Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Anak Ingin Jadi Polyglot? Berikut Tips Membimbingnya!

 

Anak Ingin Jadi Polyglot? Berikut Tips Membimbingnya!


Aku mau jadi polyglot! 


Itu adalah ucapan si sulung beberapa waktu lalu. Di tengah kegalauan saya mencari minat dan bakatnya, dia mantap memutuskan. Dia ingin belajar banyak bahasa. Sejauh ini, minatnya terhadap bahasa memang cukup besar. Dia dengan sukarela mengikuti kursus bahasa Inggris dan Jepang. Lalu belajar secara otodidak bahasa Filipina, Rusia, dan Perancis. Memiliki anak yang suka belajar bahasa tentu menjadi anugerah tersendiri. Kemampuan berbahasa asing menjadi jalan baginya di era global seperti saat ini. Tentu saja saya akan memberikan dukungan penuh. 


Mengenal Polyglot


Polyglot adalah sebutan untuk orang yang bisa menguasai banyak bahasa. Bukan cuma dua bahasa, tapi tiga, empat, lima, bahkan lebih. Kata polyglot sendiri berasal dari kata Yunani “polus” yang berarti “banyak” dan “glotis” yang berarti “lidah” atau “bahasa”.


Banyak tokoh-tokoh terkenal di dunia disebut sebagai polyglot, salah satunya yakni Emil Krebs, seorang tokoh diplomat dari Jerman (1867-1930) yang menguasai aktif dan pasif lebih dari 68 bahasa.


Di Indonesia, ada Ir. Soekarno yang menguasai sepuluh bahasa sekaligus loh, yaitu Bahasa Jawa, Bali, Sunda, Indonesia, Belanda, Jerman, Inggris, Prancis, Jepang, dan Arab.


Manfaat Menjadi Polyglot


Saat tahu si sulung ingin menjadi seorang polyglot, saya senang dan menyambut baik cita-citanya ini. Sebab, menjadi seorang polyglot memiliki banyak manfaat, seperti;


Membuka kesempatan lebih luas dalam pendidikan dan pekerjaan


Saat memiliki kemampuan berbahasa asing, tentu saja akan memiliki kesempatan yang lebih luas. Tak hanya di negeri sendiri, seorang polyglot bisa mendapatkan kesempatan untuk hidup di negara orang. Baik untuk mengakses pendidikan maupun bekerja. 


Si sulung sangat suka dengan anime. Bisa belajar tentang anime di negeri asalnya, juga menjadi salah satu cita-citanya. Inilah yang mendorong dia giat belajar bahasa Jepang selama setahun terakhir ini. 


Anak Ingin Jadi Polyglot? Berikut Tips Membimbingnya!



Terhindar dari alzheimer


Penelitian menunjukkan bahwa menjadi polyglot bisa meningkatkan kecerdasan, menjaga ketajaman pikiran, dan meminimalisir kemungkinan terkena Alzheimer. Mempelajari beberapa bahasa sebenarnya bisa jadi Latihan yang bagus untuk otak karena bisa meningkatkan massa otak dan meningkatkan daya ingat.


Memiliki pemahaman budaya yang luas


Saat memiliki kemampuan bahasa asing, memberikan kesempatan luas untuk lebih memahami kebudayaan lain. Semakin banyak bahasa asing yang dikuasai, semakin banyak pula pengetahuan kebudayaan yang didapat. Kemampuan berbahasa ini menjadi pintu dalam mempelajari budaya lain melalui berbagai produknya, seperti film, buku, musik, hingga karya ilmiah. 


Mendukung pertumbuhan pribadi


Perjalanan dalam belajar bahasa adalah salah satu perjalanan dalam menemukan jati diri alias self-discovery. Hal ini membangun kepercayaan diri, ketekunan, dan rasa pencapaian yang akan memperkaya pengembangan pribadi. 


Mendukung Anak Menjadi Polyglot


Sebagai orang tua, tentu saya ingin mendukung impian anak, termasuk menjadi polyglot. Berikut beberapa cara yang saya lakukan untuk mendukung anak menjadi polyglot. 


Menyediakan sumber belajar yang tepat


Hal pertama yang saya lakukan untuk mendukung anak menjadi polyglot adalah menyediakan sumber belajar yang tepat. Si sulung saat ini mengikuti dua kursus bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Jepang. 


