Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Desa Bugisan mungkin masih terdengar asing. Namun, siapa yang tak tahu dengan candi Plaosan? Candi Plaosan adalah salah satu peninggalan budaya Kerajaan Mataram Kuno. Keindahan serta cerita yang melingkupinya inilah yang menjadi daya tarik wisata desa Bugisan. Bahkan, karena ini juga desa Bugisan mendapatkan gelar sebagai desa wisata dan menjadi salah satu Kampung Berseri Astra. 


Kampung Berseri Astra (KBA) merupakan program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra yang di diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program, yakni bidang Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Kesehatan.


Tahun 2022 lalu, Desa Bugisan yang terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah secara resmi terpilih menjadi Kampung Berseri Astra. Sebelum itu, Desa Bugisan masuk ke dalam 50 Besar Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan berhasil meraih Juara Harapan II kategori Digital Kreatif.


Perjalanan Menuju Kampung Berseri Astra


Perjalanan menuju KBA yang ditempuh desa Bugisan tentu tidak mudah. Perjalanan ini bahkan mulai dirintis pada tahun 2016 lalu, cikal bakal pengembangan Bugisan sebagai desa wisata. 


Candi Plaosan memang tidak seterkenal Candi Prambanan. Namun, bangunan candi ini tidak kalah cantik. Apalagi, kisah sejarah yang melingkupinya. 


Romantisme candi kembar



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Candi Plaosan terdiri dari 2 bangunan utama yang disebut Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Plaosan Lor nampak lebih luas dan estetik dengan candi utama yang dikelilingi candi kecil-kecil, relief, dan patung. Di sekitarnya juga ada rumput hijau yang rapi serta batu-batu yang tertata abstrak. Sementara Plaosan Kidul tak terlalu luas, tapi juga menyuguhkan bangunan candi yang memesona.


Candi Plaosan yang juga disebut sebagai candi kembar ini menjadi saksi sejarah bersatunya cinta beda agama. Berdasarkan catatan prasasti Cri Kahulan 842 masehi yang ditulis oleh sejarawan De Capris memaparkan awal mula berdirinya bangunan sejarah ini dimulai saat Ratu Sri Kahulun atau Pramodhawardani yang memeluk agama Budha menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu. Pramodhawardani merupakan putri Raja Samarattungga dari Wangsa Syailendra.


Inilah mengapa corak Candi Plaosan memiliki dua identitas, yakni Hindu dan Budha. Pahatan yang terdapat pada bangunanCandi Plaosan sangat halus dan rinci, mirip dengan yang terdapat di Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari.


Selain keindahannya, pesona lain dari candi ini adalah filosofi yang terkandung di dalamnya. Filosofi keberadaan Candi Plaosan membuat eksistensi candi untuk bangkit bersama Indonesia begitu melekat antara korelasi cinta berbeda agama dan toleransi.


Kisah penyatuan cinta dari Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan, dengan perbedaan agama membuat candi ini menjadi tenar dan menginspirasi tentang romantisme dan toleransi,” kata Rudi, ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Bugisan. 


Berangkat dari keindahan dan kisah romantisme ini, kepala desa Bugisan, Heru Nugroho menggelar festival candi kembar pertama kali pada tahun 2016.


Festival Candi Kembar



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Festival Candi Kembar adalah langkah awal Bugisan berkembang menjadi desa wisata. Festival ini menjadi ajang bagi seniman untuk menunjukkan kreativitasnya. 


Beragam kesenian tradisional ditampilkan dalam festival ini. Diantaranya; karawitan, pring sedapur, gejuk lesung, angklung, wayang millenium, jemparingan, jathilan, serta srandul.



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Festival Candi Kembar ini digelar mulai sore hingga malam hari. Lampion cantik pun menerangi candi dan sekitarnya, membuat suasana makin syahdu dan memikat. 


Sejak saat itu, masyarakat luas mulai mengenal Candi Plaosan atau Candi Kembar. Banyak wisatawan yang datang menikmati keindahan candi. Berfoto ria ataupun sekadar bercengkrama sambil menikmati secangkir kopi. Bahkan, ada juga yang berolahraga bersama. 


