Indonesia merdeka dari karhutla (?)
Itu adalah judul sharing kak Ola Abas pada online gathering Eco Blogger Squad beberapa hari lalu.
Bulan ini, Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan ke 78 tahun. Indonesia memang sudah merdeka dari penjajahan. Namun, masih banyak yang perlu diperjuangkan oleh bangsa ini, salah satunya bisa terbebas dari karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
Miris, nampaknya dari tahun ke tahun, karhutla masih membayangi bangsa ini. Masih banyak kasus karhutla yang terjadi, termasuk karhutla di lahan gambut.
Padahal, karhutla di lahan gambut, dampaknya jauh lebih besar. Lantas, apa yang bisa kita lakukan agar Indonesia merdeka dari karhutla?
Gambut Punya Peran Penting, Mirisnya Masih Sering Terbakar
Gambut adalah bahan organik yang tidak terdekomposisi secara sempurna karena terdapat pada kondisi anaerob (kedap udara). Proses dekomposisi terjadi dengan sangat lambat dan membuat bahan organik menumpuk sehingga terbentuk lapisan gambut.
Menurut data BBSLDP tahun 2011, Indonesia memiliki 5,8 juta hektare lahan gambut yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Gambut punya peran penting dalam ekosistem. Pertama, mampu mengurangi dampak bencana banjir dan kemarau. Daya serapnya yang tinggi membuat gambut berfungsi sebagai tandon air. Gambut dapat menampung air sebesar 450-850 persen dari bobot keringnya. Selain itu, gambut yang terdekomposisi juga mampu menahan air 2 hingga 6 kali lipat berat keringnya.
Baca Juga : Gambut dan Selimut Polusi : Ketahui Hubungannya dan Upaya Apa yang Bisa Kita Lakukan
Kedua, menunjang perekonomian masyarakat lokal. Berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.
Ketiga, habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati Berbagai macam flora dan fauna dapat tumbuh dan tinggal di lahan gambut. Beberapa jenis flora sangat berguna bagi masyarakat sehingga perlu dibudidayakan. Sementara itu, fauna yang tinggal di lahan gambut berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup ekosistem gambut lainnya.
Keempat, lahan gambut menjaga perubahan iklim Gambut menyimpan cadangan karbon yang besar sehingga ketika lahan gambut Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Ketika terganggu, dikeringkan atau mengalami alih fungsi, simpanan karbon di dalam gambut terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.
Begitu pentingnya peran gambut ini. Mirisnya, lahan gambut sering terbakar. Kebakaran di lahan gambut ini akibat dari adanya alih fungsi lahan.
Kapan Indonesia Merdeka dari Karhutla?
Momentum kemerdekaan Republik Indonesia kali ini bisa menjadi bahan refleksi bagi kita semua. Kapan Indonesia merdeka dari karhutla?
Pertanyaan ini hingga kini belum ada jawabannya. Setiap tahun, karhutla seolah menjadi bencana rutin. Miris.
Gambar dibawah ini adalah perjalanan karhutla yang dialami Indonesia dari tahun ke tahun.
Baca Juga : 7 Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Pertanyaannya, mengapa lahan gambut bisa terbakar? Semua ini karena adanya alih fungsi lahan. Hingga saat ini, tercatat 9.101.075 hektar lahan gambut terdegradasi akibat pengalihan fungsi lahan. Lahan gambut diubah menjadi perkebunan kelapa sawit, perhutanan untuk industri, sawah, hingga pemukiman.
Alih fungsi lahan gambut dilakukan dengan cara pengeringan lahan melalui penebangan skala besarbesar dan pembuatan kanal-kanal.
Akibatnya, permukaan lahan turun dan fungsi gambut sebagai spons penyerap air menjadi hilang. Lahan gambut menjadi kering dan mudah terbakar.
Kebakaran di lahan gambut ini dampaknya lebih mengerikan.
