Tahun ini, pernikahan kami menginjak tahun ke 12. Wah, tak terasa sudah satu dekade kami lewati. Saat-saat menjelang hari peringatan ini, saya jadi terkenang pernikahan sederhana kami. Kami menikah sederhana. Bahkan mungkin bisa dibilang sangat sederhana. Meski begitu, kesakralan pernikahan tetap ada.
Menikah itu Sederhana
Akhir-akhir ini pesta pernikahan digelar sangat mewah. Tak hanya mewah, prosesnya pun lebih bertambah. Kalau dulu biasanya hanya pernikahan adat yang punya banyak proses, kini pernikahan modern pun juga.
Sah-sah saja sih. Setiap orang punya hak menentukan pernikahannya. Permasalahannya jika semuanya dipaksakan. Mau menikah mewah dan meriah, tetapi kemampuan tak memadai.
Bahkan, sempat viral di media sosial, demi gengsi, ada yang rela berhutang untuk pesta pernikahan yang mewah dan meriah. Ironisnya, hutang tersebut bahkan belum lunas hingga dua tahun pernikahan. Duh..
Padahal, pernikahan itu sederhana. Cukup penuhi syarat secara agama. Mengundang beberapa tamu dengan hidangan sederhana cukup, asal tetap memuliakan tamu.
Menikah itu sederhana, yang mahal gengsinya.
Mengapa Memilih Pernikahan Sederhana
Kami memilih menikah sederhana karena memang itu yang paling sesuai dengan kemampuan kami. Saya dan suami sama-sama anak yatim. Tak ada ayah yang bisa menjadi sponsor utama dalam pernikahan kami.
Suami lebih beruntung, meski anak yatim, dia tetap bisa hidup dari uang pensiun ayahnya. Saya? Ah, boro-boro uang pensiun. Saya bahkan tak punya tabungan sepeser pun.
Semua penghasilan saya, habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Saya tak hanya menghidupi diri sendiri, tetapi juga menghidupi ibu dan ketiga adik yang masih usia sekolah.
Jadi, berbekal tabungan suami sebesar 10 juta, kala itu kami pun menggelar pesta pernikahan sederhana. Ijab kabul dilaksanakan di masjid pada pagi hari, siangnya menjamu tamu dengan makanan sederhana di rumah.
Baca Juga : Nikah Muda, Yes or No?
Undangan pernikahan pun dibuat sederhana. Tanpa souvenir tentunya. Saya menyewa baju pengantin sederhana, kebaya putih. Momen pernikahan kami diabadikan sendiri oleh adik, melalui jepretan kamera digital saya. Tuh, kurang sederhana apa? 😀
Sebenarnya, bukan hanya alasan finansial saja yang jadi pertimbangan mengapa kami melakukan pernikahan sederhana. Saya tuh orangnya malas ribet! Duh, pernikahan saja cukup membuat stres, apalagi harus diiringi banyak proses yang sebenarnya bukan hal penting. Ogah banget!
Selain itu, bagi saya pernikahan sederhana lebih bisa membuat kita fokus pada momen pernikahan itu sendiri. Nggak banyak detail dan garnish yang harus diperhatikan. Pernikahan jadi lebih sakral.
Sederhana dan Berkesan
Menikah dengan sederhana itu bebas stres. Setelah menikah nggak meratapi saldo yang terkuras habis atau tak perlu berjuang membayar hutang. Kehidupan setelah pernikahan berjalan damai. Kami bisa fokus membangun rumah tangga. Bahkan bisa segera membayar DP rumah setelah dua tahun menikah. Di tahun ketiga pernikahan, kami sudah punya rumah sendiri. Ya, meski harus dicicil sampai lima belas tahun kemudian, hahaha.
Berhubung sederhana, semua persiapan pernikahan pun dilakukan berdua. Saya mengurus undangan, catering, dan seserahan. Suami bertugas mengurus administrasi di KUA (Kantor Urusan Agama), perias, dan tenda pernikahan. Oh ya, kami berdua yang membuat pigura mas kawin. Buat berdua. Jadi lebih memorable pastinya.
Tips Pernikahan Sederhana yang Memorable Tanpa Ribet
Bagaimana? Adakah teman-teman yang ingin menggelar pernikahan sederhana? Saya akan berbagi tips bagaimana pernikahan sederhana bisa tetap memorable tanpa ribet.
Pertama, komunikasi. Pastikan pasangan yang akan menikah sudah sepakat untuk menggelar pernikahan sederhana. Jika keduanya sepakat, lanjutkan ke jenjang berikutnya. Mengkomunikasikan kepada orang tua. Pastikan orang tua kedua mempelai juga bersepakat akan menggelar pernikahan sederhana.
Kedua, mandiri finansial. Pengalaman saya sih, kalau mau bebas menentukan pernikahan apa yang akan digelar, pastikan calon pengantin mandiri finansial. Biaya pernikahan adalah uang pribadi calon pengantin. Tak ada orang tua yang menjadi sponsor. Kalau ada sponsor, biasanya kita harus menggelar acara sesuai permintaan sponsor, kan?
Ketiga, pilih tempat yang berkesan. Walau digelar secara sederhana, tetap harus berkesan dong! Salah satu cara agar pernikahan sederhana bisa tetap berkesan adalah memilih tempat yang berkesan bagi kedua mempelai. Rumah seringkali paling pas untuk menggelar pernikahan sederhana. Rumah tempat yang penuh kenangan. Pasti sangat berkesan jika menggelar pernikahan di tempat kita tumbuh.