Baca Juga : Serunya Kursus Bahasa Inggris Online di TBI Kelapa Gading


Selain melalui kursus, dia juga belajar secara otodidak. Saya memberinya akses berlangganan Reading Eggs untuk mempertajam kemampuan bahasa Inggrisnya. Memberinya kesempatan menonton anime untuk memperdalam bahasa Jepang. 


Anak Ingin Jadi Polyglot? Berikut Tips Membimbingnya!



Selain itu, dia juga mendapatkan akses aplikasi Duolingo untuk belajar bahasa asing lainnya. 


Kebetulan, si sulung ini orangnya audiovisual. Jadi, dia akan mudah belajar dengan tontonan interaktif yang menarik. 


Saya juga memberikannya buku-buku yang mendukung. Baik buku belajar bahasa maupun buku cerita berbahasa asing. 


Mengajak anak berlatih secara rutin


Belajar bahasa membutuhkan latihan yang konsisten. Saya mencoba untuk memasukkan kegiatan belajar bahasa ke dalam rutinitas harian anak, meskipun hanya beberapa menit setiap hari. Misalnya, mengajak anak menonton film atau mendengarkan musik dalam bahasa yang sedang dipelajarinya. Dengan cara ini, anak akan terbiasa mendengar dan memahami kosakata serta struktur kalimat baru.


Beri penghargaan atas setiap pencapaian


Mempelajari bahasa baru bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pujian dan dukungan atas setiap pencapaian anak, sekecil apa pun itu. Hal ini akan menjaga semangatnya tetap tinggi dan membuatnya semakin antusias belajar. 


Seperti saat dia berhasil ujian naik level bahasa, saya mengapresiasi dengan baik. Dia jadi semakin semangat belajar bahasa. 


Menyediakan lingkungan yang multibahasa


Saya juga mencoba menciptakan lingkungan yang kaya dengan berbagai bahasa. Salah satu caranya dengan memperkenalkan anak pada buku, film, dan acara televisi dalam bahasa yang berbeda. 


Baca Juga : Kosa Kata Drama Korea yang Sering Dipakai dalam Kehidupan Sehari-Hari


Selain itu, mencoba berbicara dalam bahasa asing di rumah juga bisa membantu anak lebih terbiasa.


Mengenalkan budaya di balik bahasa


Bahasa dan budaya tidak bisa dipisahkan. Saya pun mengajak anak untuk memahami budaya dari setiap bahasa yang dipelajarinya. Misalnya, memperkenalkan makanan khas, festival, atau tradisi unik dari negara-negara dengan bahasa tersebut. Dengan mengenal budaya, anak akan semakin tertarik dan memiliki koneksi yang lebih kuat dengan bahasa tersebut.


Sabar dan tidak memaksa


Setiap anak memiliki ritme belajar yang berbeda. Ada yang cepat menguasai, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Yang terpenting adalah menjaga agar proses belajar tetap menyenangkan dan tidak penuh tekanan. Berusaha untuk tidak memaksa anak untuk menguasai bahasa tertentu dalam waktu singkat, karena hal itu bisa membuatnya merasa terbebani.


Kesimpulan


Mendukung anak untuk menjadi polyglot memerlukan kesabaran, kreativitas, dan dukungan berkelanjutan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak mewujudkan impiannya menjadi seorang polyglot. Selain itu, kemampuan berbahasa yang luas akan membuka banyak peluang dan memperkaya wawasan anak dalam berbagai aspek kehidupan. 


Baca Juga : Menikmati Kokeshi Jatim Japan Matsuri, Festival Jepang Pertama di Surabaya


Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menjadi bentuk dukungan yang berarti bagi anak. Semoga dia bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang polyglot


Amin… 




22 komentar

  1. Semangat buat si sulung dan orangtua yang mendukungnya. Memang belajar banyak bahasa bangyak manfaatnya. Menjadi polygot itu enggak semua orang bisa, ini juga sebuah talenta. Suamiku termasuk hobi belajar bahasa. Dia bisa bahasa Jawa (yang bisa banget sampai punya kamus dan nulis blog bahasa & tulisan Jawa), karena pernah tingal di Bengkulu dan Medan paham bahasa Bengkulu dan Batak, fasih berbahasa Inggris, pasif berbahasa Prancis, dan kini sedang belajar bahasa Arab.
    Anak sulungku yang ngikut Bapaknya, dia lancar berbahasa Inggris, sedang belajar bahasa Jepang dan saat ini bisa berbahasa Prancis karena kuliah di sana.
    Sukses untuk si Sulung ya Mba Dee.

