Menjadi ibu rumah tangga adalah cita-cita yang tidak pernah saya banggakan sebelumnya. Saya tumbuh menjadi gadis mandiri yang penuh ambisi. Sejak duduk di bangku sekolah hingga kuliah, saya selalu mendapatkan nilai terbaik. Meraih gelar sarjana dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cumlaude, membantu saya mendapatkan pekerjaan impian : menjadi peneliti!
Namun, setelah melahirkan anak pertama, dunia saya berubah. Saya harus meninggalkan pekerjaan sebagai peneliti di sebuah lembaga konsultan internasional yang ada di ibukota. Saya kembali ke kampung halaman untuk menjalani tugas sebagai seorang ibu.
Hampir 24 jam saya menghabiskan waktu di rumah. Mengurus bayi dan melakukan pekerjaan domestik. Semua perubahan itu membuat saya terpuruk. Saya pun mengalami post power syndrome. Saya jadi sering uring-uringan dan kehilangan rasa percaya diri.
Syukurlah semua itu tidak bertahan lama. Saat saya bergabung dengan komunitas ODOP 99 days, saya mendapatkan kembali diri saya. ODOP 99 days adalah komunitas menulis yang sekarang berubah nama menjadi KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional).
Kegiatan menulis membuat saya kembali bersemangat. Menulis mengasah saya untuk terus berpikir kreatif. Dari kegiatan menulis setiap hari, saya pun bisa meraih cita-cita yang lama terendam, memiliki buku solo!
Siapa sangka, disela kesibukan sebagai ibu rumah tangga, saya bisa menghasilkan sebuah karya. Proses kreativitas dari rumah ini juga tak lepas dari dukungan JNE, perusahaan pengiriman barang terbesar di Indonesia.
Aliran Rasa Menjadi Karya
Menjadi ibu sejatinya adalah berkah bagi setiap perempuan. Tidak semua perempuan memiliki kesempatan untuk menjadi ibu. Meski begitu, peran ini juga punya banyak tantangan.
Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Tugas inilah yang seringkali membuat para ibu jatuh bangun. Proses pengasuhan ini lah yang sangat menantang. Bahkan, tak jarang memicu depresi bagi para ibu.
Berkarya dari rumah |
Inilah yang menjadi motivasi awal saya untuk mulai menulis. Bagi saya, menulis adalah cara terbaik untuk menyalurkan perasaan. Menjalani hari-hari sebagai ibu tentu bukan hal yang mudah bagi saya. Dengan menulis setiap hari, beban saya menjadi lebih ringan.
Saya menulis cerita pengasuhan saya sehari-hari. Menceritakan pola asuh apa yang saya terapkan pada buah hati saya. Berawal dari aliran rasa, berlanjut pada sebuah karya.
Buku Solo, Sebarkan Semangat Lewat Karya
Siapa sangka, niat awal menulis untuk mengalirkan rasa berubah menjadi sebuah karya. Ada penerbit yang tertarik untuk membuat buku untuk saya.
Buku solo pertama |
Mereka senang dengan cerita keseharian saya dalam mengasuh anak-anak. Saya dianggap bisa mengaplikasikan pendidikan berbasis fitrah.
Baru saya yang bisa membuat cerita tentang praktik pendidikan berbasis fitrah. Belum ada buku yang mengangkat tema ini sebelumnya.
Wah, saya senang sekali. Impian punya buku solo bisa terwujud. Namun, kemudian saya pun cemas. Hmm, kira-kira ada nggak ya yang mau beli buku saya?
Buku siap dikirim ke pembaca |
Ternyata, kekhawatiran saya tidak terbukti! Alhamdulillah, buku solo saya banyak diminati. Pada cetakan pertama, buku saya laku sebanyak 1000 eksemplar. Tak berhenti di cetakan pertama, buku solo pertama ini bahkan naik cetak hingga 3x. Total 3500 eksemplar terjual!
Menulis buku solo menjadi media bagi saya untuk menyebarkan semangat lewat karya. Buku ini menjadi bukti bahwa, kreativitas tetap bisa tumbuh meski dari rumah.
