Bagaimana pola asuh anak remaja di era digital? Pertanyaan ini terus ada dalam benak saya. Saat ini si sulung sedang beranjak dewasa dan sebagai generasi alpha, dia sangat akrab dengan teknologi digital. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya.
Era digital seperti saat ini layaknya pisau bermata dua, ya. Tidak bisa dihindari, tetapi juga jangan sampai terhanyut. Menjadi orang tua anak remaja di era digital membutuhkan keterampilan tersendiri. Bagaimana orang tua bisa mencari pola asuh yang efektif bagi anak remaja di era digital.
Pola Asuh Anak Remaja di Era Digital
Didiklah Anakmu Sesuai Zamannya
Pesan dari Ali Bin Abi Thalib ini benar adanya. Penting sekali bagi orang tua untuk mendidik anak sesuai zamannya, sebab anak ini hidup pada zamannya, bukan pada zaman orang tua.
Pola asuh orang tua kita dulu tentu tidak bisa disamakan dengan pola asuh anak saat ini. Saya adalah generasi milenial, sedangkan anak saya adalah generasi alpha. Tentu saja mendidik generasi milenial tidak sama dengan generasi alpha.
Generasi alpha, lahir dan besar di era perkembangan teknologi digital yang sangat masif. Mereka sudah terpapar teknologi digital sejak dini. Sehingga, tidak bisa jika orang tua melarang anak berinteraksi dengan dunia digital. Hal yang bisa orang tua lakukan adalah bagaimana anak bisa memanfaatkan teknologi digital dengan baik. Bagaimana anak bisa berinteraksi dengan baik di era digital ini.
Apalagi bagi anak remaja. Pola asuh anak remaja tentu saja lebih menantang. Masa remaja disebut sebagai masa-masa yang paling menantang. Pada masa ini, anak mulai menunjukkan pilihannya yang kadang berbeda dengan orang tua. Anak remaja mengalami perubahan hormonal yang membuat emosinya naik turun. Belum lagi, pengaruh orang tua mulai tergeser oleh pengaruh teman sebayanya.
Belum lagi, ada banyak tantangan yang dihadapi remaja di era digital. Bagaimana agar anak remaja bisa tetap tumbuh dengan baik di tengah berbagai tantangan yang ada. Ini adalah tujuan pola asuh anak remaja di era digital.
Tantangan Anak Remaja di Era Digital
Era digital adalah masa dimana informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital. Sedangkan, teknologi digital adalah teknologi yang menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung internet.
Dibalik kemudahan dalam mengakses informasi, era digital memiliki tantangan tersendiri bagi anak remaja. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh anak remaja di era digital ini.
Ketergantungan teknologi yang berpengaruh terhadap kesehatan mental anak remaja
Lahir dan besar di era perkembangan teknologi digital, membuat anak remaja sangat akrab dengan teknologi. Hampir setiap kehidupannya terpapar teknologi digital. Apalagi anak saya, bersekolah di sekolah dengan sistem blended learning membuatnya tak terpisahkan dengan gawai dan internet.
Seringnya akses terhadap teknologi, ternyata bisa anak mengalami ketergantungan. Dan ketergantungan ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesehatan mental.
Teknologi digital membuat anak remaja terhubung secara terus-menerus dengan teman-temannya, menyebabkan kecemasan, perasaan kurang berharga, dan tekanan untuk mempertahankan citra yang sempurna secara online. Anak remaja seringkali merasa sulit untuk memisahkan diri dari dunia digital, yang menyebabkan gangguan tidur, kecemasan, dan depresi. Ini menjadi ancaman serius bagi perkembangan kesehatan mentalnya.
Keamanan dan privasi online
Seringkali anak remaja belum bisa menjaga keamanan dan privasinya secara online. Hal ini membuat anak remaja rentan terhadap perundungan online, pencurian identitas, atau penyalahgunaan informasi pribadi. Terlalu banyak informasi pribadi yang dibagikan secara daring dapat menyebabkan keamanan pribadi terancam.
