadi penghubung petani dengan para buyer. Lewat platform ini pula dapat diketahui harga dan daya jual petani sehingga dapat menaikkan harga di tingkat petani.
Inacom.id, Dorong Kesejahteraan Petani Kelapa
Inacom adalah singkatan dari Indonesian Agriculture and Commodities. Aplikasi InacomID ini hadir sebagai solusi untuk menghubungkan para petani, pemilik lahan, usaha kecil mikro dengan pasar lokal dan global.
Ini sebagai jalan keluar agar petani tidak menjadi permainan para tengkulak saja. Namun, pada awal kemunculannya, Inacom juga menjalin kerjasama dengan tengkulak. Tengkulak yang memiliki kelapa juga boleh menjualnya di platform ini. Hal ini untuk menghindari gesekan antara petani dan tengkulak di lapangan.
Tidaknya menghubungkan petani dengan pasar secara langsung, demi meningkatkan kesejahteraan petani, Inacom juga memberikan edukasi.
Petani diedukasi bagaimana cara menanam yang modern. Sebab, selama ini petani masih menggunakan cara menanam tradisional. Hal ini mempengaruhi kualitas kelapa yang dihasilkan.
Sebaliknya, jika dengan metode menanam modern, kualitas kelapa meningkat. Pada akhirnya, hal ini juga meningkatkan harga jual kelapa.
InacomID juga mengedukasi petani agar tidak menjual kepada tengkulak dengan harga murah untuk barang berkualitas. Berkat edukasi ini, terjadilah peningkatan daya tawar komoditi para petani. Sebelumnya, para petani di Tembilahan dan Indragiri Hilir, Riau, hanya memperoleh Rp 400-1.300 per kilogram. Kini, petani bisa menjual hasil panennya kepada InacomID sampai Rp 750-2.100 per kilogram.
Semua yang dilakukan oleh Inacom ini tentu saja meningkatkan kesejahteraan petani. Kerja keras mereka dalam menanam kelapa, dihargai secara layak. Mereka pun menjadi petani yang cerdas dan memiliki daya tawar.
Inacom.ID Terus Dorong Petani Lokal Go Global
Sejak kemunculannya hingga kini, Inacom terus bergerak mendorong petani untuk menjadi eksportir. Bahkan, rencana kedepan Inacom nanti petani bisa menembus pasar ekspor secara mandiri.
Daerah pendampingan Inacom pun terus meluas. Daerah binaan Inacom meliputi Tembilahan, Indragiri Hilir, Tanjung Jabung Timur, Lampung Selatan, Surabaya, Buton Utara, dan Donggala.
Tidak hanya mendorong petani untuk ekspor kelapa, InacomID juga memberdayakan petani menjual hasil olahan kelapa. Seperti yang kita tahu, Kelapa bisa diolah menjadi beberapa komoditas yang juga laku di pasaran. Produk olahan kelapa seperti nata de coco, sirup cocopandan, selai, minyak goreng, sabun bahkan virgin coconut oil dan biodiesel juga memiliki pasar tersendiri.
Angka ekspor kelapa petani dampingi Inacom pun terus meningkat. Rata-rata ekspor secara umum per bulan sebanyak 400 ton gabungan kelapa, kopra putih, dan lainnya dengan demand 4000 ton. Negara tujuan ekspor yang dicover Inacom.id seperti Belanda, Dubai, Pakistan, Afghanistan, Malaysia, Thailand, dan India.
Kehadiran Inacom sangat membantu para petani kelapa. Mereka kini bisa menjual hasil panennya dengan layak. Menghasilkan kelapa berkualitas yang laku di pasaran global. Kolaborasi Inacom dan petani ini terbukti meningkatkan kesejahteraan bersama.
Sejalan dengan tema SATU Indonesia Awards tahun ini. Aria Yusuf dan InacomID bersama berkarya berkelanjutan mendorong petani lokal go global.
Referensi :
https://www.instagram.com/inacom.id?igsh=MTZndzN6b2tobDJmdQ==
https://bisip.bsip.pertanian.go.id/berita/menilik-potensi-ekspor-kelapa-bulat-dan-produk-turunannya#:~:text=Selain%20bungkil%20kelapa%20dan%20kopra,batok%2C%20hingga%20nata%20de%20coco.
https://binamuda.id/muhammad-xaria-yusuf-dan-inacomid-meningkatkan-kesejahteraan-petani-lewat-teknologi-digital/
https://online.fliphtml5.com/lsnfk/mnlc/#p=139
Tidak ada komentar
Posting Komentar