Kebakaran hutan | Pixabay |
Selain mengancam kehidupan manusia, kebakaran hutan dan lahan juga mengancam keberlangsungan hidup satwa liar Indonesia. Daripada terus memadamkan, bisakah karhutla dicegah? Apa upaya yang bisa dilakukan bersama untuk menghadapi karhutla ini?
Karhutla di Indonesia
Memasuki musim kemarau di Indonesia, ancaman karhutla semakin terlihat. Bahkan, diprediksi, jika tahun 2023 ini karhutla akan mencapai puncaknya.
Mengapa? Sebab, tahun ini, musim kemarau disertai El Nino, menyebabkan kekeringan di beberapa daerah di Indonesia.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga awal Juni 2023 telah terjadi 125 kali kebakaran hutan, meski Indonesia belum memasuki puncak musim kering.
Aceh menjadi provinsi yang paling banyak terjadi karhutla periode ini, sebanyak 53 kasus. Disusul Kalimantan Tengah [35 kasus] dan Kalimantan Barat [17 kasus].
Potensi karhutla tahun ini, diperkirakan hampir menyamai kebakaran hutan dahsyat tahun 2015 dan 2019.
Miris, ya!
Karhutla Salah Siapa?
Karhutla yang seringkali datang di musim kemarau, seolah dianggap sebagai bencana tahunan di Indonesia ini.
Karhutla salah siapa? Apakah hanya kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran hutan?
Tidak! Kemarau bukan satu-satunya penyebab karhutla. Kejadian kebakaran hutan dan lahan bahkan lebih sering karena ulah manusia.
Puntung rokok | Pixabay |
Masih banyaknya pembukaan lahan dengan cara dibakar, menjadi salah satu penyebab terjadinya karhutla ini. Belum lagi, masih ada yang membuang puntung rokok di hutan. Karhutla juga terjadi karena adanya penebangan liar.
Karhutla Ancam Kehidupan Satwa Liar di Indonesia
Orang utan | Mongabay |
Karhutla tidak hanya mengancam kehidupan manusia. Saat hutan dan lahan terbakar, kehidupan satwa liar pun terancam.
Karhutla membuat orang utan menjadi gelandangan. Mereka terusir dari rumahnya sendiri.
Satwa asli Indonesia ini kehilangan habitatnya karena hutan yang terbakar. Kesehatan mereka juga terancam.
Baca Juga : Saatnya #BersamaBergerakBerdaya Menjaga Hutan Indonesia Demi Kelangsungan Masa Depan
Empat tahun yang lalu, saat terjadi kebakaran hutan terbesar, sebanyak 37 orangutan muda [bayi hingga anak-anak] di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, terjangkit penyakit infeksi saluran pernafasan ringan akibat asap kebakaran hutan dan lahan.
Peneliti dari Cornell University menyebutkan bahwa, asap kebakaran hutan membuat orang utan mengalami peradangan demam, nyeri, dan pusing pada tubuhnya.
Tak hanya orang utan, kehidupan primata pun terancam. Ilmuwan dari California National Primate Research Center melaporkan temuan yang cukup mengkhawatirkan.
Studi menemukan lonjakan kasus keguguran pada monyet rhesus betina yang terpapar udara tercemar partikel debu (PM2,5) berkonsentrasi tinggi di kandang luar ruangan.
Bukan cuma itu, janin yang hidup dan bayi monyet rhesus tetap menderita efek jangka panjang. Mereka mengalami gangguan kapasitas paru-paru, respons kekebalan tubuh, peradangan, level kortisol, perilaku, dan ingatan mereka.
Masuknya beberapa satwa liar seperti orang utan dan gajah ke pemukiman warga, tak lain juga karena kebakaran hutan. Hutan yang menjadi habitat mereka tak lagi memiliki sumber makanan. Satwa liar ini pun terancam kelaparan. Mereka merangsek ke pemukiman warga untuk mencari makanan.
Di sisi lain, ancaman juga mengintai hewan yang tinggal di sungai kecil seperti amfibi. Meski bisa hidup di air, mereka tetap butuh mengambil napas. Sementara, pasokan oksigen terbatas saat kebakaran hutan. Selain itu, api bisa mengubah kimiawi air dan membuatnya tidak layak ditinggali dalam kurun waktu tertentu.