Menurunnya keterampilan sosial
Meskipun teknologi digital memungkinkan anak remaja berinteraksi secara terus menerus, nyatanya hal ini bisa menurunkan keterampilan sosialnya.
Terlalu sering menggunakan pesan teks dan mengakses media sosial, membuat anak remaja kurang berinteraksi secara langsung. Akibatnya, mereka kesulitan untuk membangun hubungan interpersonal secara langsung. Mereka sulit memiliki hubungan yang sehat dan kuat di dunia nyata.
Hoax
Kemudahan akses terhadap informasi, di satu sisi membuat anak remaja mudah terpapar hoax atau informasi palsu. Terkadang akan sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang palsu. Tentu saja akan berbahaya jika anak remaja ini terpengaruh informasi palsu.
Tantangan anak remaja di era digital ini tentu harus bisa diatasi. Inilah pentingnya orang tua menerapkan pola asuh anak remaja yang efektif di era digital ini.
Pola Asuh yang Efektif bagi Anak Remaja di Era Digital
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, pola asuh anak dan remaja di era digital berfokus pada pendampingan dan bimbingan kepada anak dalam memanfaatkan gawai.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh anak remaja di era digital.
Mengawasi dalam penggunaan gawai
Meskipun anak saya sudah memiliki gawainya sendiri, penggunaannya masih dalam pengawasan. Saya menerapkan fitur family link.
Melalui fitur ini, saya bisa mengawasinya dalam menggunakan gawai. Dia tidak bisa mengakses situs-situs yang tidak sesuai usianya, tidak bisa sembarangan dalam mengunduh aplikasi, dan juga terbatas waktu dalam mengakses gawainya.
Membatasi screen time
Melarang anak remaja untuk sama sekali tidak mengakses gawai adalah sebuah hal yang tidak mungkin. Hal yang perlu dilakukan orang tua adalah membatasi screen time nya. Memberikan aturan batasan waktu anak dalam mengakses gawai.
Kalau berdasarkan American Psychiatric Association, berikut durasi anak remaja bermain gawai adalah dua jam. Inilah yang saya terapkan pada si sulung. Dia hanya boleh mengakses gawai dua jam sehari.
Melarang pembuatan akun sosial media
Seharusnya anak remaja di bawah usia 17 tahun tidak boleh memiliki akun sosial media. Saya pun tidak mengijinkan si sulung membuat akun sosial media. Usianya masih 11 tahun, memang tidak seharusnya memiliki akun sosial media.
Baca Juga : 7 Tips Memilih Game Online yang Aman untuk Anak
Dengan aturan ini, anak remaja akan terhindar dari berbagai paparan konten negatif yang banyak beredar di media sosial.
Mendampingi
Di rumah, ada aturan bahwa mengakses gawai tidak boleh di dalam kamar. Saya selalu membiasakan si sulung mengakses gawai di ruang keluarga. Di mana ada saya ataupun ayahnya yang mendampingi.
Baca Juga : Tak Hanya Ibu, Ayah juga Punya Peran Penting dalam Pengasuhan
Pendampingan dalam mengakses gawai ini bisa melindungi anak remaja dari paparan konten negatif dari internet. Pendampingan ini juga sebagai ruang diskusi. Anak bisa membahas apa yang dia dapat dari internet bersama orang tua.
Stay up to date
Orang tua harus selalu mengikuti perkembangan teknologi digital. Harus selalu up to date terhadap perkembangan teknologi dan informasi terbaru. Hal ini bisa membantu orang tua dalam mendampingi anak remaja di era digital.
Memberikan aktivitas lain
Berhubung si sulung sekolah dengan sistem blended learning, saya bisa memberikan aktivitas lain yang sifatnya luring. Mengajak si sulung terlibat dalam berbagai kegiatan positif yang bisa mengasah minat dan bakatnya.