Baca Juga : 8 Resolusi Pernikahan untuk Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia
Keempat, dekorasi minimalis. Berikan dekorasi minimalis pada tempat pesta. Bunga segar bisa jadi alternatif dekorasi minimalis yang cantik.
Kelima, hidangan spesial. Berikan hidangan spesial bagi tamu undangan. Tak perlu yang mewah, cukup enak. Bisa juga memilih hidangan sesuai hidangan favorit mempelai. Pasti lebih berkesan.
Penutup
Pernikahan sederhana bisa menjadi alternatif dalam merayakan cinta dengan cara autentik dan berarti. Hal yang paling utama dalam pesta pernikahan adalah menghargai hubungan dan momen itu sendiri.
Dua belas tahun rumah tangga saya penuh kebahagiaan meski ada beberapa tantangan. Pernikahan sederhana kami tetap terasa berkesan dan penuh makna.
Jadi, siapa yang mau menggelar pernikahan sederhana?
Wah, selamat menyambut hari jadi pernikahan ke 12, Kak. Semoga langgeng dan awet mesra selalu. Saya sependapat kalau acara nikahan itu nggak perlu pesta yang berlebihan. Sederhana aja cukup. Cinta kita dsn pasangan kan bukan cuma mau dirayakan satu kali pas wedding-nya doang, tapi setiap hari sepanjang umur hiduo berumah tangga ya. Hihi.
BalasHapusWah.. Selamat ya anniversary nih. Yg terpenting bagi pasangan ialah sah menjadi suami istri.. Dan patut di contoh nih untuk nikah sederhana.. Jgn gengsi ya
BalasHapusHappy Anniversary ya Mbak. Semoga tetap langgeng dan kompak. Sakinah mawaddah wa rahmah selamanya. Pernikahan sederhana memang harus dibicarakan bareng sih.
BalasHapusTemenku ada yg sedih sih, anak-anaknya mau menikah sederhana, mereka atur sendiri. Ortu-ortunya dikasih jatah undangan...wkwkwk... Karena kata anak-anaknya, kan yg menikah kami...
Jadi mengenang masa masa awal nikah juga..betapa cinta pada awal menikah itu luar biasa jika dikenang
BalasHapusPernikahan saya dulu juga sangat sederhana mba, karena memang nggak mau pesta mewah, karena kehidupan setelah menikah itu sangat penting. Dan kami ingin menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia.
BalasHapusSepakat Mbak. Menikah itu sederhana aja, yang penting sakral dan semua rukunnya terpenuhi. Selamat wedding anniversary ya Mbak.
BalasHapusMashaAllaa, Di..
BalasHapusNuhun yaa.. aku jadi mengenang juga masa-masa pernikahan. Dan alhamdulillah Di, doanya yaa.. In syaa Allaa masku akan melangsungkan pernikahan dan karena saat ini Babe rahimahullah uda tiada, jadi masku kemungkinan besar akan dilakngsungkan secara sederhana.
Dan tanpa mengurangi kesakralan serta maksud yang baik untuk menghormati tamu undangan, pastikan untuk menggelar di tempat yang berkesan seperti tipsmu yaa, Di.
Barakallahu fiik, Di.
Pernikahan sederhana ini pernah nge-hits saat pandemi kemarin. Ya, karena kan saat itu tidak memungkinkan untuk menggelar pesta. He-he. Namun, tentunya hal ini mendatangkan hikmah. Salah satunya jadi banyak orang yang menyadari hal terpenting dari momen pernikahan adalah kesakralannya.
BalasHapusSama mbak, aku juga tipe orang yang ga mau ribet dan sayang saja sama biayanya juga harus melakukan acara besar- besaran. Jadi dulu aku juga mementingkan akad dan mengundang beberapa teman yang emang dekat dengan aku. Selebihnya juga tamu ibu yang hanya tetangga sekitaran rumah saja.
BalasHapusSetuju, yang penting sah. Awalnya memamg begitu, walau ketika sudah berjapan beberapa waktu terus ketika dapat undangan nikah teman atau saudara asa juga perkataan begini, aku dulu nggak gitu ya. Jadi pengen. Ada hal-hal sepeti itu juga
BalasHapusSaya lebih setuju memang mbak kalau pesta pernikahan itu sesuai kemampuan saja. Nggak perlu wah, mubadzir. lebih miris pernah mendengar yangbapaknya bunuh diri karena hutang untukbiaya pesta pernikahan itu, apa nggak mirs ya kan. Intinya sesuaikandengan kemampuan finansial.
BalasHapusBarakAllahu fiik mba Dian. Sama banget Mbak dulu aku juga menikah sederhana banget sesuai impian masa kecilku dulu yaitu menikah di masjid dan kami berdua juga sama-sama anak yatim
BalasHapusKalau saya tradisinya tidak bisa sederhana karena nenek buyut masih hidup
BalasHapusBeliau akan sangat marah jika adat Bugis-Makassar tidak dilaksanakan
Makanya pas pandemi, kebetulan adik bungsuku yang harus nikah
Sederhana terlihat hanya karena tidak banyak yang datang