Menikah modal cinta, emang bisa?
Bisa.
Ya, bisa.
Saya dan suami menikah modal cinta, eh malah bisa dikatakan modal nekat.
Lha, gimana nggak nekat. Belum punya apa-apa tapi nekat nikah.
Ya, begitulah awal pernikahan kami dimulai.
Oke, biar nggak penasaran, hari ini saya mau cerita bagaimana cinta jadi modal nekat kami melangsungkan pernikahan. Akan saya ceritakan kehidupan pernikahan dua anak manusia yang dimabuk cinta ini.
Sekalian napak tilas ya, bulan ini pernikahan kami memasuki tahun ke 12.
Nekat Nikah Karena Cinta
Saya dan suami sudah berpacaran selama empat tahun sebelum memutuskan untuk menikah. Tentunya waktu empat tahun sudah cukup untuk bisa saling mengerti dan memahami. Sebab, sedari awal kami nggak ada jaim-jaim an. Nggak ada yang disembunyikan, terbiasa saling jujur.
Saat memutuskan menikah, saya sendiri nggak ada target apa-apa. Nggak ada tuh rencana-rencana yang dibuat, maksudnya mau menjalani rumah tangga macam apa. Mana sempat mikirin perjanjian pra nikah. Nggak ada itu.
Saat suami melamar, ya langsung bersedia. Ya, mau apa lagi coba. Sudah empat tahun ini. Saya sih sudah sreg, yakin yakin saja sama dia. Duh, apa beneran saya dibutakan oleh cinta, ya, hahaha.
Ya sudah, berbekal tabungan suami, kami pun melangsungkan pernikahan secara sederhana. Ya, sederhana sekali.
Baca Juga : Pernikahan Sederhana, Berkesan Tanpa Ribet amat
Kami menggelar akad nikah di masjid perumahan tempat tinggal suami. Setelah akad nikah, ada acara makan-makan di rumah suami. Sudah, itu saja.
Nggak ada tuh souvenir pernikahan. Fotografer pun hanya mengandalkan kamera digital milik saya, sementara adik saya bertugas memotret. Alhamdulillah, momen sederhana itu tetap bisa diabadikan.
Sesederhana itu. Begitu cepat memutuskan menikah. Tanpa pertimbangan apapun. Haha, beneran cuma cinta modalnya.
Apakah Cinta Saja Cukup?
Apakah cinta saja cukup? Ya nggak lah! Meski kami nikah modal cinta, suami ya nggak mokondo lah. Saat kami menikah, dia sudah punya pekerjaan. Jadi abdi negara, alias PNS atau ASN ya istilahnya sekarang.
Ya mana mungkin kami nikah tapi dia pengangguran. Cinta nggak bisa dimakan. Jadi, meski harta benda tak ada dan harus numpang di rumah ibu mertua, alhamdulillah dia tetap menafkahi.
Menikah modal cinta itu penting, meski pernikahan tak hanya butuh cinta. Mengapa cinta jadi modal penting? Karena cinta bisa mendorong seseorang untuk melakukan terbaik untuk yang dicintainya.
Rasa cinta suami pada saya mampu membuat dia berusaha memberikan yang terbaik bagi saya. Tahun ketiga pernikahan, kami bisa tinggal di rumah sendiri, meski harus melewati cicilan KPR selama belasan tahun. Hahaha.
Baca Juga : Tak Hanya Selingkuh, 5 Hal Sepele Ini Juga Bisa Merusak Rumah Tangga
Rasa cinta saya pada suami membuat saya bersemangat untuk menjadi istri yang terbaik. Melayani dan menghormati suami.
Rasa cinta juga yang membuat kami bisa terus bertahan menjaga komitmen seumur hidup ini.
Berbagai cobaan yang menerpa, dihadapi berdua. Semua karena cinta. Memang terdengar klise, tapi nyata adanya.
Merawat Cinta dalam Pernikahan
Cinta jadi landasan penting dalam pernikahan. Oleh karena itu, merawat cinta dalam pernikahan itu penting.
Meski penting, nyatanya merawat cinta dalam pernikahan itu cukup menantang.
Bagaimana tidak, banyak penelitian justru menunjukkan bahwa cinta dalam pernikahan itu hanya bertahan maksimal 4 tahun saja. Waduh, lalu setelah empat tahun gimana?
Ya nggak gimana-gimana. Kalau berusaha dirawat, tentu saja bisa lebih dari empat tahun. Saya contohnya. Alhamdulillah kami masih saling mencintai di tahun ke 12 ini, semoga begitu di tahun-tahun selanjutnya.
Ada beberapa cara yang kami lakukan untuk merawat cinta.
Pertama, banyak mendekat ke Maha Cinta. Melibatkan Tuhan dalam pernikahan adalah hal yang paling utama. Doa menjadi senjata ampuh dalam merawat cinta.
Kedua, jalani pernikahan sebagai ibadah. Sebab, nyatanya pernikahan adalah ibadah terpanjang. Menyadari pernikahan adalah ibadah, bisa memberi kekuatan dalam menjalani hari-hari pernikahan yang seperti roller coaster.
Ketiga, jujur dan terbuka. Kami berusaha untuk saling jujur dan terbuka. Tak ada yang disembunyikan.
Keempat, perbanyak ngobrol. Pernikahan itu isinya ya obrolan. Semakin sering ngobrol, semakin bisa saling memahami. Mencegah timbulnya perselisihan karena mis understanding. Setiap malam sebelum tidur, kami selalu melakukan pillowtalk. Bercerita tentang apa saja.