Baca Juga : Mengenal Judo, Seni Bela Diri Yang Bermanfaat Untuk Anak
Selain sekolah, si sulung juga aktif di kegiatan pramuka, judo, mengaji, les bahasa Jepang, les bahasa Inggris dan ekstrakurikuler menulis. Kegiatan-kegiatan ini bisa mengurangi interaksinya dengan gawai. Dia juga bisa mengasah keterampilan sosial dan mengembangkan kecerdasan interpersonalnya.
Tegas dan proaktif
Hal terakhir yang perlu dilakukan orang tua dalam mengasuh remaja di era digital adalah tegas dan proaktif.
Jangan goyah saat anak merengek mengakses gawai di luar kesepakatan bersama yang sudah dibuat. Jangan lupa untuk selalu proaktif dalam mendampingi anak di era digital ini
Penutup
Meskipun menantang, mengasuh anak remaja di era digital harus dihadapi. Melalui pola asuh yang efektif, setiap tantangan yang dihadapi anak remaja di era digital akan terlalui dengan baik.
Semoga artikel ini bisa membantu teman deestories dalam melakukan pola asuh yang efektif bagi anak remaja di era digital.
Jika ada yang punya kiat lainnya, boleh lho berbagai di kolom komentar.
Terima kasih.
Serius deh mbak, saya juga masih tidak rela. Anak-anak sejak pandemi jadi pegang hp sendiri. Padahal rencananya tidak mau dikasih. Tapi gimana lagi. Satu-satunya cara ya sekarang tinggal membatasi penggunaannya. Sambil terus kasih pesan ke mereka
BalasHapusMasyaallah bermanfaat banget. Persiapan untuk aku yang anaknya memasuki masa preteen. Sepakat mbak, membatasi screen time sangat penting biar anak nggak mudah terpengaruh dengan tontonan atau konten yang nggak baik. Anak aku dari duku kalau kebanyakan screen time pasti sikapnya nyebelin, rewellah, mudah ngambek.. Vita mamanesia.com
BalasHapusPesen dari Ali jadi wejangan mantap ya buat para orangtua, sehingga bisa alebih tepat mendidik anak
BalasHapusSetuju banget, setiap generasinbeda pola asuhnya
BalasHapusSaya inget dulu saya membatasi anak pegang gadget (hanya Sabtu dan Minggu) dengan cara keras
Sekarang gak bisa lagi, anak-anak harus diajak berkomunikasi
Wah kepake banget, insight baru. Bontot msh 9 thn kalo main game pake hp saya atau ayahnya. Kmrn abis dari sodara speechless anaknya 3 usia 9,7,2 tahun udh pada dikasih hp masing-masing
BalasHapusPadahal udah jelas ada Pesan dari Ali Bin Abi Thalib tentang pentingnya orang tua untuk mendidik anak sesuai zamannya. Tapi masih banyak orang tua yang kadang gak menyadarinya. Kayak pokoknya harus sama kayak zamannya dulu ehehe. Setuju kak kalau temaja baiknya memang dibatasi screen timenya tetus jangan bikin akun media sosial dulu, dan harus diawasi penggunaan gadgetnya biar gak terjerumus ke hal hal merugikan
BalasHapusZaman terus berubah pola asuh pun harus mengikuti perkembangan zaman supaya bisa masuk ke anak-anak. Di era digital gak bisa juga kita melarang mereka untuk tidak melek digital yang ada malah ketinggalan ya mereka kasihan, maka dari itu harus pintar-pintar sebagai orang tua memahami dan mengikuti perkembangan mereka suapaya tidak ketergantungan dan mempengaruhi kesehata mental anak
BalasHapusJadinya orangtua memang harus lebih peka dan mengikuti perkembangan jaman ya, sehingga bisa memantau anak dengan maksimal
HapusBetul banget mbak. mendidik anak harus sesuai zamannya, perkembangan zaman cepet banget berubah. Klo gak dikenali teknologi digital malah gaptek.. asal penggunaan aja dibatasi
BalasHapusUsia anak2 kita sama, Kak. Saladin juga 11 tahun dan dia belum punya akun sosial media sendiri. Untuk HP juga belum punya dan masih nebeng punyaku.
