Halo teman deestories, apa kabar?
Hmm teman deestories pasti setuju kalau setiap masa perkembangan anak itu memiliki tantangannya masing-masing. Saat bayi, mungkin perjuangannya adalah bagaimana bisa memberikan ASI (Air Susu Ibu) dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang berkualitas. Lalu, ketika anak menginjak balita tantangannya beda lagi. Begitu juga saat anak sudah remaja. Oleh karena itu, sebagai orang tua perlu tahu pola asuh yang baik dalam setiap tahap perkembangan anak. Bagaimana pola asuh remaja yang baik?
Usia remaja menjadi masa-masa yang menentukan untuk anak dalam memahami minat dan bakatnya. Namun, di satu sisi mereka masih merasa kebingungan ditambah dengan berbagai perubahan hormonal yang dialami. Akan sangat tepat jika orang tua bisa menerapkan pola asuh yang baik. Agar, anak remaja tidak merasa canggung bercerita tentang apa saja yang sedang dirasakannya. Oleh karena itu, orang tua harus bisa menerapkan pola asuh remaja yang baik seperti yang yang akan saya ceritakan dibawah ini.
Pola Asuh Remaja yang Baik
Saat ini, si sulung tengah memasuki masa remaja. Dia bahkan sudah mengalami menstruasi. Sikapnya pun berubah. Dia tak suka lagi memakai pakaian berwarna cerah, lebih memilih warna hitam, navy, atau abu-abu. Dia juga mulai menolak diajak bepergian bersama, lebih senang menghabiskan waktu di rumah. Bermain dengan kucing, ataupun menggambar dan menulis dengan tabletnya.
Si sulung pun makin mandiri. Mulai tak segan mengeluarkan pendapatnya. Kadang, saya merasa sedih, saat melihat dia lebih senang bermain dengan temannya dibandingkan menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, saya pun menyadari bahwa memang begitulah karakter seorang remaja.
Saya dan suami pun akhirnya bersepakat bahwa kami harus menggunakan pola asuh yang berbeda dengan si bungsu yang masih berusia 8 tahun. Anak remaja tentu saja harus diasuh dengan pola asuh yang sesuai tahapan usianya.
Beberapa pola asuh remaja yang kami terapkan untuk si sulung antara lain;
Tunjukkan cinta dan kasih
Setiap anak akan selalu butuh cinta dan kasih dari orang tuanya, begitu juga anak remaja. Meski si sulung sudah tidak nyaman jika dicium dan dipeluk ayahnya, kami menunjukkan cinta dan kasih dengan cara berbeda.
Kalau saya masih sering memberinya pelukan dan ciuman. Ayahnya, menunjukkan cinta dan kasihnya dengan mendengarkan setiap keluh kesahnya. Ayahnya juga menemani belajar setiap hari. Bahkan, hingga detik ini si sulung masih suka jika ayahnya membacakan dongeng sebelum tidur.
Semua yang kami lakukan ini adalah wujud cinta dan kasih untuknya. Remaja yang diberikan cinta dan kasih tulus dari kedua orang tuanya akan tumbuh dengan bahagia. Ini juga akan membuat mereka merasa dekat dengan kedua orang tuanya, hingga tak akan segan bercerita tentang apapun yang dialami dan dirasakan. Bagian penting dalam pengasuhan remaja, kedekatan antara orang tua dan anak.
Membuat kesepakatan bersama
Anak remaja cenderung tidak suka diatur. Mereka seolah sudah dewasa. Ingin menunjukkan sikap. Oleh karena itu, dibanding harus mengatur ini dan itu, di rumah kami membuat kesepakatan bersama.
Sebenarnya, kesepakatan bersama ini sudah diterapkan sejak anak masih kecil. Namun, jadi lebih penting lagi saat anak menginjak usia remaja.
Melalui kesepakatan bersama ini, kami berusaha menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab pada si sulung. Kesepakatan bersama ini menjadi panduan Do & Don't bagi anak. Mereka menjadi lebih paham apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Melatih kedisiplinan juga.