Kelima, menikmati waktu berdua. Meski sudah punya anak, kami nggak pernah absen untuk kencan. Mulai dari pergi ke bioskop, menikmati kopi di coffee shop, atau sekadar maraton serial tv di rumah. Kencan seperti ini ampuh untuk merawat rasa cinta agar tetap membara, lho.
Baca Juga : Menikahlah dengan Orang yang Tepat. Seumur Hidup Terlalu Lama untuk Dihabiskan dengan Orang yang Salah
Keenam, saling menghormati. Meski suami adalah pemimpin keluarga, hubungan kami setara. Kami saling menghormati satu sama lain.
Menikah Modal Cinta Bisa Langgeng
Cinta jadi modal penting dalam kehidupan pernikahan. Rawatlah cinta maka pernikahanmu akan terawat.
Dua belas tahun mungkin masih seumur jagung. Tapi kami percaya akan mampu menjalani bersama di tahun-tahun yang akan datang.
Menikah modal cinta bisa langgeng, selama tak lelah untuk merawat cinta agar terus tumbuh.
Trust me.
selamat dan alhamdulillah ya sudah mencapau usia 12 tahun, total 16 tahun kalau di hitung dengan masa pacaran. gimana rasanya mba? wow pastinya ya hihihi, terasa gak sih beda antara masa pacaran meski udah 4 tahun dengan selama pernikahan 12 tahun? pasti banyak kejutan ya, hihihi.
BalasHapusbtw bicara soal pernikahan, setuju sih kalau pernikahan itu isinya ngobrol. jadi komunikasi itu penting. Tapi gimana biar komunikasi bisa jalan terus tanpa hambatan? Kalau tips saya adalah belajar legowo dan menurunkan ego. itu juga penting sih.
semoga tetep langgeng hingga kakek nenek dan bertemu nanti di surgaNya ya. Aamiin Ya Rabb
Selamat hari pernikahan Mbak Dian.
BalasHapusMungkin cinta itu salah satu modal utama dalam pernikahan ya, Mbak. Dengan terus saling cinta maka akan langgeng. Saling cinta membuat terus saling memahami, menerima kekurangan dan kelebihan, dan saling mengisi.
Alhamdulillah sudah 12 tahun bersama. Memang merawat cinta itu penting banget ya dan harus ada effort baik dari istri maupun suami. Semoga langgeng dan mesra teruuuus.
BalasHapusselamat memasuki tahun yang baru dalam ikatan pernikahan. memang nggamudah mengarungi cinta dan memupuk rasa cinta itu semakin dalam dan hangat ya kak, diriku juga menikah dulu tanpa modal juga kok. Membangun semuanya bersama jauh lebih menyenangkan
BalasHapusWah, ceritanya menyentuh banget! Terima kasih sudah berbagi pengalaman pernikahan yang penuh cinta dan komitmennya mbak. Semoga kebersamaan kalian terus bersemi dan menjadi inspirasi bagi banyak pasangan lainnya untuk merawat cinta dalam pernikahan. Semoga bahagia selalu sampai ke jannah ya! 🥰❤️
BalasHapusAaakk bener banget, kalo ada yang bilang cinta itu nanti bisa tumbuh, kayaknya jugaa ngga sesederhana itu sih. Kalo dimulai dengan cintaa, semuanya akan jadi lebih mudah dijalani dan kita punya alasan untuk selalu kembali, eaa
BalasHapusAnda terlihat sangat bersemangat saat menuliskan ini, bestie...
BalasHapusMemang cinta anda tak hanya terlihat pure tapi juga ugal-ugalan.
Uhuuiii~
Seneng aku bacanya, Di..
Berasa baca buku nasehat pernikahan, tapi versi sahabat sendiri. GImana sii.. it's so REAL gitu looo..
Btw, Di..
memang ada rencana bikin buku solo tentang Marital Life?
Setuju kak, cinta gak bisa dimakan. Kalau nikah modal cinta kayak cerita kak Dee mah masuk akal, karena paksunya udah punya pekerjaan. Aku juga pengen deh suatu hari nanti menikah cuma di KUA aja, tanpa repot ina inu. Setuju juga kalau merawat cinta dalam pernikahan itu butuh komunikasi dan menghabiskan waktu berdua juga
BalasHapusSelamat hari pernikahan. Semoga langgeng dan menua bersama ya. Aku setuju tuh, nikah modal cinta bisa aja bahagia, tapi dengan catatannya ini yang banyak. Terus merawat cinta itu yang sulit... hahaha
BalasHapusMaa shaa Allah, barakallah mba
BalasHapusMerawat cinta sepenting itu ya mba, agar mahligai rumah tangga langgeng selamanya till jannah
"abogado flsa nueva york"
BalasHapusThe review "Menikah Modal Cinta, Bisakah Langgeng?" delves into the complexities of love-based marriages, highlighting the sustainability of such unions. The author provides a nuanced perspective on the dynamics of love and marriage, incorporating personal anecdotes or real-life examples to connect readers with the experiences of those who have navigated relationships with 'cinta' as the primary foundation. The review encourages readers to reflect on their beliefs and expectations regarding the role of love in long-lasting marriages, making it a valuable read for those navigating the complexities of relationships.
Kalau aku baca, suaminya mbak gak hanya modal cinta. Tapi ada tanggung jawabnya sebagai suami. Mau menafkahi dan akhirnya bisa beli rumah bareng. Nah di luar sana ada yang modal cinta beneran. Tapi gak ada tanggung jawabnya. Ya beneran cuman cinta doang. Tapi gak kerja, gak nafkahi dan ujung ujungnya nyakitin hati istri. Ini yang gak bener
BalasHapus