"Ketika gambut rusak, pemanasan global akan datang 3x lebih cepat dan lebih merusak" - Ola Abas, Pantau Gambut.
Mengapa demikian? Berikut penjelasannya :
Saat gambut dibuka, pohon dan vegetasinya pun ditebang, ini akan melepas karbon ke angkasa. Gas rumah kaca bertambah.
Pembukaan gambut dibuka, selalu disertai dengan pembakaran lahan. Maka sudah dipastikan berton-ton karbon dioksida naik ke atmosfer. Gas rumah kaca pun bertambah.
Saat gambut dibuka, dirusak, maka akan merusak struktur gambut yang menyerupai spons. Tidak lagi menyerap air hujan dengan baik, kering, rusak, membuatnya mudah terbakar saat kemarau. Potensi gas rumah kaca pun bertambah.
Tentu, kita tidak boleh diam saja. Sudah saatnya kita berjuang untuk merdeka dari karhutla ini.
Perjuangan Merdeka dari Karhutla
Apa yang bisa kita lakukan agar merdeka dari karhutla?
Perjuangan merdeka dari karhutla dimulai dari upaya pencegahan. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
Upaya pencegahan yang bisa kita lakukan agar merdeka dari karhutla adalah dengan sosialisasi terkait bahayanya kebakaran hutan, merevisi peraturan perundangan yang
berkaitan dengan pemberian perizinan di lahan gambut, serta pengamatan titik rawan kebakaran yang lebih intensif.
Jika sudah tak bisa dicegah dan terjadi karhutla, maka yang bisa dilakukan adalah pemadaman. Proses pemadaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
- Pembuatan sekat bakar, yakni jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran yang sengaja dibuat di wilayah yang rawan terjadi kebakaran untuk mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran;
- Pemadaman manual dengan mobil pemadam kebakaran dan tangki air;
- Water bombing, yakni menjatuhkan bom air dari helikopter untuk memadamkan api;
- Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan cara penyemaian garam untuk menciptakan awan hujan di atas area yang terbakar.
Lalu, apa upaya yang bisa dilakukan pasca terjadinya karhutla ini? Penanganan pasca kebakaran adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi, monitoring dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah terbakar.
Penanganan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan mengenai restorasi gambut, melakukan restorasi gambut (rewetting, revegetation, revitalitation) yang telah terdegradasi serta monitoring.
Sebagaimana berjuang melepaskan diri dari penjajahan yang tak mudah, perjuangan merdeka dari karhutla ini juga punya banyak tantangan, diantaranya :
- Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penggunaan api di lahan gambut
- Implementasi komitmen dan kebijakan restorasi gambut tak terkoordinasi dan berkelanjutan
- Tumpang tindih antar status kepemilikan lahan gambut dan izin penggunaannya kerap menjadi penghalang dalam pelaksanaan program restorasi gambut
- Evaluasi terhadap izin-izin yang sudah terbit tidak berjalan dengan baik
- Pemberian izin yang terburu-buru tanpa kajian lingkungan
- Penegakkan hukum yang tidak mempunyai efek jera
- Kebutuhan dana yang besar dan komitmen jangka panjang untuk merestorasi gambut
- Belum ada peta gambut yang detail yang dapat membantu dalam penyusunan rencana restorasi gambut yang tepat sasaran.
- Diperlukan partisipasi masyarakat dalam menyumbang pengetahuan pengelolaan gambut tradisional yang berkelanjutan, dan dalam memantau kelangsungan program restorasi gambut di lapangan.
#BersamaBergerakBerdaya Indonesia Merdeka dari Kebakaran Hutan dan Lahan
Tentunya, perjuangan merdeka dari karhutla ini perlu kolaborasi kita bersama. Saatnya #BersamaBergerakBerdaya Indonesia Merdeka dari Kebakaran Hutan dan Lahan.
Tak hanya terjun langsung dalam memadamkan karhutla, kita bisa ikut berjuang meraih kemerdekaan dari karhutla dengan menjadi bagian dari TUFI (Team Up for Impact).
