Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Sekolah Negeri vs Sekolah Swasta, Pilih yang mana?

 

Sekolah Negeri vs Sekolah Swasta, Pilih yang mana?




Tahun ajaran baru akan segera dimulai. Pencarian sekolah telah usai. Bagaimana? Apakah anak-anak bisa masuk ke sekolah pilihan? Anak-anak masuk sekolah negeri atau swasta? 


PPDB 


Bulan Juni dan Juli identik dengan kesibukan orang tua dalam mengikuti PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Bagi orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah swasta, mungkin tidak terlalu pusing mengikuti PPDB ini. 


PPDB sekolah swasta biasanya sudah dimulai pada bulan Oktober, jauh sebelum bulan Juli. Pengalaman saya seperti itu. Dua anak saya bersekolah di SD Swasta, saya sudah mendaftarkan sejak akhir tahun sebelumnya. Jadi, saat bulan-bulan tahun ajaran baru seperti ini saya sudah santai. 


Sebaliknya, bagi orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah negeri, tentu harus berjibaku pada bulan-bulan Juni dan Juli. Masuk sekolah negeri saat ini tentu semakin menantang dibandingkan zaman dulu. 


Saat ini, bukan nilai ujian akhir yang jadi penentunya. Melainkan jarak antara sekolah dan rumah. Sistem zonasi yang berlaku sejak beberapa tahun lalu, banyak mengubah proses penerimaan di sekolah negeri. 


PPDB menjadi tekanan batin tersendiri bagi orang tua. Segala syarat dan proses yang tidak sederhana, menuntut kesabaran. PPDB membuat orang tua jadi rentan stres, hahaha. 


Sekolah Negeri vs Sekolah Swasta


Mungkin untuk teman-teman yang baru akan mendaftarkan sekolah anak tahun depan, tulisan ini bisa membantu. Tulisan ini juga jadi bentuk keresahan saya. Tahun depan, si sulung masuk SMP. Saya bingung, mau masuk SMP negeri atau swasta. 


Jujur, saya ini produk didikan sekolah negeri. Dari SD hingga perguruan tinggi. Saya bersyukur dulu bisa masuk ke sekolah dan universitas negeri favorit di Surabaya. Merasakan bagaimana pendidikan yang saya terima pada waktu itu. 


Dan tentu saja, pengalaman itu tidak bisa jadi referensi utama. Sudah tidak zamannya. Sebab, semuanya sudah banyak berubah saat ini. 


Namun, pekerjaan saya sebagai guru bimbel, bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi pendidikan di sekolah negeri dan swasta saat ini. Saya juga sudah melakukan riset kecil-kecilan. Bertanya pada teman-teman di sosial media. Dan berikut rangkumannya, apa sih indikator yang membedakan sekolah negeri dan swasta saat ini. 


Sekolah Negeri


Sekolah negeri favorit



Dulu, bisa masuk sekolah negeri adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Maklum, harus punya nilai bagus dulu baru bisa masuk sekolah negeri. Apalagi untuk sekolah negeri favorit, tentu nilai harus lebih baik lagi. 


Sekarang, pertimbangan masuk ke sekolah negeri bukan hanya favorit atau tidak. Kebanyakan sih karena biaya. Biaya pendidikan makin tak terjangkau. Sekolah negeri menjadi pilihan terbaik. 


Baca Juga : Optimis Hadapi Tahun Ajaran Baru Bersama Brain Academy


Beberapa daerah di Indonesia, sudah memberikan pendidikan gratis 12 tahun. Jadi kalau masuk sekolah negeri tidak ada biaya uang pembangunan dan SPP setiap bulan. Ini jadi pertimbangan utama orang tua. 


Lalu bagaimana dengan kualitas pendidikan di sekolah negeri? Meski tidak sebaik dulu, beberapa sekolah negeri masih menunjukkan kualitasnya secara nasional. 


