Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Peran Ayah dalam Mendidik Anak Perempuan Usia Baligh

 



Peran Ayah dalam Mendidik Anak Perempuan Usia Baligh

Waktu terasa cepat berlalu, si sulung kini berusia 11 tahun. Dia pun sudah mendapatkan menstruasi pertamanya. Saat si sulung sudah baligh seperti ini, saya semakin membutuhkan bantuan suami dalam mendidiknya. Bahkan, di usia baligh seperti ini, justru peran suami sangat besar dalam mendidik si sulung. Peran ayah dalam mendidik anak perempuan usia baligh akan menjadi cerita saya hari ini. 

Menumbuhkan Fitrah Seksualitas

Sebelum bercerita tentang bagaimana peran ayah dalam mendidik anak perempuan usia baligh, saya mau bercerita dulu tentang fitrah seksualitas. Sebagai penganut pendidikan berbasis fitrah, saya dan suami ingin anak-anak tumbuh sesuai fitrahnya, termasuk fitrah seksualitas. 

Menurut ustadz Harry Santosa, fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati.

Adapun Ibu Elly Risman menjelaskan fitrah seksualitas sebagai totalitas kepribadian seseorang yang mencakup cara berpikir, merasa, berkreasi, berbudaya, beragama, serta berinteraksi sosial sesuai dengan seksualitasnya. 

Di usia baligh (10-14 tahun), merupakan puncak perkembangan fitrah seksualitas. Bisa dibilang ini adalah masa-masa kritis dalam perkembangan fitrah seksualitas. 

Usia baligh menjadi tahap peralihan bagaimana anak-anak menjalani masa dewasanya. Anak laki-laki menuju peran laki-laki dewasa dan keayahan. Sedangkan anak perempuan menuju peran perempuan dewasa dan keibuan. 

Menurut pendidikan berbasis fitrah, di usia baligh, anak laki-laki harus lebih dekat dengan ibunya, dan anak perempuan harus lebih dekat dengan ayahnya. 

Anak lelaki harus memahami “bahasa cinta” perempuan lebih dalam, karena kelak dia akan menjadi suami dari seorang perempuan yang juga menjadi ibu bagi anak anaknya.

Anak lelaki yang tidak lekat dengan ibunya pada tahap ini, berpotensi untuk menjadi “playboy”, dan kelak menjadi suami yang berpotensi kasar dan kurang empati.

Baca Juga : Saat Anak Menstruasi, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Oleh Orang Tua

Begitu pula sebaliknya, setelah fitrah seksualitas keperempuanan dari anak perempuan dianggap tuntas bersama ibunya, kini saatnya anak perempuan lebih didekatkan kepada ayahnya, agar dapat memahami lelaki dari cara pandang seorang lelaki.

Anak perempuan harus memahami “bahasa seorang lelaki” secara mendalam, karena kelak dia akan menjadi istri dari seorang lelaki yang juga menjadi ayah dan imam bagi keluarganya.

Anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, secara alamiah memiliki mekanisme bertahan untuk mampu membedakan mata lelaki baik dan mana lelaki buruk dalam kehidupan sosialnya.

Ini menjadi cara orang tua melindungi anak-anak dari perilaku menyimpang. Agar anak tidak terlibat dalam pergaulan bebas dan terhindar dari perilaku LGBT. 

Peran Ayah

Lalu, bagaimana peran yang bisa ayah lakukan dalam mendidik anak perempuan usia baligh? 

Berikut yang bisa ayah lakukan. 

1. Berikan dukungan emosional dan perhatian

Jangan pernah lelah dalam memberikan dukungan emosional dan perhatian pada anak. Ditengah kesibukan ayah dalam mencari nafkah, selalu berikan waktu untuk anak. 

Peluk anak setiap akan berangkat sekolah dan mau tidur. Pelukan ini bisa menjadi bentuk dukungan emosional pada anak. Pelukan dari orang yang disayang akan memicu pelepasan oksitosin yang mampu mengurangi stres dan mengangkat mood.

Perlakukan anak dengan respek yang baik. Ini bisa mencegah anak mencari perhatian dari lawan jenisnya. Dia tidak kekurangan kasih sayang, jadi tidak akan mencari di tempat lain. 