Kita bisa memilih kategori Aktivisme di TUFI ini. Jadilah bagian dalam menyebarkan konten tentang lingkungan.
Contohnya :
Sebarkan terus awareness tentang pentingnya lahan gambut
Konsisten menyuarakan isu perlindungan lahan gambut
Mendorong komitmen pemerintah agar serius dalam pengelolaan dan perlindungan lahan gambut
Ketiga hal tersebut sudah saya lakukan sejak bergabung menjadi #EcoBloggerSquad selama dua tahun terakhir ini.
Teman-teman juga bisa melakukannya, lho. Jadilah bagian dari team up for impact.
Selain kategori aktivisme, ada lima kategori lain yang bisa dipilih, yaitu Makanan, Digital, Energi, Bisnis Hijau, dan Sampah.
Bagaimana cara ikut TUFI ini?
1. Masuk ke website TUFI di https://teamupforimpact.org/team-up-everyday/
2. Lalu akan muncul kotak dan klik “Ikuti Tantangan”. Klik juga “Mulai Bermain
3. Setelah muncul gambar pohon, klik yang ada tulisan dibawahnya “Team Up For Impact Everyday.
4. Akan muncul list tantangan yang direkomendasikan hari ini. Kita bisa memilih salah satunya yang paling bisa dilakukan hari ini.
5. Scroll ke bawah, akan ada challenge Team Up For Impact berdasarkan enam kategori; sampah, makanan, digital, energi, bisnis hijau, aktivisme
6. Pilih kategori dan masuk ke dalam challenge-nya.
Jadi, tunggu apa lagi. Rayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 78 ini dengan #BersamaBergerakBerdaya Indonesia merdeka dari kebakaran hutan dan lahan.
Saatnya Indonesia merdeka dari karhutla.
Merdeka!!
sedih banget waktu awal tahun 2000-an banyak banget kebakaran hutan terutama di pulau Sumatra sampe-sampe asapnya juga kebawa ke negara tetangga. Di Indonesia sendiri tingkat polusi juga menjadi lebih tinggi dan jarak pandang berkurang
BalasHapusperlu kesadaran masyarakat untuk sama-sama membuat hutan tetep hijau
Sedih rasanya karhutla masih terus terjadi di Indonesia ini, baik karena human error ataupun "kesengajaan". Aku yakin banyak pula yang sadar dan turut mencoba menjaga hutan yang ada, Namun masih banyak pula yang tidak aware dan berusaha menggeruk keuntungan untuk pribadi. Semangat untuk kita agar terus menjaga dan melestarikan tumbuhan hijau di sekitar.
BalasHapusMiris sih memang, padahal lahan gambut punya banyak peran buat kehidupan kita yah, tapi masih susah jaganya. Tapi, keren banget nih EBS, ga pernah bosen buat sosialisasi persoalan Karhutla melalui tulisan.
BalasHapusHutan gambut, di Kalimantan itu indah lo, kalau yang sudah berada di kawasan konservasi. Walaupun enggak ada sinyal waktu ke sana, tapi lihat pemandangannya bisa untuk healing sekejap. Semoga dengan kampanye melalui tulisan seperti ini, bisa semakin banyak lagi yang terdukasi soal mengatasi karhutla
BalasHapusBaru-baru ini Gunung Rinjani ya yg kebakaran, sedih lihatnya emang bener, butuh pemantauan dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah kebakaran supaya bisa cepet ada tindak lanjut ke depan dan gak terulang
BalasHapusSedih sekali dengan fenomena ini.
BalasHapusDulu selalu berpikir, kenapa manusia bakar-bakar hutan..walau alasannya tidak sengaja terbakar. Tapi kini aku tau kalau hiking itu seringkali membutuhkan makanan dan hal-hal yang mungkin membutuhkan api. Tapi jadi fatal banget akibatnya ya..
