Halo, teman deestories..
Sesuai janji, nih! Sekarang saya akan menulis tentang lelaki tidak bercerita.
Jadi, setelah viral postingan perempuan tidak bercerita, muncullah postingan lelaki tidak bercerita.
Lelaki tidak bercerita, tapi tiba-tiba bengong di kursi mini market
Lelaki tidak bercerita, tapi tiba-tiba rambutnya rontok
Lelaki tidak bercerita, tapi tiba-tiba menatap wajah pasangannya saat tidur
Lelaki tidak bercerita, tapi tiba-tiba bongkar mobil
Dan masih banyak yang lainnya. Konten seperti ini menimbulkan misleading dan merupakan contoh dari toxic masculinity. Di mana akhirnya akan menyengsarakan lelaki dan membebani perempuan.
Apa Itu Toxic Masculinity?
Toxic masculinity merujuk pada ekspektasi sosial terhadap maskulinitas yang menekan individu untuk bertindak sesuai stereotip tertentu, seperti selalu menunjukkan kekuatan fisik, bersikap dominan, dan menekan emosi. Dalam konteks ini, lelaki dianggap lemah jika mereka berbicara tentang perasaan, meminta bantuan, atau mengakui kelemahan.
Hal ini tidak hanya merugikan lelaki itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan pasangan.
Dampak Lelaki Tidak Bercerita
Sama seperti perempuan tidak bercerita, saat lelaki tidak bercerita, tentu akan memberikan dampak yang signifikan, seperti :
1. Mengancam kesehatan mental
Ketika lelaki tidak berbicara tentang emosi mereka, stres dan beban pikiran dapat menumpuk. Hal ini berisiko menyebabkan depresi, kecemasan, atau bahkan tindakan ekstrim seperti bunuh diri. Menurut data WHO, tingkat bunuh diri pada lelaki cenderung lebih tinggi daripada perempuan, salah satu alasannya adalah kurangnya akses atau keberanian untuk berbicara tentang masalah emosional.
2. Hubungan yang tidak sehat
Ketidakmampuan lelaki untuk membuka diri sering kali menciptakan jarak emosional dalam hubungan mereka. Pasangan, keluarga, atau teman mungkin merasa sulit untuk memahami apa yang mereka rasakan, yang akhirnya mengganggu keintiman emosional.
3. Lingkungan sosial yang kurang empati
Budaya diam ini memperkuat siklus di mana lelaki muda belajar bahwa berbicara tentang emosi adalah tabu. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung ekspresi perasaan, yang pada akhirnya merugikan komunitas secara keseluruhan.
Mengapa Lelaki Harus Bercerita?
Dampak lelaki tidak bercerita, nyatanya tak hanya merugikan lelaki itu sendiri. Tetapi juga merugikan perempuan bahkan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, lelaki harus bercerita, agar:
1. Membebaskan diri dari beban emosional
Berbicara atau bercerita tentang masalah adalah cara yang efektif untuk meredakan tekanan. Ini memungkinkan individu untuk melihat situasi dengan perspektif baru dan merasa didukung oleh orang lain.
2. Mencontohkan kepada generasi berikutnya
Ketika lelaki berbicara tentang emosi mereka, mereka menunjukkan kepada anak-anak dan generasi muda bahwa menjadi rentan adalah bagian dari kemanusiaan, bukan kelemahan.
3. Membangun hubungan yang lebih sehat
Membuka diri memungkinkan keintiman emosional yang lebih dalam dalam hubungan. Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan orang-orang terdekat.
Cara Mendukung Agar Lelaki Mau Bercerita
Tentu saja, mengajak lelaki untuk bercerita itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, ditengah mengakarnya budaya patriarki dan toxic masculinity ini. Namun, bukan berarti tidak bisa. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendukung agar lelaki mau bercerita.
1. Edukasi tentang maskulinitas yang sehat
Masyarakat perlu menyadari bahwa lelaki tidak harus mematuhi standar maskulinitas yang merugikan. Maskulinitas yang sehat mencakup kemampuan untuk berbicara, menunjukkan empati, dan meminta bantuan.
2. Memberikan ruang untuk lelaki bercerita
Kita perlu menciptakan ruang aman di mana lelaki merasa nyaman untuk berbagi tanpa takut dihakimi. Ruang ini bisa berupa teman, keluarga, atau bahkan komunitas yang mendukung kesehatan mental.
Baca Juga : Pillow Talk, Obrolan Menjelang Tidur yang Bisa Membuat Rumah Tangga Harmonis
3. Merayakan emosi lelaki
Ketika seorang lelaki berbicara tentang perasaan mereka, jangan remehkan atau merendahkan. Sebaliknya, berikan dukungan dan apresiasi karena mereka telah menunjukkan keberanian.