Untuk jenjang SMP, banyak sekolah negeri yang masuk peringkat sepuluh besar nasional. Namun, untuk jenjang SMA, sekolah swasta justru mendominasi. 


Bisa dilihat dari infografis di bawah ini. 


Sekolah negeri favorit




Sekolah swasta terbaik




Sebenarnya, ada juga pertimbangan lain mengapa orang tua memilih sekolah negeri. Salah satunya jarak. Mungkin bagi yang rumahnya dekat dengan sekolah negeri, ini adalah pilihan terbaik. Cocok dengan kebijakan zonasi saat ini. Meski tidak banyak yang bisa seperti ini. 



Sekolah Swasta


Sekolah swasta terbaik



Tentu ada banyak pertimbangan orang tua kenapa orang tua memilih menyekolahkan anak ke swasta. Berikut pertimbangannya. 


Bebas pungli dan berintegritas


Meski sekolah negeri gratis, terkadang masih banyak pungli (pungutan liar) yang meresahkan. Sumbangan ini itu. 


Banyak yang bilang juga kalau sekolah swasta lebih berintegritas. Misalnya, sekolah swasta melarang gurunya menerima hadiah berupa apapun dari wali murid. 


Baca Juga : Daftar Rekomendasi Les Sesuai Kecerdasan Majemuk yang Dimiliki oleh Anak


Ini saya alami sendiri. Saat timeline sosial media ramai dengan cerita orang tua murid yang banyak pengeluaran saat akhir tahun ajaran, karena harus kasih hadiah ini itu ke guru, saya santai. Nggak ada seperti itu di sekolah anak saya. Aman. 


Fasilitas lengkap tanpa biaya tambahan


Tentu saja sekolah swasta butuh banyak biaya mahal. Tapi itu sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan. Selain itu, tidak ada biaya tambahan. Biasanya, semua biaya sudah include saat daftar ulang. 


Belajar agama lebih mendalam


Sekolah swasta yang berbasis agama banyak menjadi pilihan orang tua. Sebab, orang tua ingin anaknya lebih paham agama.


Kalau sekolah negeri, biasanya pelajaran agama hanya satu jam selama sepekan. Kurang mendalam belajarnya. 


Tidak ada kesenjangan sosial


Sekolah swasta lebih homogen dibandingkan sekolah negeri. Biasanya kondisi sosial ekonomi sama, sebab disesuaikan dengan kemampuan ketika memilih sekolah. 


Guru lebih komunikatif


Guru di sekolah swasta lebih komunikatif. Guru selalu memberikan laporan pencapaian muridnya secara personal dan mendetail. Ini tentu sangat membantu para orang tua. 


Penutup


Sekolah negeri ataupun sekolah swasta punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilih sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, ya! 


Mau negeri atau swasta, orang tua tetap punya peran penting dalam pendidikan anak-anaknya. Tidak boleh pasrah dan lepas tangan pada guru. 


Baca Juga : Kurikulum Merdeka, Belajar Jadi Menyenangkan Dan Bermakna


Nah, bagaimana dengan teman deestories? Sekolah negeri vs sekolah swasta pilih yang mana? 

13 komentar

  1. Saladin di SD swasta (sekolah alam) dan bagi anak special kayak dia emang kurang cocok di SDN. Menurutku negri dan swasta hampir sama bagusnya tapi sekali lagi masalah cocok2an yaa. Tergantung tipe anaknya.

    Untuk sekolah swasta favorit kadang inden sampai 1-2 tahun sebelumnya lho.

    BalasHapus
  2. Hemmmm, dari zaman dulu saya sekolah (lulus tahun 2000), SMUNDEL alias SMUN 8 ini selalu yang terbaik. Bahkan hingga sekarang. Bangga banget bisa bersekolah di sana. Kedua anak saya selalu masuk negeri. Sama kayak saya selalu sekolah negeri sampai SMK.