BalasHapusPunya anak remaja di era digital emang deg2an yaa karena takut mereka kena pengaruh negatif. Semoga dengan kasih sayang dan kedisiplinan mereka tidak kebawa arus.
Tantangan orangtua tiap generasi beda beda . Kita dihadapkan dengan teknologi. Untungnya sekarang bisa membatasi lewat pengaturan . Perlunya edukasi literasi bagi anak anak menggunakan teknologi dengan baik dan aman agar masa depan anak bisa tetap cerah
BalasHapusTeknologi yang makin maju itu bagus. Tapi buat ngasuh anak di era digital ini, PR-nya buanyak banget. Gak bisa dilarang karena kan emang zamannya. Jadi kita orang tua ya dampingi dan ngasih batasan tertentu agar tetap di jalannya
BalasHapusPola asuh anak remaja zaman sekarang tuh tantangannya luar biasa kalau kataku. Karena perkembangan teknologi yang semakin cepat juga membuat anak-anak memiliki emosional yang beda dari zama kita dulu gak sih.
BalasHapusngeri banget soal relationship pertemanan anak2 generasi z dan alpha zaman sekarang. mungkin pas zaman molly dulu gak seberapa. tugas ortu makin berat >.<
BalasHapusYah itulah tantangan kita di era digital, kita ortu kadang butuh pengetahuan ekstra untuk mencari tau tentang bagaimana masuk ke dunia mereka tanpa harus merasa terintimidasi oleh sikap kita
BalasHapusRemaja sekarang cenderung cepat sekali menerima informasi.
BalasHapusZamanku dulu.. cuma ngandelin langganan majalah Gadis atau Kawanku. Sekarang?
Lewat serangan berbagai macam media aja, mereka uda gampil banget punya "informasi" baru.
Aga bikin ketar-ketir kalo penerimaannya berbeda atau melenceng dari agama yaa..
Semoga Allaah jaga selalu fitrah kebaikan anak-anak remaja kita ini karena di tangan mereka-lah masa depan bangsa bertumpu.
Diusahakan sih orang tua bisa menjadi teman anak, teman curhat ya mba .aku juga anak2 ku mulai remaja seneng aja kalau mereka dah mulai curhat dn mengutarakan keinginannya sebisa mungkin juga harus tegas
BalasHapusSetuju banget mba, harus ada pembatasan screen time. Memang gak bisa dipungkiri sekarang teknologi semakin canggih dan anak2 mulai mengikuti perkembangan jaman serta teknologi. Tapi harus tetap ada batasan yang diberlakukan
BalasHapusbenar banget ya, kata Ali Bin Abi Thalib bahwa kita memang harus mendidik anak ya sesuai zaman mereka.
BalasHapuskalau didik anak Alpha tapi pakai metode lama, duuh pasti juga anaknya jadi uring-uringan gak menerima, kembali lagi kita orang tua pun juga jadi salah, makanya emang oran tua harus up to date.
Anakku yang megang hape yang remaja memang yang usia 15-18 tahun, kalau adiknya belum punya hape jadi terbatas banget. Kalau anak remaja aku kasih kepercayaan, sesekali aku sidak untuk mendiskusikan kalau ada hal yang belum patut
BalasHapusgawai ini memang benar-benar melekat ya dalam kehidupan kita. kadang mau membatasi anak gawai tapi orang tuanya malah sehari-hari nggak bisa lepas dari gawai. keren banget sih orang tua yang bisa membuat anaknya tidak tergantung pada gawai
BalasHapusMasa yang paling sulit dialami orang tua adalah saat mendampingi anak melewati masa remaja. Gejolak di dalam diri mereka dan godaan serta pengaruh dari luar itu yg sulit. Masa dimana anak lebih percaya teman dibanding orang tua
BalasHapus