Mendukung minat dan bakatnya
Usia remaja menjadi masa penting dalam perkembangan minat dan bakat anak. Berikan dukungan bagi anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Sebagai contoh, si sulung sangat suka belajar bahasa. Saat ini dia suka belajar bahasa Inggris, Jepang, dan Rusia. Kami mendukung minatnya. Si sulung pun ikut les bahasa Inggris dan Jepang. Sedangkan untuk bahasa Rusia, dia belajar secara otodidak melalui aplikasi bahasa. Kami memberikan akses gawai dan internet agar dia bisa belajar bahasa.
Berikan dukungan penuh terhadap minat dan bakatnya. Tentu saja sesuaikan dengan kemampuan orang tua masing-masing, ya!
Terima tanpa drama
Setiap orang tua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya. Siapa sih yang nggak mau punya anak dengan segudang prestasi? Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi orang sukses.
Berharap boleh saja, kok. Namun, jangan lupa untuk selalu menerima kondisi anak. Saat anak berhasil, jangan lupa berikan apresiasi terbaik. Begitu juga saat dia gagal, temani untuk bisa bangkit lagi. Terima tanpa drama. Menemani anak dalam setiap kondisinya.
Baca Juga : Ketahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kenakalan Remaja
Apalagi saat anak berusia remaja. Dimana dia sendiri masih harus berjuang menghadapi setiap perubahan hormonal yang dialami. Remaja akan mengalami kebingungan mencari jati diri. Tentu akan menyenangkan jika ada orang tua yang menemani dan membimbing mereka menemukan jalan terbaiknya masing-masing.
Menjadi teladan
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka cenderung cepat meniru apa yang sering dilihat, begitu juga dengan anak remaja. Kalau ingin anak remaja tumbuh menjadi pribadi yang suka bekerja keras dan suka belajar, orang tua harus memberikan contoh.
Si sulung selalu melihat saya tak pernah absen menulis setiap hari. Saya menulis tak hanya saat ada pekerjaan dari klien saja, tetapi juga menulis secara organik. Saya juga tak segan belajar. Mengikuti berbagai webinar kelas belajar.
Begitu juga dengan ayahnya. Ayahnya selalu memberi contoh untuk bekerja dengan sepenuh hati. Tak hanya datang dan pulang kerja tepat waktu saja, terkadang ayahnya pun harus siap jika ada tugas ke luar kota bahkan harus lembur.
Baca Juga : Yuk, Ketahui Bagaimana Pola Asuh Anak Remaja yang Efektif di Era Digital
Dari sini dia bisa belajar bahwa kerja keras dan terus belajar adalah hal yang penting untuk meraih kesuksesan. Tanpa perlu diminta untuk mau belajar dan bekerja keras, dia akan melihat dan menirunya sendiri.
Berdoa
Terakhir, yang paling penting jangan lupa untuk selalu mendoakan anak. Doakan supaya anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi lingkungannya.
Doa orang tua adalah kunci kebersamaan anak. Apalagi doa ibu, doa ibu bisa menembus langit. Doakan anak dalam setiap sujud. Libatkan Tuhan dalam setiap proses pengasuhan yang dilakukan. Dijamin, semuanya akan dimudahkan.
Demikian cerita tentang pola asuh remaja yang baik. Semua ini adalah hal yang saya dan suami lakukan. Tentu saja kami berdua bukan orang tua yang sempurna. Namun, kami selalu belajar untuk memberikan pola asuh yang baik untuk anak.
Baca Juga : Pengalaman Anak Ikut Kejurprov Judo Piala Unesa 2023
Bagaimana dengan teman deestories? Adakah yang mau cerita tentang pola asuh remaja yang baik?
Ditunggu ceritanya di kolom komentar, ya!
Terima kasih.
Sama kayak anakku, pas kelas 1 SMP maunya kalau beli pakaian serba hitam. Tapi sekarang dah kelas dua, sudah melunak, udah mau pilih pakaian warna lain asal nggak terlalu mencolok.