Semoga kita semua bisa menjaga hutan dan memberikan apa yang kita bisa untuk memeluk alam lebih lama, demi warisan terbaik untuk anak cucu cicit kita, kelak.
Miris sekali seputar lahan gambut ini ya Mbak. Sebenarnya kehadiran lahan gambut sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan. termasuk sebagai tandon air. Hanya seiring waktu, manusia menjadi tak bijak. Lahan gambut beralih fungsi, akhirnya tidak memberi manfaat lagi sesuai aslinya. Lahan gambut pun kering, dan akhirnya ada manusia teledor membuang puntung rokok saja, maka lahan gambut bisa terbakar.
BalasHapusSaya pernah terjebak pas lagi kunjungan ke Dumai. Terjebak dengan asap efek dari kebakaran hutan gambut. Jarak pandangnya benar-benar terbatas dan mata perih. Pas mau balik juga bingung karena penerbangan dibatalkan. Makanya ngeri sih kalau ada kebakaran hutan gambut. Semoga tantangan ke depan terkait restorasi dan perlindungan hutan gambut bisa berjalan dengan baik.
BalasHapusKeren Team Up For Impact
BalasHapusTak lelah menyuarakan pentingnya menjaga hutan
Karena hutan bukan milik kita, melainkan titipan generasi penerus kita
Harus disosialisasikan secara masif memang ini agar kebakaran hutan dan juga lahan gambut tak lagi terjadi.
BalasHapusBetul apalagi skrg sdg musim kemarau, rawan Kahutla ... sehingga kita harus sama2 berjuang menjaga hutan agar tetap lestari.
HapusKebakaran hutan yang begitu banyak meninggalkan kerugian sudah seharusnya kita cegah. Gak bisa oleh segelintir orang saja tapi semua pihak dan harus kompak ya.
BalasHapusYuk sekecil apapun kontribusi kita, hutan kita memang perlu dilestarikan
Setuju Teh,
HapusMemang perlu kontribusi dan konsisten menerapkannya
Kerasa banget ya, teh Okti..
Hapussemoga dengan bergerak bersama, kita semua bisa terus menikmati hutan yang indah dan sumber penghidupan seluruh makhluk di bumi ini.
Unik jg nih TUFI. Ada challenge sehingga kita bs ikut serta berpartisipasi menyelamatkan lahan di Indonesia meski hny berperan kecil sekali. Tp langkah sekecil apapun utk menyelamatkan hutan kita akan bermanfaat bgt buat anak cucu kita nanti.
BalasHapusIndonesia belum benar-benar merdeka dari Karhutla ya, Mbak. Karhutla terus mengintai kita, perlu tindakan dan upaya untuk mencegahnya. Dan itu gak bisa cuma satu atau dua orang aja yang bisa melakukannya.
BalasHapusGabung dengan TUFI bisa menjadi aksi nyata lindungi hutan dan lahan dari kebakaran.
Sepenting itu ya Mbak lahan gambut bagi kehidupan kita. Kayaknya memang banyak yang belum paham akan arti pentingnya. Padahal terbentuknya lahan gambut kan lamaa banget ya. Ngeri kalau terbakar atau dibakar :(
BalasHapusPaling simple memang gabung sama TUFI atau lewat menulis ya untuk menyebarkan informasi penting tentang gambut ini
BalasHapusDampak karhutla itu besar banget ya, Ka. Bahkan bisa mengganggu ekosistem, jadi kita harus bekerjasam nih untuk menjaga hutan Indonesia bebas dari Karhutla.
BalasHapusMesti partisipasi dari semua pihak ya untuk menjaga keberadaan lahan gambut ini. Makanya sosialisasi peran lahan gambut bagi kehidupan manusia perlu terus dilanjutkan
BalasHapusSebagai masyarakat kita harus turut membantu mencegah terjadinya karhutla, bisa dengan menyuarakan tentang betapa pentingnya lahan gambut buat ekosistem. Diperlukan gerakan nyata yang konsisten untuk dapat memerdekakan Indonesia dari karhutla.