    Sekarang mau masuk ke sekolah negeri dah kayak war tiket konser yaa. Alhamdulillah anak saya bisa keterima di SMPN setelah lolos jalur prestasi. Jalur zonasi ini yang cukup sulit bagi saya, karena lokasinya jauh dari sekolahan. Maklum saya tinggal di pelosok desa, hehehe...

    BalasHapus
  3. sekarang sekolah negeri dan sekolah swasta fasilitasnya bersaing sih, sama-sama bagus. milihnya ya sesuai kebutuhan aja

    BalasHapus
  4. Betul banget, kalau dulu masuk sekolah negeri tuh bangga banget. Tapi sekarang ya biasa saja. Malah cenderung gimana gitu. Iya pertimbangan utama masuk sekolah negeri ya pasti karena butuh biaya

    BalasHapus
  5. Menurutku sama saja sih, disesuaikan kebutuhan dan kemampuan hehehehe. Memilih sekolah merupakan keputusan yang penting, namun tidak perlu membuat stres. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang penting seperti kebutuhan dan keuangan serta melakukan riset, kita dapat memilih sekolah yang tepat untuk membantu anak mencapai potensi penuhnya.

    BalasHapus
  6. Mau di mana pun sekolahnya, tentunya orangtua punya pertimbangan nya ya. Entah itu jarak, biaya, pengajar, dll, yang tentunya demi masa depan si anak juga

    BalasHapus
  7. Jujurly, sejak pindah domisili ke Bali, agak kaget sama biaya sekolah swasta, haha.. Tapi ya enaknya itu, sudah gak ada biaya lain², jadi cukup jor²qn di awal aja, hehe..

    Walo dalam hati terdalam, pengen nyekolahin anak di negeri, tapi apalah daya ya tinggal di tempat muslim minoritas, hmm..

    BalasHapus
  8. Mau itu sekolah negeri atau swasta, tentu ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tinggal apakah anaknya mau belajar dengan tekun dan serius atau tidak.

    Lalu, kedua orang tuanya ikut andil dalam proses belajar anak atau tidak, kayak menemani mereka belajar. Menjadi tutor saat anak sedang belajar di rumah atau tidak dan lain sebagainya.

    BalasHapus
  9. Kalau di sini sekolah negeri kurang aman buat cewek terutama yang etnis minoritas. Tapi kembali balik ke budget dan pertimbangan tertentu sih.

    BalasHapus
  10. Sistem zonasi ini terasaaa banget buat yang jarak rumahnya jauh. Pengalaman nganter tante daftarkan anaknya di SMPN tahun lalu. Kurang dikit aja nggak keterima karena adanya sistem zonasi ini. Padahal jarak ke sekolah hanya sekitar setengah jam.

    BalasHapus
  11. Kerasa banget yaa, Di...
    Yang kitanya sebagai orangtua tuh produk sekolah negeri. Terus zaman sekarang pilihan sekolah swasta begitu menggiurkan. Maksudnya dari segi visi misi sampai cara mengajar yang menyenangkan, adanya di sekolah swasta. Jadilah kudu mengubah standart dari yang negeri pride, skarang ke swasta pride.

    BalasHapus
  12. Anakku sekolah di swasta sejak SMP, Mbak. Secara biaya ya cukuplah untuk bikin aku harus kerja keras dan cari peluang sana sini. Hehe.... Tapi aku nggak ikhlas anakku sekolah di negeri bareng anak-anak yang masuknya lewat jalur donasi dan pemalsuan data (kk atau keterangan tidak mampu).

    BalasHapus
  13. Sebagai ortu kita memang bijak memilihkan sekolah ya. Pada dasarnya sekolah negeri atau swasta sama saja. Apalagi zaman sekarang.

    Namanya pendidikan tetap kita, sebagai ortu yang punya kewajiban utama untuk mengajarkan anak. Jadi di manapun sekolahnya,anak tetap bisa beradaptasi dan tidak terengaruh yang jelek.

    Kali ini anak saya minta ke sekolah negeri mbak. Jadi Bismillah 😊

    BalasHapus