BalasHapusOrang tua gak bisa maksa, tapi bisa membimbing dan mengarahkan sehingga anak jadi paham ya
HapusOrang tua hanya mengarahkan tapi lambat laun anak juga bisa menentukan pilihan yang terbaik yang pastinya bisa dari saran orang tuanya juga
HapusIya nih mbak, anak sulungku (laki), tiap saya pamiti berangkat kerja sudah nggak mau diajak cipika cipiki lagi, cukup salaman aja. Mulai males kalau saya ajak ke mana-mana, asyik dengan kegiatannya sendiri. Kadang gimana gitu rasanya, tapi berusaha memaklumi aja, emang lagi masanya begitu
BalasHapusKetika si anak beranjak remaja, di momen itu berarti orangtua kudu banyak mendengarkan cerita dia ya, jadi biar kayak bestie daripada dianya bercerita ke orang lain
BalasHapusSemakin. Bertambah usia anak, semakin besar tantangan kita untuk bisa menjadi tempat ternyaman bagi anak supaya bisa percaya, mau berbagi dan bercerita ya...
BalasHapusTapi kalau dibiasakan sejak kecil, anak juga tidak akan berpaling begitu saja ya
waaa... anak ayah, udah gede masih digendong ^^
BalasHapusAnak perempuan saya juga seperti itu, anak ayah banget
Padahal semasa kecil ayahnya kesulitan melakukan pendekatan
Baru tokcer sesudah menginjak remaja
Adikku juga sudah masuk masa remaja. Sementara, kedua orang tuaku merantau. Akhirnya, aku yang berusaha untuk memberikan semua perhatian. Aku lebih ke mendukung semua minat dan bakatnya asal itu masih dalam hal positif. Dan beruntungnya adikku punya minat dan bakat di bidang olahraga.
BalasHapuskatanya masa remaja memang masa paling rawan. karena saat inilah masa labil anak dalam mencari jati dirinya. Makanya orang tua memang harus sebagai teman yang mendengarkan keluh kesah anak. Dan katanya terus mengawasi tapi tidak mengekang.
BalasHapusAnak remaja memang berbeda ya pola asuh nya. Di sinilah peran orang tua bisa menjadi teman agar tetap bisa dekat dengan si anak
BalasHapusTulisan yang menarik, Mbak. Mengasuh remaja memang beda dengan mengasuh balita. Apalagi pergaulan mereka juga sudah semakin luas.
BalasHapusKetika si kakak sampai di masa remajanya, saya juga melakukan pengasuhan seperti yang mba Dian lakukan. Masa-masa dag dig dug. Apalagi anak saya laki-laki. Alhamdulillah terlewati dengan baik.
BalasHapuswah berasa ikut kuliah nih. terima kasih tulisan kerennya, bisa jadi bekal menemani anak menuju remaja nantinya
BalasHapusPola asuh anak remaja zaman now, memang lebih banyak yang harus diperhatikan ya kak, terutama soal karakter ketika bertemu dengan orang lain. Sering miris ketika menemukan anak remaja yang dibiarkan sama orang tuanya, berkembang sendirian.
BalasHapusAku sedang menikmati fase anak-anak anaku yang sebentar lagi 6 tahun.. mellow, excited, dan terharu juga karena sebentar lagi mau memasuki masa remaja.. terima kasih tipsnya ya mbak :)
BalasHapusSama mba aku mendukung bakat anak, trus berusaha menjadi teman yang baik juga, aku lebih seneng dia deket dan main sama aku, daripada main diluar sama temen-temene.
BalasHapusDulu aku pas remaja juga sering banget crash sama ibu karena mungkin beliau terlalu otoriter ya, sementara aku waktu itu udah punya kemauan sendiri
BalasHapusKetika anak memasuki usia remaja, memang tantangannya lumayan ya, tapi ada seru-serunya juga. Anakku sekarang udah 24 tahun sih, udah lebih enteng sekarang tugasku. Cuma pas dia mulai masuk SMP itu lho, mayan banget, dan butuh banyak komunikasi + duduk bareng.
BalasHapusJadi inget ibuk ku dulu nih, waktu SMA juga masih sering kasih ciuman sama pelukan. Kalo bapak sih lebih sering kasih perhatian, mislalnya selalu anter anaknya kemana, hehe.. Kalo sekarang giliran jadi orang tua, masih butuh belajar banyak tentang cara menghadapi anak remaja, waktunya juga InsyaaAllah masih panjang. Banyakin komunikasi aja dulu sama anak.