    BalasHapus
  2. menguasai banyak bahasa itu pastinya ada banyak manfaat yang didapat ya, mbak. keren banget kalau lihat anak-anak yang sudah jago bahasa inggris dari kecil dan tentunya itu juga tak terlepas dari peran orang tua yang selalu mendukung bakat dan minat mereka

    BalasHapus
  3. Anak sulungku juga gini mbak. Katanya pengen belajar bahasa inggris, arab dan jepang. Semoga aja kami bisa mendukung keinginannya ini.

    BalasHapus
  4. Duuuuh setuju sangaaat dengan ini. Seneng sih sbnrnya kalo bakat anak itu udh ketahuan sejak dini. Jadi bisa lebih diasah. Anakku yg pertama juga berbakat bahasa. Dia belajar BHS inggris sendiri, skr ini lagi belajar Jerman dan Jepang.

    Walo di pelajaran lain dia agak lemah, tp aku support kemampuan dia belajar bahasa . Pengen juga nanti masukin dia ke les mba, supaya makin bagus dan terarah.

    Menguasai banyak bahasa ini sbnrnya impianku. Krn dulu aku pengen banget bisa kerja di luar negeri 😄. Semoga nanti bisa diteruskan oleh si kakak.

    BalasHapus
  5. Aku jadi keingetaaan, waktu itu ada yang pernah datang ke rumahku jauh-jauh dari tangeranng. Malem-malem pulak, perkara pengen beli buku bahasa jepang.
    Pas datang, aku heran kok anaknya fasih benerrr bahasa inggris. Ternyata sedari kecil memang sudah selalu diajak conversation inggris, dan sekarang anaknya malah penasaran pengen belajar bahasa jepang wkwkwkwk.

    Akupun pengen ngajarin anakku hal serupa, khususnya bahasa jepang. Tapi pengennya ya belajar bareng. Siapa tau nanti anakku jadi pinter, akunya jadi kerja di jepang hahaha

    BalasHapus
  6. Di Surabaya ada nih klub poliglot. Saya pernah ikutan. Asik banget kegiatannya walau kopdar cuma sebulan sekali. Tapi bisa praktik bahasa asing. Sayangnya waktu itu ada pandemi jadi off. Terus dah gak ikutan sampe sekarang.

    Soalnya bahasa tuh kalau gak kepake bakal lupa. Contohnya aja saya pernah belajar Mandarin, jadi lupa. Cuma.ingt dikitnpas nonton drachin.

    Korea juga. Udah agak lupa kecuali kosakata yang nongol di drakor. Hahaha.

    Palingan yang sering kepake itu bahasa Inggris.

    BalasHapus
  7. Wah reminder juga nih buat Umma yang belum tahu minat bakat anaknya di bidang apa. Semoga terwujud cita cita mereka ya mbak

    BalasHapus
  8. MasyaAllah ....saya tuh selalu kagum sama orang-orang Polyglot keren banget deh pokoknya.
    Baru tahu saya mba...kalau belajar bahasa bisa terhindar dari penyakit Alzheimer.

    BalasHapus
  9. masyaallah kerennya, polyglot ini keren le, bisa mengingat banyak kosakata dalam berbagai bahasa, tapi memang harus dipraktikkan terus agar tidak lupa

    BalasHapus
  10. Mengenalkan budaya di balik bahasa sepertinya memang lebih cepat ya buat mengingatnya, luar biasa sekali punya kesukaan belajar banyak bahasa, akan jadi pribadi yg powerfull dikemudian.

    BalasHapus
  11. Salah satu kesukaan saya nih menonton konten-konten polyglot, seperti Fiki Naki. Rasanya bisa banyak bahasa itu seru dan keren. Komunikasi dengan siapa pun jadi gampang. Belajar bermacam-macam bahasa memang lebih mudah jika dimulai sejak kecil ya. Saat ini saya baru mencoba memanfaatkan aplikasi untuk belajar bahasa lain. Tapi sepertinya jika ingin cepat bisa, perlu belajar lebih serius sih.