Pemanfaatan potensi lokal


Agar lebih banyak wisatawan yang datang, pemerintah desa Bugisan terus berbenah. Memanfaatkan potensi lokal yang ada, warga mengolah pepaya menjadi beragam hidangan yang lezat. 


Pepaya  diolah menjadi aneka camilan yang lezat. Antara lain nugget, manisan, permen, stick, dan puding. Adapun pepaya yang digunakan adalah jenis pepaya California yang sudah tua namun belum masak. 



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Buah pepaya ini adalah salah satu hasil program PKK desa Bugisan. PKK memanfaatkan lahan warga agar ditanami pepaya. Kalau sudah berbuah, tinggal disetorkan ke PKK. Sebuah program pemberdayaan yang menarik dan bernilai ekonomis. 


Tidak hanya membuat olahan pepaya saja, Warga desa Bugisan juga mengolah berbagai kerajinan tangan. Mereka memproduksi alat-alat kesehatan sederhana dari kayu, batik, ecoprint, makanan hasil pertanian, jamu, dan kerajinan lainnya.


Bersama Astra, Desa Bugisan Terus Berkarya Berkelanjutan 



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat


Terpilihnya desa Bugisan sebagai salah satu KBA di tahun 2022 tentu menjadi penyemangat untuk terus berbenah. Bersama Astra, desa Bugisan terus semangat mengembang wilayahnya melalui empat pilar : pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. 


Di bidang pendidikan, didirikan PAUD yang bertujuan memberikan pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Selain itu, desa Bugisan juga terus mengembangkan pendidikan kebudayaan. Di sini terdapat tempat belajar musik jawa, belajar seni kriya ukir batu, belajar membuat jamu khas Desa Wisata Bugisan hingga sekolah aksara jawa. 


Pada bidang kesehatan, fokus pada kesehatan bayi dan balita dengan mengadakan posyandu secara rutin. Desa Bugisan juga terus mengembangkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)  di wilayahnya. 


Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



UMKM Desa Bugisan menjual baju daur ulang sampah. Baju tersebut dibuat dengan memanfaatkan sampah rumah tangga masyarakat yang tidak dapat diurai. Selain itu, UMKM Desa Bugisan juga memproduksi batik eco printing dengan bahan dari alam yang mana sangat ramah lingkungan serta menghasilkan motif alam yang natural. Kedua produk tersebut, dibuat oleh Ibu-Ibu PKK Desa Bugisan dan wisatawan pun dapat ikut mencoba membuatnya.


Tak hanya kedua produk itu, ada satu lagi produk, yakni alat musik asli Bugisan yang dibuat oleh Ki Sutikno menggunakan bahan utama pohon bambu atau pring sedapur.


Di bidang lingkungan, desa Bugisan memiliki Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPSR3). Ada 2.5 ton sampah dalam satu hari yang berasal dari 500 kepala keluarga di Desa Bugisan. Selanjutnya sampah dipilah dan didaur ulang khusus untuk sampah yg bisa dimanfaatkan. TPS ini bahkan bisa menyumbang Rp. 2 juta per bulan untuk kas desa. Luar biasa. 



Desa Bugisan, Kampung Berseri Astra yang Memikat



Bersama Astra, desa Bugisan terus berkarya menjadi desa wisata yang memikat. Melestarikan tradisi sekaligus memberdayakan masyarakatnya secara berkelanjutan. 


Referensi


https://www.instagram.com/desawisatabugisan/


https://soloraya.solopos.com/sebelum-sidowarno-bugisan-klaten-lebih-dulu-jadi-desa-wisata-terbaik-adwi-2022-1581654


https://timlo.net/baca/68719780296/pesona-keindahan-candi-plaosan-di-desa-wisata-bugisan-simbol-toleransi-beragama/4/


https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/bugisan


https://www.kompas.tv/regional/359762/bugisan-desa-berseri-astra-yang-memanfaatkan-romantisme-candi-plaosan?page=all



https://jatengpos.co.id/pesona-potensi-desa-bugisan-dilirik-astra-internasional-kisah-romantisme-candi-kembar-plaosan-hingga-kecintaan-warga-usung-desa-wisata/rita/


Tidak ada komentar

Posting Komentar