Lelaki Harus Bercerita, Agar Tidak Tinggal Cerita
Sudah ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dampak lelaki tidak bercerita itu buruk sekali.
Maka dari itu, lelaki berceritalah. Jangan menahan dan memendam emosi seorang diri. Jangan merasa sok kuat, sok hebat, seolah bisa melewati semuanya seorang diri.
Baca Juga : Perempuan Tidak Bercerita
Bercerita bukan tanda dirimu lemah. Bercerita bukan tanda dirimu bodoh. Bercerita bukan tanda dirimu gagal.
Bercerita itu sederhana, menyadarkan bahwa lelaki juga manusia. Manusia yang punya permasalahan, keterbatasan, dan emosi.
Jadi, lelaki berceritalah, sebelum kamu tinggal cerita!
Mmmm katanya pasutri kalo udah bercerita dari hati ke hati ujung2nya malah berantem mba hehe
BalasHapusBiasanya laki-laki identik dengan kalem dan cool gitu ya. Kalau ada yang suka cerita kelihatan kurang maskulin. Padahal, saat memasuki pernikahan atau usia matang, sepertinya perempuan juga merasa kesepian jika punya pasangan yang sulit sekali bicara. Hiks
BalasHapusBener2 merusak mental memang ya, sudah pernah kejadian hingga akhirnya berakhir di Psikiater & konsumsi obat..
BalasHapusSebagai laki-laki, memang tidak semua bisa diceritakan, tapi banyak yang bisa diceritakan. Berbagi cerita dengan pasangan itu bagus banget ya, bercerita di blog juga boleh tuh. Jadi betul banget nih, lelaki tidak bercerita itu stereotipe dari konten kreator aja, karena masih banyak laki-laki yang mau bercerita, tapi biasanya pilihan, masalah tertentu saja yang bisa diceritakan.
BalasHapusBercerita bukan berarti memperlihatkan kelemahan. Bercerita lebih kepada menjaga komunikasi. Hubungan yang harmonis tidak hanya dibantu oleh kesetiaan dan komitmen, tapi juga komunikasi yang baik
BalasHapusaku baru tahu mbak konten perempuan tidak bercerita itu. tapi aku jadi ingat nih satu waktu pas aku pulang ke rumah tahu-tahu pintu rumah kami sudah pindah posisi ah kesal deh suami bisa-bisanya mindah pintu tanpa bilang dulu.
BalasHapusEntah doktrin dari mana awal-awalnya ya, kenapa lelaki yang bercerita dianggap lemah. Padahal bercerita bisa mengungkapkan pendapat, ide, atau bahkan sebuah solusi. Gak ujug-ujug dilakukan.
BalasHapusHubungan yang baik tentu saja adda ketika komunikasi yg baik pula.
Memang gak semuanya mungkin akan ditumpahkan, tapi setidaknya ide, usul, atau mungkin masalah, sebaiknya dibicarakan berdua dg pasangan.
Gak hanya perempuan ana ya yang perlu bercerita, pria pun juga perlu, biar komunikasi dapat terjalin lebih baik
BalasHapusLelaki pun butuh bercerita, butuh berekspresi dengan kata - kata yah, jangan sampai laki - laki dianggap kuat sehingga harus selalu diam memendam perasaannya.
BalasHapusSemoga para lelaki selalu bisa menemukan tempat atau ruang bercerita ya. Jika sulit mengadu pada manusia, yakin selalu ada Sang Maha Mendengar yang senantiasa tahu isi hati dan pikiran kita. Dan bagi para istri, pasangan para lelaki yang sudah menikah, semoga juga bisa membantu menjadi tempat bercerita yang baik bagi mereka.
BalasHapusLelaki tidak bercerita mungkin terjadi pada sebagian besar orang tapi ada juga sebaliknya. Lelaki suka nyetatus, pasang story banyak juga biar dapat validasi juga ada . Kayanya tergantung tipe orangnya, baik laki-laki atau pun perempuan sih menurut saya.
BalasHapusSuamiku banget, tipe Lelaki tidak bercerita.
BalasHapusKayanya dia sering bilang kalau gak pingin akunya jadi kepikiran. Apalagi masalah kantor.
Jadi sungguhan kebiasaan ini gak bisa aku dobrak sama sekali.
Dulu, berasaaa banget gak dihargai.
Eh, lama-lamaa.. bismillah.. didoakan aja yang terbaik.
Semoga kalau ada masalah, segera tuntas.
Semoga kalau ada halangan, segera hilang.
Aamiin~
Sebenernya siapapun laki-laki perempuan butub bercerita, memgeluarkan beban di hati soalnya hidup lumayan sulit hari ini hehe
BalasHapus