Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Pameran Karya sebagai Refleksi Merdeka Belajar


Pameran karya merdeka belajar



Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan menghadiri pameran karya di sekolah anak-anak. Pameran karya menjadi sebuah ajang rutin bagi pelaksanaan merdeka belajar. Pameran karya menjadi sebuah refleksi penerapan merdeka belajar. Di sini, siswa tidak hanya bisa menampilkan hasil belajarnya saja, tetapi juga memiliki kesempatan menunjukkan minat dan bakatnya. 


Pameran Karya sebagai Ajang Apresiasi dan Ekspresi 


Pameran karya merupakan ajang di mana siswa dapat memamerkan hasil kreasi mereka dalam berbagai bidang, seperti seni rupa, teknologi, literasi, maupun ilmu pengetahuan. Pameran ini berfungsi sebagai ruang bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dan ciptakan selama proses pembelajaran.


Pameran karya merdeka belajar



Contohnya, si bungsu memamerkan salah satu hasil belajarnya, membuat tempat sampah botol bekas dari kardus. Karya ini sebagai wujud pemahamannya dalam belajar tentang jenis-jenis sampah. Bahwa sampah ada beberapa jenis dan sangat penting mengelompokkan sampah sesuai jenisnya, agar mudah diolah. 


Pameran karya memberikan ruang ekspresi bebas bagi siswa. Mereka tidak dibatasi oleh format tradisional dalam menampilkan hasil belajar, melainkan diajak untuk mengekspresikan pemahaman mereka secara kreatif. 


Di sini, keberagaman cara berpikir dan pendekatan terhadap pembelajaran mendapat tempat yang layak. Misalnya, si bungsu membuat poster tentang menstruasi pertama sebagai tugas belajarnya menjadi agen edukasi pubertas. 


Baca Juga : Saat Anak Menjadi Agen Edukasi Pubertas


Sedangkan, teman-temannya membuat dalam format yang berbeda. Ada yang dalam bentuk video edukasi, komik, hingga siaran podcast.


Pameran Karya Merefleksikan Merdeka Belajar


Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Nadiem Makarim pada dasarnya memberikan kebebasan kepada guru dan siswa dalam menentukan metode dan materi belajar yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dalam konteks ini, pameran karya bisa dianggap sebagai implementasi nyata dari prinsip tersebut. Pameran karya memungkinkan siswa untuk memilih apa yang ingin mereka tampilkan, bagaimana mereka ingin mengembangkan ide, dan cara terbaik untuk mengomunikasikan hasil karyanya kepada audiens.


Pameran karya merdeka belajar



Saat di pameran karya sekolah anak-anak, saya melihat bagaimana siswa sangat kreatif dalam menunjukkan hasil karyanya. Ada yang berani presentasi langsung, ada yang menampilkan video, ada juga yang membuat kumpulan karya dalam bentuk foto yang ditempel di dinding kelas. 


Keterlibatan aktif siswa dalam pameran karya mencerminkan asas kemandirian dan kreativitas yang menjadi fondasi Merdeka Belajar. Siswa tidak lagi hanya menjadi objek pembelajaran, melainkan subjek yang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Mereka terlibat langsung dalam memilih tema, melakukan penelitian, hingga menyusun strategi presentasi yang menarik. Di sini, siswa dilatih untuk berpikir kritis, mandiri, dan inovatif.


Si sulung dan beberapa temannya ditugaskan sebagai dekorator ruang pameran. Lalu ada juga yang bertugas sebagai sie acara dan mc. Beberapa menjadi sie publikasi. Menurut bu guru, pameran karya yang diadakan diatur sendiri oleh siswa. Menjadi persembahan dari mereka untuk orang tua yang hadir. 


Manfaat Pameran Karya dalam Merdeka Belajar


Pameran karya merdeka belajar



Selain sebagai refleksi pelaksanaan merdeka belajar, pameran karya memiliki banyak manfaat, yaitu;


  1. Meningkatkan Kreativitas: Pameran karya mendorong siswa untuk berpikir di luar batasan kurikulum formal. Mereka didorong untuk mengeksplorasi cara baru dalam menyampaikan ide dan gagasan mereka. 
  2. Mengasah Keterampilan Komunikasi: Ketika siswa mempresentasikan hasil karyanya di depan audiens, mereka belajar bagaimana cara berkomunikasi secara efektif. Ini adalah keterampilan penting yang akan sangat bermanfaat di dunia nyata.
  3. Memupuk Rasa Percaya Diri: Dengan menampilkan hasil karya mereka kepada publik, siswa mendapatkan kesempatan untuk menerima apresiasi dan kritik konstruktif. Hal ini membantu mereka untuk lebih percaya diri dan terbuka terhadap masukan.
  4. Kolaborasi Antara Siswa dan Guru: Melalui proses pameran karya, siswa dan guru dapat berkolaborasi dalam mengembangkan ide. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing, sementara siswa bebas mengeksplorasi potensi diri mereka.

Baca Juga : Mengintip Keseruan Pameran Karya Murid SMM, Kenalkan Budaya Nusa Tenggara


Kesimpulan


Jujur, saya selalu merasa senang dan bangga setiap datang ke pameran karya anak-anak. Menurut saya, pameran karya adalah bentuk konkret dari penerapan konsep Merdeka Belajar yang menekankan pada kebebasan dan kreativitas. Melalui pameran ini, siswa dapat mengekspresikan diri secara bebas, mengembangkan keterampilan penting seperti komunikasi, berpikir kritis, dan percaya diri. 


Baca Juga : Kurikulum Merdeka, Belajar Jadi Menyenangkan dan Bermakna


Di sisi lain, guru memiliki peran sebagai fasilitator yang membantu mengarahkan dan mendukung proses kreatif siswa. Dengan demikian, sinergi antara Merdeka Belajar dan pameran karya menjadi fondasi kuat dalam menciptakan generasi yang inovatif dan mandiri di masa depan.


Bagaimana dengan teman deestories? Share pendapat teman-teman tentang pameran karya di kolom komentar, ya! 


Terima kasih. 


Tidak ada komentar

Posting Komentar