Daripada Terus Memadamkan, Bisakah Karhutla di Cegah?
Selama ini, pemerintah fokus dalam memadamkan api saat terjadinya karhutla. Bahkan, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya yang didukung peralatan yang canggih.
Biaya pemadaman karhutla ini tak main-main. Upaya penanganan karhutla ini mencapai miliaran rupiah. Anggaran yang besar tentunya.
Daripada terus memadamkan, bisakah karhutla di cegah?
Tentu bisa.
Begini caranya :
Tidak membuang puntung rokok sembarangan
Menghentikan cara membuka lahan baru dengan dibakar
Melakukan patroli dan pengawasan rutin pada tempat-tempat yang memang rawan terjadi kebakaran, terutama saat musim kemarau
Membuatkan sekat-sekat kanal untuk pengaturan hidrologi air pada lahan gambut. Dengan begitu tanahnya jadi lembab dan basah sehingga tidak mudah terbakar, terutama saat musim kemarau.
Melakukan patroli dan pengawasan rutin pada tempat-tempat yang memang rawan terjadi kebakaran, terutama saat musim kemarau.
Upaya yang Bisa Dilakukan
Berbagai aktivitas manusia, seperti membuang puntung rokok di hutan, penebangan liar, hingga pembukaan lahan (dengan membakar hutan) menjadi penyebab karhutla ini.
Sungguh mengerikan, bagaimana manusia bisa merusak sumber hidupnya sendiri? Hutan adalah sumber kehidupan bagi manusia, di hutan manusia mendapatkan oksigen, makanan, obat-obatan, dan perekonomian. Bisa-bisanya dirusak dengan ulah yang tak bertanggung jawab seperti itu.
Ada banyak yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan dari karhutla.
Menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. Sebagaimana yang saya lakukan dengan konsisten membuat konten seputar lingkungan bersama Eco Blogger Squad.
Menjadi bagian dari organisasi lingkungan. Tak harus menjadi anggota, tetapi bisa juga memberikan donasi terhadap berbagai LSM yang bergerak di bidang lingkungan.
Melakukan reboisasi. Pastinya hutan yang rusak, harus di reboisasi. Kita bisa ikut dalam kegiatan reboisasi, bisa juga dengan gerakan adopsi hutan.
Mendorong pemerintah untuk memberikan sanksi tegas bagi pihak-pihak yang sengaja merusak dan membakar hutan.
Melakukan gaya hidup ramah lingkungan. Gaya hidup ramah lingkungan misalnya tidak menggunakan tisu dan kertas secara berlebihan, juga bisa mencegah penebangan hutan yang eksploitatif.
Menjadi Bagian dari Team Up For Impact
Bergabung dalam Team Up For Impact (TUFI) juga menjadi upaya yang bisa kita lakukan untuk menghadapi karhutla ini.
Ada beberapa tantangan yang bisa kita pilih dalam berbagai kategori. Misalnya, pada kategori Sampah, kita dapat memilih tantangan untuk tidak menggunakan tisu.
Penggunaan tisu satu hari di seluruh dunia bisa mencapai angka satu ton . Dibutuhkan 20.000 galon udara untuk memproduksinya. Belum lagi pohon-pohon yang harus ditebang. Kalau kita Bekerja Sama dan kompak untuk mendedikasikan Hari Kamis untuk tidak menggunakan tisu, dampaknya besar buat Bumi.
Baca Juga : 3 Hal ini Bisa Kamu Lakukan Agar Indonesia Merdeka dari Karhutla
Selain kategori sampah, ada lima kategori lain yang bisa dipilih, yaitu Makanan, Digital, Energi, Bisnis Hijau, dan Aktivisme.
Bagaimana cara ikut TUFI ini?
1. Masuk ke website TUFI di https://teamupforimpact.org/team-up-everyday/
2. Lalu akan muncul kotak dan klik “Ikuti Tantangan”. Klik juga “Mulai Bermain
3. Setelah muncul gambar pohon, klik yang ada tulisan dibawahnya “Team Up For Impact Everyday.
4. Akan muncul daftar tantangan yang direkomendasikan hari ini. Kita bisa memilih salah satu yang paling bisa dilakukan hari ini.
