Urban Farming, telah menjadi konsep agrikultur yang marak dilakukan saat ini. Sistem pertanian ini dianggap sebagai solusi masyarakat kota dalam memenuhi ketahanan pangan. Inilah yang mendorong Vania Febriyantie menginisiasi Seni Tani. Seni Tani adalah sebuah kelompok tani milenial yang menerapkan urban farming dengan metode advance payment.
Ancaman Ketahanan Pangan Saat Pandemi
Langkah Vania dalam menginisiasi Seni Tani bermula saat terjadinya pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu. Kala itu, pandemi membuat suplai bahan makanan termasuk sayur-sayuran terhambat. Pengiriman dari luar kota terhambat peraturan PSPB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagai upaya lanjutan dari pencegahan merebaknya wabah pandemi Covid-19. Ditambah lagi, adanya panic buying di kalangan masyarakat. Banyak orang memborong sayur-sayuran di pasar maupun supermarket.
Tentu ini menjadi sebuah ancaman ketahanan pangan. Kota Bandung bukanlah daerah penghasil sayuran. Sebanyak 96% kebutuhan sayuran di kota Bandung dipasok dari luar kota.
Bersama komunitas 1000 kebun, Vania menggagas Seni Tani. Gerakan urban farming dengan sistem advance payment.
Seni Tani memanfaatkan lahan tidur di sekitar untuk ditanami sayur-sayuran yang bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat.
Seni Tani Ajak Anak Muda Bertani Tanpa Merusak
Seni Tani untuk membangun sebuah pertanian kota dengan memanfaatkan lahan terbengkalai milik pemerintah setempat. Melihat banyaknya lahan tidur milik pemerintah kota, seperti salah satunya di daerah Menara saluran udara tegangan tinggi (SUTT). Seni Tani mengubah lahan yang penuh sampah dengan menjadikannya kebun pangan.
Kepada radio Idola, Vania mengatakan, ”Bertani tidak boleh mencemari, dan harus berkesinambungan,”tutur Vania.
Oleh karena itu, Seni Tani tidak menggunakan pupuk anorganik. Mereka menggunakan pupuk kompos yang dibuat dengan mekanisme organik. Bersama-sama dengan para relawan, anggota Seni Tani membuat juga pupuk, eco-enzyme, dan lainnya.
Seni Tani memiliki dua buah area lahan yang digarap. Satu lahan disebut juga kebun komunal. Area kebun komunal ini merupakan area yang terbuka untuk umum yakni masyarakat dan sukarelawan.
Area kebun Komunal tersebut, dibuka untuk umum pada Minggu pagi dengan kegiatan utama tak hanya berkebun, namu juga membuat pupuk organik, eco enzyme serta kegiatan lainnya. Ada pula area kebun produksi, yang merupakan area khusus untuk menanam sayur-sayuran untuk didistribusikan dengan sistem advance payment.
Urban Farming dengan Sistem Advance Payment
Ketika menjalankan Seni Tani ini, Vania mulai memutar otak. Bagaimana kegiatan yang digagasnya ini juga bisa memiliki nilai ekonomi. Bagaimanapun, bertani membutuhkan modal. Akhirnya, dipilihlah sistem advance payment atau disebut juga community-supported agriculture (CSA).
Keanggotaan Seni Tani meliputi 5 orang anggota inti serta 99 relawan, yang dibangun dengan sistem bisnis sosial. Secara rinci, CSA adalah kegiatan bertani yang bersumber dari biaya berlangganan pada awal musim tanam bagi anggotanya.
Dari biaya tersebut, Seni Tani mampu memanfaatkannya untuk kegiatan berkebun para petani. Untuk hasil pertaniannya sendiri, akan dibagikan Ketika masa panen tiba, yakni dengan rentang waktu seminggu sekali.
Di setiap bulannya, Seni Tani membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin mendukung Gerakan pertanian kota, sekaligus akan mendapatkan hasil panen yang telah ditanam dengan pembagian yang inklusif.
Dorong Munculnya Petani Muda
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, ada misi lain yang ingin diangkat Vania lewat Seni Tani ini. Vania ingin semakin banyak anak muda yang berminat di bidang pertanian.
Sistem urban farming bisa menjadi salah satu metode bertani yang cocok untuk anak muda. Urban farming ini juga bisa menjadi karir yang menjanjikan, lho.
Semakin banyak orang yang berminat pada sayuran organik, membuat sistem urban farming ini layak dilirik oleh kaum muda.
Vania ingin, Seni Tani bisa mendorong munculnya petani muda. Tentu ini akan membuat masa depan pertanian Indonesia menjadi cerah. Ketahanan pangan pun dapat diraih.
Meraih SATU Indonesia Awards
Kegigihan Vania mengembangkan Seni Tani mendapatkan apresiasi dari PT. Astra International, Tbk. Vania meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 kategori khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
SATU Indonesia Awards adalah Apresiasi Astra bagi Anak Bangsa yang telah berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi. Vania meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 kategori khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi Vania. Dia semakin semangat mengembangkan Seni Tani. Membuat Seni Tani semakin meluaskan manfaatnya bagi masyarakat. Bersama berkarya mendorong pertanian berkelanjutan.
Referensi
https://www.radioidola.com/2022/mengenal-vania-febriyantie-inisiator-seni-tani-dari-bandung/
https://hearthis.at/radioidolasmg/2022-02-09-ngobrol-bareng-vania-febriyantie/
https://www.instagram.com/kamisenitani?igsh=ZHhhcHR1bjh3Ymh4
Tidak ada komentar
Posting Komentar