Mempromosikan Buku Sendiri
Penulis pemula seperti saya tentu juga harus berjuang menjual bukunya sendiri. Tak hanya mengandalkan tim marketing dari penerbit, saya juga terjun langsung mempromosikan buku solo ini.
Artis Bobby Tince membeli buku saya untuk istrinya |
Saya menggunakan media sosial untuk promosi. Melalui sistem PO (Pre Order) saya mempromosikan buku ini. Banyak teman di media sosial saya yang menjadi pembelinya. Bahkan, bisa dibilang 50% penjualan buku ini berasal dari penjualan yang saya lakukan. Alhamdulillah.
Kesuksesan menjual buku secara online ini tidak terlepas dari jasa pengiriman kebanggan Indonesia, JNE.
JNE Menemani Kreatifitasku Berkarya dari Rumah
Siapa yang tidak tahu JNE? PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa dikenal sebagai JNE merupakan salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar di Indonesia. #JNE telah memiliki pengalaman selama 33 tahun dalam melayani keluarga Indonesia.
Banyak alasan mengapa saya memilih JNE sebagai jasa pengiriman buku solo saya. Pertama, layanan JNE itu memiliki jaringan dan jangkauan area distribusi yang luas. JNE mampu menjangkau yang 83.000 kota, termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar, dengan gerai penjualan berjumlah lebih dari 8.000 titik. Pembeli buku saya merata hampir ke seluruh Indonesia. Alhamdulillah, semuanya dapat dijangkau oleh JNE.
Kedua, biaya pengiriman JNE ini terjangkau. Pembeli buku tidak dibebankan ongkos kirim yang mahal. Mereka bisa menikmati buku saya meski tinggal jauh dari pusat kota, tanpa harus mengeluarkan ongkir yang besar.
Buku diterima tepat waktu |
Ketiga, kecepatan pengiriman. Meskipun ada pembeli yang tinggal di pelosok, mereka tetap bisa menerima buku saya tepat waktu. Kecepatan waktu pengiriman dari JNE mampu #ConnectingHappiness di hati pembaca buku saya.
Keempat, JNE juga menyediakan berbagai pilihan paket yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Seperti contohnya untuk pengiriman barang, JNE menyediakan JNE Express yang terdiri dari beberapa paket seperti paket REGULAR, YES, OKE, Super Speed, Diplomat, International Express, JTR, dan Jesika. Saya lebih sering menggunakan paket REGULAR untuk mengirim buku.
Kirim buku lewat JNE Raya Imam Bonjol Geluran Sidoarjo |
Kelima, sistem online yang dimiliki oleh JNE ini semakin memudahkan pelanggan. Melalui sistem online lewat aplikasi MY JNE saya bisa melacak pengiriman, cek tarif, hingga mengetahui cabang JNE terdekat dari rumah saya. Kebetulan, JNE terdekat dari rumah adalah JNE Raya Imam Bonjol Geluran Sidoarjo.
Aplikasi My JNE |
JNE menemani kreativitas saya berkarya dari rumah. Buku solo saya bisa dinikmati oleh semua pembaca di seluruh penjuru Nusantara.
Asah Terus Kreativitas dalam Berkarya
Bapak Menteri Perindustrian mengapresiasi buku solo saya |
Kesuksesan buku solo perdana ini membuat saya semakin semangat untuk terus menulis. Belajar dari #JNE33Tahun yang terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaiknya, saya pun terpacu menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Buku solo kedua |
Kini, saya sudah memiliki dua buku solo. Buku-buku ini menjadi bukti bahwa, ibu rumah tangga juga bisa berkarya. Melalui kreativitas, saya mampu menyebarkan semangat kepada para perempuan untuk melakukan peran terbaiknya.
JNE sebagai pelopor dalam solusi logistik menunjukkan bagaimana inovasi dalam pengiriman tak hanya mempermudah bisnis, tetapi juga mendukung kreativitas dalam berkarya.
Jadi, kepada semua ibu rumah tangga, jangan sedih. Yuk, #GasssTerusSemangatKreativitasnya! Berkarya dari rumah bukanlah hal yang mustahil.
#JNEContentCompetition2024
Tidak ada komentar
Posting Komentar