5. Gulir ke bawah, akan ada tantangan Team Up For Impact berdasarkan enam kategori; sampah, makanan, digital, energi, bisnis hijau, aktivisme
6. Pilih kategori dan masuk ke dalam tantangannya.
Jadi, tunggu apa lagi Mari bersama-sama bergabung dalam TUFI. Mencegah karhutla, sama saja melindungi kelangsungan hidup satwa liar.
Referensi
https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/19/17-cara-mencegah-kebakaran-hutan-dan-lahan/
https://theconversation.com/asap-kebakaran-hutan-menyebabkan-orang-utan-jarang-bergerak-dan-suaranya-menjadi-parau-208473
https://theconversation.com/el-nino-2023-kebakaran-hutan-bermunculan-di-indonesia-ini-3-strategi-agar-tak-meluas-199407
https://www.mongabay.co.id/2019/09/19/derita-orangutan-akibat-asap-kebakaran-hutan-dan-lahan/amp/
karhutla ini emang serem banget. bisa berdampak langsung ke semua makhluk hidup. satwa liar iya, manusia juga iya banget. nggak kebayang sama masyarakat sekitar gimana mereka bisa bernapas kalo kondisi polusi udaranya kayak gtu. mana karhutla juga biasanya nggak bs cepet pademnya
BalasHapusSesak ya..
HapusTemenku yang tinggal di daerah sering karhutla, terpaksa mengungsi kalau uda "musim karhutla". Memang jadi lingkungan yang gak sehat banget untuk tumbuh dan beraktivitas.
Iya paling geram kalau sampai binatangnya meninggal dunia terbakar. Ya Allah itu kan juga makhluk hidup.
HapusWajah satwa liat dan perilakunya ini gak bisa bohong.
BalasHapusKalau rumahnya direbut, mereka mau lari kemana?
Teknologi apa yang bisa mereka lakukan?
Alarm termudahnya adalah ketika satwa liar ini mulai memasuki desa dan rumah-rumah penduduk. Itu tanda termudah yang mereka berikan untuk meminta pertolongan. Semoga kita semua peka dan bisa menjaga lingkungan, terutama hutan, agar bisa hidup berdampingan dengan bahagia.
Ngomongin soal kebakaran hutan jadi inget beberapa minggu yang lalu menyaksikan sendiri kebakaran hutan di Gunung Andong. Kebetulan banget lagi lewat daerah situ, nyeremin banget si emang kebakaran hutan. Gak bisa bayangin kalau kejebak di situ ada jadi warga deket daerah kebakaran.
BalasHapusKalo bahas karhutla kayanya ngga aka nada habisnya ya kan? Apalagi karhutlah terhebat 2015 dan 2019 lalu. Oh ya, aku baca2 kalo karhutla tuh 95% sebenernya karena ulah manusia. Miris juga kan. Apalagi kalo liat dampaknya. Semoga aksi sederhana kita bisa menjaga hutan lebih baik lagi ya.
BalasHapusGeram banget kalau ada yang buang puntung rokok sembarangan lalu terjadi karhutla. Karena dampaknya ngeri dan yang kena tuh bukan hanya manusia tapi juga satwa liar.
BalasHapusUdah komitmen buat selalu turut andil juga bersama Team Up for impact . Apalagi miris banget kalau baca-baca berita soal bumi , kasus karhutla yang semakin hari semakin banyak yg tidak bertanggung jawab merusaknya
BalasHapusNah bener kak, satwa kita ini terancam habitat kehidupannya.
BalasHapusKarena bagaimana mungkin habitatnya diubah kan?
harus cegah nih karhutla biar gak meluas
Saya rada nggak percaya masih ada aja orang buang puntung rokok di hutan. Emosi asli. Mereka tuh otaknya di mana ya? Masa gak bisa mikir api bisa bikin kebakaran?
BalasHapusRokok itu ya, selain merugikan kesehatan, bisa membakar hutan. Hanya dengan puntung rokok sekecil itu, dan masih nyala kecil, akibatnya bisa meluluhlantakan hutan.