BalasHapusMemang harus dengan aksi nyata dan tentunya gerak bersama cegah karhutla ini
HapusAku juga ikut challenge tufi, seneng banget pas bisa dapat bibit pohon buat di tanam di hutan lindung!
BalasHapusDukungan penuh kak. Jangan ada lagi karhutladi negara kita. Stop !!
BalasHapusNgeri bangett yaa. dulu pas nggatahu fungsi lahan gambut tuh kayak: yaudah sih kan yang dibakar lahan gambut ini, bukan hutan. Tapiiii pas tahu manfaat dan dampaknya, waduh masa iya kita diemin yak
BalasHapusPenegakkan hukum di Indonesia yang masih tebang pilih ini emang bikin gregetan.
BalasHapusSeharusnya pemerintah tegas dan beneran kasih efek jera jangan cuma pengumuman aja
setuju Teh Okti, selama ini yang selalu dituduh malah masyarakat adat yang berpindah-pindah, dan bukan perusahaan yang mau gampang buka lahan dengan membakar hutan
HapusSedih ya mba. Indonesia masih dibayang bayang dengan kebakaran hutah. Apalagi ditambah dengan iklim kita yang makin panas jadi makin mudah terjadinya kebakaran juga. Ditambah banyaknya pohon yang ditebang. Apalagi kebakaran di lahan gambut itu bnyak banget dampak negatifnya. Jadi emang di dbutuhkan penanganan yang serius baik dari pemerintah dan masyarakat kita
BalasHapussetuju sih, awerenes masyarakat harus terus dibangun. #BersamaBergerakBerdaya agar Indonesia Merdeka dari Kebakaran Hutan dan Lahan, bisa kok, asal kepentingan golongan terus ditekan.
BalasHapusHarapannya, kita semua bisa sama-sama saling menjaga alam, hutan dan lahan gambut dengan apapun yang bisa kita lakukan. Kini, ada TUFI. Semoga bergerak bersama bisa membuat impact lebih besar lagi untuk mengurangi kalau bisa gak ada kejadian karhutla di Indonesia.
BalasHapusSaya juga jadi ikut bertanya: Kapan Indonesia Merdeka dari Karhutla?
BalasHapusIndonesia mencapai kemerdekaan ditempuh dengan banyak pengorbanan dan perjuangan yang tidak sebentar, namun akhirnya bisa merdeka.
Begitupun dengan merdeka dari karhutla. Semoga perjuangan yang telah dan sedang dilakukan dapat membuahkan hasil, berapapun lamanya. Jangan pernah berhenti dan menyerah.
Yok bisa yokk. Syedih banget dikirimin foto Jakarta lagi ketutup kabut pekat lagi. Semoga gak ada karhutla lagi yaa
BalasHapusKita kayak berputar di lingkaran ini terus-menerus ya. Sedih dan miris. Lahan gambut sangat berarti bagi lingkungan, tetapi selalu alih fungsi untuk kepentingan ekonomi. Kalau sudah terbakar sangat sulit pula dipadamkan karena apinya merembet di dalam tanah. Sistem membuat sekat bakar yg paling mungkin sih ya. Kalau waterbombing & TMC perlu dana besar sekali...
BalasHapusDuh, kebakaran di lahan gambut dampaknya lebih mengerikan ternyata ya...karenanya bergerak bersama untuk cegah karhutla di Indonesia perlu dilakukan semua!
BalasHapusSebetulnya, karhutla sering terjadi di musim kemarau. Itu bukan sekadar perilaku manusia, melainkan gejala alam yang wajar terjadi. Bukan hanya terjadi di Indonesia, di negara-negara lain seperti Amerika pun memiliki permasalahan serupa. Kurangnya ketersediaan air akan mengurangi kelebapan udara sehingga apapun menjadi mudah terbakar.
BalasHapus