BalasHapusMasa remaja merupakan periode transisi yang penuh dengan perubahan dan perkembangan bagi anak-anak. Di masa ini, mereka mulai mencari identitas diri, membangun kemandirian, dan menjelajahi dunia di sekitarnya. Sebagai orang tua, memberikan pola asuh yang tepat menjadi kunci penting untuk membantu remaja melewati fase krusial ini dengan baik.
BalasHapusDuh iri banget kak si kecil malah akrab dgn teman sebayanya. Si kecilku malah nggak mau keluar rumah bgt kl dia sendiri ga mau. Maunya main gawai mulu.
BalasHapusUntungnya kita msh bs me time. Jd kita bs ngobrol2 sambil nemanin anak bermain. Seru bgt sih.
Wah, aku sekarang yang sedang berada di posisi saat ini. Mendampingi anak remaja, yang moodnya belum stabil. Namun memang musti sabar dan ikuti generasinya biar sama-sama nyaman.
BalasHapusSetiap tahapan usia anak punya tata cara pengasuhan yang berbeda ya
BalasHapusapalagi pola asuh anak remaja yang mulai mencari identitas dirinya orang tua harus banyak belajar
Keren mbak. Si ayah masih sempat bacain buku. Luar biasa.
BalasHapusKitanya harus pintat-pintar tarik ulur ya dalam mendidik anak remaja
makin besar anak, makin kudu kenceng doanya ya :) kita orang tuanya yang kenal mereka, jadi apapun masalah anak, kita harus bisa terima dg sabar :) semangat
BalasHapusMenarik nih tulisannya, meskipun belum punya anak tapi saya jadi punya gambaran untuk pola asuk yang baik dan tepat untuk anak, apalagi jika menjelang remaja.
BalasHapusseru baca kisahnya mbaa, apalagi cerita tentang hubungan ayah-anak yang sweet banget...jadi orangtua kudu belajar terus yaa
BalasHapusAnak perempuanku yang pertama tahun ini sudah masuk SD, berasa sekali dia udah dewasa banget. Si mamak dan bapaknya harus belajar terus mendidiknya dengan baik, menjadi teladan yang baik. Jadi orang tua itu beneran ya, belajarnya sepanjang masa..
BalasHapusAku Setuju kak dengan pola asuh untuk remaja yang dibahas dalam artikel ini. Terutama bagian membuat kesepakatan bersama yang menjadi panduan Do & Don't bagi anak.
BalasHapusWah anak aku sekarang preteen, Mbak. 2-3 Tahun ke depan dia sudah akan masuk dunia remaja. Semoga kami tak berjarak, bisa selalu jadi teman. Daan betul, aku bisa selalu menerimanya tanpa drama.
BalasHapusAku menerapkan pola asuh ini ke anak anakku agar lebih baik ke depannya
BalasHapuswalau belum nikah, aku merhatiin banget juga sih betapa harus bedanya pola didik anak zaman sekarang, jangan disamain sama dulu. apalagi melihat karakteristik gen z yang kita tahu informasi yang masuk tuh jadi lebih banyak karena zaman udah berkembang. jadi perlu tipis tipis dan jangan keras ya
BalasHapusAnak pasti senang kalau dapat pengasuhan yang baik. Yang penuh kasih, ditunjukkan keteladanan, dan sebagainya. Pastinya setelah dewasa anak akan jadi pribadi yang baik yang juga penuh kasih dan tanggungjawab.
BalasHapusKalau anak-anak sudah remaja, sebagai orang tua memang harus mengubah cara mendidik anak. Karena memang kondisi yang dihadapi seiring bertambahnya usia juga sudah berbeda ya
BalasHapusMembersamai anak remaja harus berani tarik ulur kayak benang layangan, karena terlalu dikekang tidak baik tapi dibebaskan juga tidak baik.
BalasHapusBener sih, anak-anak tuh ngeliat dan ngikutin banget dari apa yang kita lakuin. Jadi, kalo kita mau mereka jadi orang yang gigih dan suka belajar, ya kita harus jadi contohnya dulu. Semangat terus buat Mbak dan Ayahnya, semoga anaknya juga ikutan semangat belajarnya! 💪📚
BalasHapus