BalasHapusSelain tisu, aku udh mengurangi bgt bahkan udh ga pernah pake kertas lagi. Kertas kan bahan dasarnya dr kayu. Nah skrg krn gadget mkn pintar, smua bs dikerjakan paperless. Lumayan mengurangi ketergantungan kayu dr hutan kan? Dan smg pemerintah jg trs menggalakkan reboisasi di setiap sudut wilayah.
BalasHapusSedih ya tahun segini masih aja diliputi karhutla. Merdeka sih iya, tapi hutannya masih terjajah nih Indonesia. Gak habis pikir orang-orang yang cuka mikirin cuan tanpa mikir masa depa ana cucu dengan merusak hutan
BalasHapusSedih banget deh kalau nonton berita mengenai kebakaran hutan dan alam. Selalu kepikiran kemana hewan-hewannya pergi. Semoga Indonesia bisa benar-benar bebas dari karhutla
BalasHapusSedihh banget kalau mendengar berita kebakaran hutan apalagi kalau ada oknum yang memang sengaja membuat hutan terbakar.
BalasHapusDuhh ya Allah gusti...kenapa
Orang rela demi harta merusak lingkungan apalagi dampak yg ditimbulkan merugikan orang lain spt sedak nafas dkk.
Heemm, pas Gunung Arjuno dekat rumahku kebakaran sedari beberapa hari yang lalu. Apinya keliahtan dari rumah. Sedih banget karena tnyt apinya makin membesar sehingga sulit dipadamkan dalam sekali dua kali penanganan.
BalasHapusOrang bilang kalau Arjuno sudah kebakaran artinya musim hujan mau tiba, hmm.. ya gak gini terus lah ya kalau bisa tetap lestari aja apa pun musimnya.
Ya Allaa, Rel..
HapusJadi kalo anginnya pas mengarah ke rumahmu, bisa kerasa asapnya yaa..
Memang bahaya banget musim kering begini terus ada trigger yang bikin kebakaran hutan. Semoga kita semua bisa saling menjaga sehingga karhutla bisa diminimalisir.
Kaget juga tahu fakta bahwa Aceh termasuk dalam provinsi dengan karhutla terbanyak selain Kalimantan. Seram sih memang dampak karhutla ini. Keanekaragaman hayati pun terancam. Populasi orangutan yang semakin berkurang, gundulnya hutan, dan masih banyak lagi lainnya. Semoga kita semua bisa mulai menerapkan prinsip-prinsip hidup keberlanjutan ya. Sadar akan pentingnya lingkungan bagi kehidupan anak cucu kelak.
BalasHapusDuh sedih banget saya tuh kalau mendengar berita karhutla setiap musim kemarau, kerugiannya sangat luar biasa. Sebenarnya karhutla ini tidak perlu menjadi tragedi yang berulang kalau semua mempunyai kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
BalasHapusSering banget jadi kambing hitam, kemarau itu penyebab karhutla. Padahal kejadian kebakaran hutan dan lahan bahkan lebih sering karena ulah manusia huhuhu..Mesti ada kesadaran semua untuk hempaskan karhutla demi beberlangsungan hidup satwa liar di sana
BalasHapusbetul yaa, kebakaran hutan itu dampak pertamanya malah ke flora fauna yang hidup di dalam hutan tsb, baru lah dampak ke manusia. Perlu banget upaya edukasi ke masyarakat, instansi, perusahaan, aparatur negara juga. Aku juga ikutan nih challenge TUFI, banyak aktivitas sederhana yg bisa kita lakukan sehari-hari yaa buat jaga lingkungan
BalasHapusAgak agak ngeri jugaa liat masa depan hutan di Indonesia ini. apalagi kmrn ada orang bodohh nyalain flare di bukit ilalang sampe kebakar., aduuuh rasanya emosiii banget
BalasHapusTerkadang ulah manusia juga
BalasHapusNamun bingung mau menyalahkan siapa
Semua jadinya bertanggung jawab mencegahnya
Dampak Karhutla sekarang ini terasa banget kak, daerahku mulai gelap, panas dan pengap, apa kabar ya padang sabana yang terbakar di gunung Bromo, huhuhu, sedih lihatnya
BalasHapusFatal Motorcycle Accident in Virginia Beach
BalasHapusThe article "Inevitably Humans, Karhutla Ancam Wildlife Life in Indonesia. This Efforts Can Be Done" provides a comprehensive overview of the impact of human activities on wildlife in Indonesia. The article highlights the challenges faced by wildlife due to human activities and serves as a call to action for environmental conservation. The efforts to combat Karhutla are inspiring and heartening, highlighting the delicate balance between human activities and wildlife conservation. The stories of wildlife affected by Karhutla serve as a sobering reminder of the consequences of deforestation and wildfires. The article is a valuable resource for raising awareness about the impact of Karhutla on Indonesia's biodiversity, with suggested efforts and solutions providing hope for a better future for wildlife. The article emphasizes the role of local communities and organizations in wildlife conservation, demonstrating a collaborative effort. The photographs accompanying the article capture the beauty of Indonesia's wildlife and the challenges they face. The article serves as a wake-up call to the importance of sustainable practices and responsible land management to protect our natural heritage. The article is well-researched and well-written, leaving readers with a sense of responsibility and a call to action to support wildlife conservation efforts in Indonesia. The author and the publication deserve credit for addressing such a critical issue and preserving our planet's biodiversity.
Menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan secara berkelanjutan seperti yang dilakukan Mbak Dian ini memang perlu ya dilakukan supaya orang2 semakin aware mengenai pentingnya menjaga kelestarian hutan. In syaa Allah bisa jadi amal jariyah, Mbak.
BalasHapusIya. Aku pun udah join ikut tantangan di TUFI. Jujur, belum semua bisa aku lakukan. Bener-bener challenging yah...Tapi harus mulailah...Kalau engga kan lingkungan semakin rusak...
BalasHapusNyesek bacanya betapa Karhutla membuat satwa terusir dari rumahnya, kehilangan habitatnya karena hutan yang terbakar juga kesehatan mereka akan terancam. Setuju, mencegah lebih baik daripada memadamkan!
BalasHapusSedih banget lihat berita kebakaran hutan yang sering banget muncul belakangan ini. Semoga ke depannya tindakan pencegahannya bisa berjalan dengan lebih efektif.
BalasHapussemoga makin banyak yang sadar sekarang ya mba, aku pengen nih presiden depan bisa melek sama lingkungan dan bumi kita daripada masalah yang lainnya
BalasHapusSaya makin teredukasi sekali dengan artikelnya.. sebahaya itu kah ?
BalasHapusSepakat sih kl kebanyakan karhutla disebabkan oleh ulah manusia. Jd ingat padang savana Bromo yg terbakar karena ulah manusia jg ya, Mbak. Huhu
BalasHapusKami yang tinggal di Sumatera Selatan sudah bertahun tahun merasakan dampak kebakaran hutan.Pada hal jaraknya puluhan kilo tapi asepnya tetap bikin sesak apalagi hewan hewan yang emang tinggal di sana
BalasHapusSuka sedih kalau udah dengar ada karhutla yang terjadi. Membayangkan satwa yang tinggal disana, kehilangan tempat tinggal karena dampak dari karhula
BalasHapusWah bagus ya, bisa untuk challenge diri setiap hari nih supaya bisa membantu alam dan bumi. Ikutan ah mba
BalasHapuswah ada TUFI yang menarik juga kalo dicoba. aku mau ikutan nyoba mbak... btw di awal tulisan ini kenapa aku ikut geram ya dg karhutla ini ..geram dan sedih
BalasHapusbahas karhutla apalagi dampaknya bikin geram karena kita yang ikut merasakan dampaknya juga, terus ga bisa bayangin gimana satwa yang disana nasibnya bikin geram dan marah aja
BalasHapussedih banget ya kalau bencana karhutla ini bisa memakan korban terutama satwa yang ada di dalam hutan. memang seharusnya kita melakukan berbagai cara untuk mencegah karhutla ya, mbak
BalasHapusKarhutla ini banyak sekali impek negatifnya untuk manusia, lingkungan, satwa dan semuanya, semoga kedepannya makin berkurang dan makin banyak orang-orang yang sadar akan pentingnya hutan untuk kehidupan kita. Saya juga sekarang sudah mulai mengurangi tisu, di rumah sudah tak beli tisu lagi
BalasHapus