    BalasHapus
  12. wuah keren ya
    aku baru tau istilah polygot
    taunya multilanguage wkwk
    semoga tekun yaaa untuk belajar menguasai banyak bahasaaa

    BalasHapus
  13. Artikel Mbak Dian keren banget! Infonya lengkap tentang manfaat jadi polyglot dan tips-tipsnya. Dengan teknologi yang canggih sekarang, anak-anak bisa belajar bahasa asing dengan jauh lebih mudah. Sekolah-sekolah juga sudah punya metode pengajaran yang efektif, jadi kadang nggak perlu ikut kursus tambahan. Pilihan bahasa asing di sekolah sekarang banyak banget—Inggris, Arab, Jepang, Jerman, Mandarin, dan lain-lain.

    Anak bungsuku, misalnya, lancar berbahasa Inggris dan Jepang meski tanpa kursus tambahan. Bulan lalu dia bahkan menang medali emas di olimpiade bahasa Inggris tingkat nasional! Aku sangat bangga karena ternyata, dengan metode belajar yang tepat dan lingkungan yang mendukung, anak-anak bisa jadi jago bahasa tanpa harus belajar di luar sekolah, asalkan ada sarana pendukung yang tepat di rumah dan sekolah.

    BalasHapus
  14. ini yang aku impikan, pengen bisa menguasai bahasa asing lebih dari dua, tapi malah ga kelakon mbak. Mungkin rasa malasnya lebih besar buat belajar, tapi daku penasaran. Akhirnya aku ambil kursus bahasa korea, dan mandarin, selain bahasa inggris tentunya.
    pengennya bisa fasih gitu, apalagi sekarang udah banyak perusahaan yang go internasional dan membutuhkan tenaga kerja yang fasih bahasa tertentu

    BalasHapus
  15. Otw install Duolingo. Saladin juga pengen jadi polygot nih. Dia udah bisa English dan pengen belajar Spanish dan bahasa Rusia juga. Gara2 suka nonton Masha and the bear.

    BalasHapus
  16. Seneng banget sih ya kalau anak polyglot pastinya banyak kesempatan bagus dalam hidup bisa diambil kalau punya kemampuan banyak bahasa. Tapi memang prosesnya tidak mudah dan harus atas kemauan anaknya sendiri supaya lebih mantap hasilnya

    BalasHapus
  17. aduh, aku kepingin banget bisa menguasai berbagai bahasa, tapi selalu deh, semangatnya pas di awal begitu sudah di tengah2, melemah terus jadi lupa. Mesti ada kemauan nih ya, dan semoga anaknya juga semangat deh dalam belajar bahasa asing :)

    BalasHapus
  18. dulu saya punya cita-cita juga menjadi polyglot, sayangnya ternyata setelah belajar 5 bahsa saya suka lupa-lupa entah karena memang jarang digunakan atau bagaimana sepertinya memang jarang praktek sih, semoga kelak anakku nanti bisa menjadi polyglot

    BalasHapus
  19. kebetulan nih, anak sulung lagi seneng-senengnya kepoin bahasa turki setelah jepang karena dia suka komik conan, hehe. meskipun kelihatannya susah, faktanya tidak sedikit ya yang bisa jadi polyglot, nahkan di usia kanak-kanak

    BalasHapus
  20. Masya Allah, takjub dan kagum banget sama mba dan anak. Anak mba sudah bisa memutuskan ia akan menjadi apa kelak dan rupanya bakatnya sudah sangat terlihat jelas nih.

    Pastinga sangat banyak peluang baik untuk seorang polyglot. Semoga prosesnya lancar selalu ya, semakij meningkat kemampuan berbahasa nya. Seneng banget baca artikel ini, ilmu sangat.

    BalasHapus
  21. Sebagai orang tua yang ingin anak-anaknya sukses di masa depan, tips-tips ini sangat membantu. Kemampuan menggunakan berbagai bahasa sekarang banyak diperlukan, selain menjadi syarat bekerja juga bisa jadi soft skill yng dibutuhkan untuk support kerjaan utama. Temenku yang poligot sekarang malah sambilan ngelesin bahasa, nambah cuan

    BalasHapus
  22. Kayanya anak-anak gen alpha ini memang mudah sekali tertarik atau bahasa lainnya kepo dengan bahasa negara lain yaa... Kalau dulu, belajar banyak bahasa cuma bisa melalui kursus, kini uda ada duolingo yang ngebantu banget untuk pengenalan kosa kata dasar.

    Kaka ga tertarik belajar bahasa emaknya, tah Di?
    ((Bakor)) hehehe, kan bisa tandem nonton drakor bareng.

    BalasHapus