2. Ajarkan anak berpikir logis

Mengajarkan anak untuk berpikir logis adalah salah satu tugas penting ayah. Ayah bisa menjadi contoh bagaimana menjadi pribadi yang logis. 

Ajarkan anak perempuan untuk bisa mengevaluasi permasalahan yang ada berbasis data. Biasakan anak membuat keputusan yang tepat dan logis. 

3. Berikan batasan dalam bergaul

Adalah hal lumrah jika di usia baligh, anak-anak mulai tertarik pada lawan jenis. Namun, tentu saja ketertarikan ini harus dikelola dengan baik. 

Ayah bisa memberikan batasan dalam bergaul dengan lawan jenis. Tanamkan sesuai nilai agama yang dianut. 

Baca Juga : Anak Tanpa Ayah, Sebuah Bom Waktu yang Mengintai

Misalnya, dalam islam, lawan jenis tidak boleh saling bersentuhan bila bukan muhrimnya. 

Bila anak memiliki teman lawan jenis, berikan kesempatan untuk berinteraksi seperlunya. Tidak saling menyentuh, tidak bepergian berdua. Berteman biasa saja, tidak perlu berlebihan. 

4. Berikan contoh hubungan yang sehat dengan pasangan

Anak-anak adalah peniru ulung, mereka lebih mudah meniru apa yang sering dilihatnya. Berikan contoh hubungan yang sehat dengan pasangan. Dengan begitu, anak perempuan akan percaya bahwa laki-laki yang baik itu ada. 

Jadilah laki-laki yang baik, apalagi ayah adalah cinta pertama anak perempuan. 

5. Bertanggung jawab terhadap anak

Last but not least, jadilah ayah yang bertanggung jawab pada anak. Sebagaimana ajaran agama, anak perempuan menjadi tanggung jawab ayahnya sampai sebelum menikah. 

Baca Juga : Ini Dia Pola Asuh Remaja yang Baik

Tanggung jawab disini bukan berarti harus memenuhi setiap keinginan anak. Penghuni setiap kebutuhan anak secukupnya, hindari berlebihan. 

Ajarkan anak untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam menjalani hidupnya. Setelah menikah, anak wajib taat suami. Oleh karena itu, pastikan mendidik anak bisa memilih suami yang sholeh. 

Kesimpulan

Pendidikan anak bukanlah tanggung jawab ibu semata. Ayah punya peran penting dalam mendidik anak. Di usia baligh, ayah punya peran penting dalam menumbuhkan fitrah seksualitas anak. 

Baca Juga : Hadapi Pubertas dengan Pendidikan Fitrah Seksualitas

Jadi, yuk semangat para ayah. Didiklah anak perempuanmu sebaik mungkin. 




5 komentar

  1. Setuju mbak, anak2 yg beranjak dewasa akan lebih membutuhkan sosok Ayah. Perannya sungguh sangat berarti, gak tau apa jadinya sy kalau tanpa Ayah di usia2 remaja ku dulu.

    BalasHapus
  2. Jika seorang ayah berperan maksimal dalam mendidik anak perempuan, insyaallah aak tidak akan sembarang jatuh cinta dalam arti ia akan memilih pasangan selektif mungkin, minimal seperti sosok ayahnya. Semoga anak perempuan kita tidak terbawa arus dengan pergaulan bebas yg kita harus hindari ya ..

    BalasHapus
  3. Setuju banget mbaaa...karena membesarkan anak adalah tanggung jawab kedua orang tua sehingga perlu kerjasama yang baik antara ayah dan ibu. Dari tulisan ini aku juga makin paham pentingnya ayah dalam tumbuh kembang seorang anak perempuan..

    BalasHapus
  4. Pengingat diri saya dan semua ini bahwa Ayah juga punya peran penting dalam mendidik anak. Apalagi di usia baligh mereka, dalam menumbuhkan fitrah seksualitas anak, Ayah mesti berperan penuh di dalamnya.

    BalasHapus
  5. Ayah adalah cinta pertaa anak perempuannya. Ini yang sedang fokus dilakukan suami, karena anak sulung juga seumuran dengan putri sulung mbak. Usia yang rawan-rawannya nih, butuh banyak perhatian.

    BalasHapus