Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Generasi Strawberry, Korban Salah Asuhan?

  

Generasi Strawberry, Korban Salah Asuhan?




Beberapa tahun terakhir ini, istilah generasi strawberry banyak dibicarakan di masyarakat. Katanya, generasi ini mudah rapuh, nggak tahan banting. Tapi, bukankah kehadiran mereka tidak datang begitu saja? Bukankah generasi ini muncul karena pola asuh orang tua. Banyak juga yang bilang generasi ini korban salah asuhan. Benarkah demikian? 


Asal-usul Istilah Generasi Strawberry


Sebenarnya, istilah generasi strawberry ini pertama kali muncul di Taiwan. Pada tahun 2000 an, di Taiwan muncul istilah generasi strawberry. 


Istilah ini dipakai untuk menggambarkan generasi muda yang tumbuh di era digital. Seperti buah stroberi yang tampak cantik dan segar dari luar namun mudah rusak, generasi ini dianggap rentan terhadap tekanan dan kesulitan hidup.


Karakteristik Generasi Strawberry


Generasi strawberry merujuk pada anak muda yang lahir pada tahun 1990 an dan sesudahnya. Meski dianggap sebagai generasi yang rapuh, generasi ini punya beberapa kelebihan. 


Dirangkum dari buku Strawberry Generation Anak-Anak Kita Berhak Keluar dari Perangkap yang Bisa Membuat Mereka Rapuh (2017), ciri-ciri generasi strawberry adalah sebagai berikut.


1. Tangguh dan mandiri


Generasi strawberry mengalami pertumbuhan pribadi yang besar, terutama setelah menghadapi berbagai pengalaman dalam hidup. Proses ini membuat mereka lebih percaya diri, mandiri, dan mampu mengatasi tantangan dengan lebih baik.


2. Rentan terhadap tekanan dan kecemasan


Meskipun memiliki kekuatan internal yang kuat, generasi strawberry juga rentan terhadap tekanan dan kesulitan. Generasi ini sering merasa terluka, terutama dalam interaksi dengan orang yang lebih tua, dan cenderung mengekspresikan kegalauan mereka secara terbuka, terutama di media sosial.


3. Kreatif dan inovatif


Generasi strawberry terkenal akan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mereka. Generasi ini sering memiliki ide-ide inovatif dan kemampuan untuk menghubungkan berbagai gagasan dengan mudah.


4. Tidak konvensional


Generasi strawberry cenderung tidak mengikuti aturan atau norma yang ada secara kaku. Mereka sering memiliki pendekatan yang tidak konvensional dalam menyelesaikan masalah atau menghadapi tantangan. Artinya, mereka lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan inovatif serta tidak terpaku pada cara pandang yang tradisional.


5. Perlu dibangun mentalnya


Di lingkungan kerja, generasi strawberry membutuhkan pembinaan mental yang kuat. Mereka lebih menghargai tantangan dan kepercayaan daripada sekadar imbalan finansial.


6. Mudah menyesuaikan diri


Generasi strawberry memiliki kemampuan yang baik dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan baru. Mereka cenderung fleksibel dalam menghadapi situasi yang berubah dan mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan lingkungan atau tuntutan baru yang muncul.


Penyebab Generasi Strawberry



Generasi Strawberry, Korban Salah Asuhan?


Tentu saja generasi strawberry ini tidak muncul begitu saja. Kalau menurut Prof. Rhenald Kasali, generasi ini lahir karena adanya pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan anaknya dan beberapa faktor lainnya. 


Berikut adalah beberapa faktor penyebab munculnya generasi strawberry :


Overprotection dan keterlibatan orang tua yang berlebihan


Banyak orang tua dari generasi ini ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, tetapi seringkali melampaui batas dengan melindungi mereka dari setiap kesulitan. 


Baca Juga : Ketahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kenakalan Remaja


Akibatnya, anak-anak tumbuh tanpa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan ketahanan mental.


Tekanan akademis yang tinggi


Ekspektasi yang tinggi dari orang tua dan sistem pendidikan yang kompetitif seringkali membuat anak-anak terjebak dalam tekanan akademis. 


Mereka didorong untuk meraih prestasi tinggi tanpa memperhatikan keseimbangan emosional dan fisik mereka.


Kehidupan di era digital


Kemajuan teknologi dan akses mudah ke informasi membuat generasi ini tumbuh di dunia yang serba cepat dan instan. 


Interaksi sosial melalui media sosial juga menambah tekanan untuk selalu tampil sempurna, sehingga mereka menjadi lebih mudah merasa cemas dan tidak percaya diri.


Kurangnya pengalaman nyata


Banyak anak-anak dari generasi ini yang kurang terpapar pada pengalaman hidup nyata yang mengajarkan mereka keterampilan hidup dasar. 


Kegiatan seperti bermain di luar, melakukan pekerjaan rumah tangga, atau bekerja paruh waktu seringkali dianggap kurang penting.


Self diagnosis dini


Kalangan generasi ini cenderung melakukan diagnosis sendiri terhadap masalah psikologis tanpa berkonsultasi dengan ahli. Mereka terpengaruh oleh informasi yang beredar di media sosial dan mencoba membandingkan masalah pribadi mereka dengan informasi yang mereka temui.


Akibatnya, mereka dapat merasa tertekan, stres, atau bahkan depresi, tanpa menyadari bahwa proses penyembuhan jauh lebih kompleks daripada yang mereka bayangkan.


Quarter life crisis


Fenomena quarter life crisis umumnya dialami oleh kaum muda yang berusia sekitar 25 tahun.


Pada usia tersebut, mereka merasa cemas karena melihat prestasi dan pencapaian teman sebayanya di media sosial, seperti menikah, sukses dalam karir, dan lainnya. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tertekan dan mengalami kecemasan yang berlebihan.


Penutup


Kehadiran generasi strawberry tidak muncul begitu saja. Ada peran orang tua di sini. Meski banyak faktor lain yang menjadi penyebab, bisa dibilang jika generasi strawberry ini korban salah asuhan. 


Baca Juga : Ini Dia Pola Asuh Remaja yang Baik


Oleh karena itu, jika tidak ingin anak menjadi generasi strawberry, maka orang tua harus memilih pola asuh yang tepat. Pola asuh yang mendorong anak percaya diri akan kemampuannya sendiri, namun tentu saja tetap ditemani dengan cinta kasih. 


Baca Juga : Pentingnya Peran Ibu Dalam Kurikulum Merdeka


Bagaimana dengan teman deestories? Apa yang teman-teman lakukan agar anak tidak tumbuh menjadi generasi strawberry? 


Boleh dong, share di kolom komentar. 


Terima kasih. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar