Dana Nusantara, Wujudkan Desa Nusantara yang Sejahtera

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti online gathering bersama Eco Blogger Squad dan WALHI Nasional juga WALHI Sumatera Selatan. Jujur, materi gathering kali ini sedikit rumit bagi saya. Maklum, topik diskusi adalah topik yang segar untuk perkembangan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (MAKL). 

Topik online gathering pertama tahun ini membahas tentang Dana Nusantara dan perannya terhadap keberlanjutan komunitas lokal di desa Nusantara. 

Dana Nusantara ini memang hal yang baru bagi perkembangan MAKL ini. Dana Nusantara baru dirilis pada tanggal 24-30 Oktober 2022, di wilayah adat Tabi di Papua. Pengelolaan Dana Nusantara ini dilakukan oleh WALHI, AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), dan KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria). 

Di artikel ini, saya akan bercerita tentang apa itu Dana Nusantara, dan bagaimana pengaruhnya terhadap keberlanjutan komunitas lokal di Desa Nusantara. 

Mengenal Dana Nusantara, Pendanaan Langsung bagi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal

Dana Nusantara adalah pendanaan langsung bagi masyarakat adat dan komunitas lokal untuk mengembangkan desanya secara berkelanjutan. 

Dana Nusantara didefinisikan sebagai dukungan pengelolaan sumber daya alam sesuai karakteristik wilayah yang ada. Dana Nusantara sebagai stimulus kepada masyarakat adat dan komunitas lokal agar semakin berdaya dalam memanfaatkan lahan yang ada sesuai prinsip-prinsip keberlanjutan. 

Dana Nusantara yang dikelola oleh WALHI, AMAN, dan KPA ini juga berfokus pada pengakuan dan perlindungan masyarakat adat dan komunitas lokal untuk mengelola wilayahnya sesuai dengan prinsip-prinsip SLUP (Sustainable Landing Use Planning). 

SLUP diyakini sebagai pengelolaan yang mampu mencegah terjadinya bencana ekologis. Menurut Direktur Eksekutif Nasional WALHI Zenzi Suhadi, bencana ekologis adalahi bencana yang diintervensi oleh kontribusi manusia seperti banjir serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Baca Juga : Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Berdasarkan catatan WALHI, menurut BNPB selama 20 tahun terakhir, 98% disebabkan oleh bencana hidrometeorologis. Mulai dari banjir, longsor, kekeringan, juga kebakaran hutan dan lahan akibat perubahan cuaca ekstrem. Indonesia bahkan disebut sudah mengalami darurat ekologis. 

Tantangan Keberagaman dalam Pengelolaan SDA

Pembukaan online gathering ini menyadarkan pada saya, bahwa begitu luar biasa berkat Tuhan pada Indonesia ini. Betapa tidak, bisa dibilang Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. 

Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan kawasan hutan sebesar 120.601.155,73 hektar. Luas daratan Indonesia sebesar 1.919.440 kilometer persegi dengan lautan seluas 3x lipatnya. 

Belum lagi keanekaragaman sosial yang ada di Indonesia. Terdapat 1.340 suku bangsa dengan 718 bahasa. 

Semua ini menjadi berkah sekaligus tantangan tersendiri. Keanekaragaman ini membuat pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam) tak bisa disama ratakan. 

Pengelolaan SDA seharusnya disesuaikan dengan ciri khas yang ada pada setiap daerah. Dimana semuanya juga dikelola secara khusus melalui kearifan lokal masyarakat adatnya. 

Misalnya, wilayah Sulawesi Selatan yang banyak terdapat karst, menyimpan cadangan air yang besar bisa dimanfaatkan untuk mengelola lahan pertanian. Sebaliknya, daerah NTT (Nusa Tenggara Timur) yang kaya padang rumput, bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan peternakan. 

Seperti inilah seharusnya pengembangan ekonomi masyarakat disesuaikan dengan potensi alam yang ada. Dengan begitu, pengembangan ekonomi tak hanya untuk mencari keuntungan semata, tetapi juga mengembangkan komunitas lokal dan ikut serta menjaga keberlanjutan ekosistem. 

Dukungan Dana Nusantara untuk Mewujudkan Nusantara Menjadi Desa  Ekologis

Sejak tahun 1990-an, WALHI – Friends of the Earth Indonesia telah mempromosikan konsep “Sistem Hutan Kerakyatan (SHK)”

Hal ini sejalan dengan apa yang diperjuangkan oleh Desa Nusantara. Desa Nusantara terletak di Kecamatan Air Sugihan,

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan luas wilayah mencapai 259.300 Hektar. Selama ini Desa Nusantara berjuang mempertahankan tanahnya. 

"Kami ingin mengelola bukan jadi buruh. Merdeka atas tanah. Selain juga memenuhi kebutuhan kami, kami juga menyediakan pangan bagi orang lain."

Keinginan warga Desa Nusantara ini didukung penuh oleh WALHI. WALHI mendukung warga Desa Nusantara untuk mengelola tanahnya dengan mengutamakan peran Masyarakat Adat & Komunitas Lokal (MAKL) dalam memastikan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. 

Hal ini untuk mencegah agar tidak semakin banyak tanah-tanah adat yang diambil alih korporasi tanpa mempertimbangkan dampak lingkungannya, sehingga melahirkan banyaknya bencana ekologis seperti yang marak terjadi akhir-akhir ini. 

Tak hanya Desa Nusantara saja, hingga Desember 2022, WALHI telah mendampingi 250.00 keluarga yang mengelola dan melindungi 1.161.338 ha WKR. Tentu saja perjuangan ini membutuhkan dukungan dana. 

Agar Desa Nusantara bisa mempertahankan tanahnya dan mengelolanya berdasarkan prinsip-prinsip ekologis, dukungan dana sangat diperlukan. 

Inilah yang akhirnya menginisiasi hadirnya Dana Nusantara. Dana Nusantara ini diharapkan bisa menjadi sebuah intervensi RPJMDES untuk kebutuhan organisasi, lalu membuat lahan garapan percontohan untuk berbagai jenis tanaman, hingga mengikuti berbagai pelatihan peningkatan kapasitas.

Dana Nusantara untuk Apa? 

Dana Nusantara ini adalah sebuah program pendanaan yang dikembangkan oleh WALHI, KPA & AMAN, pada tahun 2022 telah diimplementasikan pada 12 lokasi WKR yang didampingi WALHI. 

Program ini bertujuan untuk mendukung inisiatif komunitas dalam melakukan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan memberikan bantuan pendanaan yang terjangkau dan mudah diakses.

Bantuan pendanaan yang diberikan melalui program DANA NUSANTARA difokuskan pada komunitas yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan pendanaan, serta memiliki potensi untuk melakukan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. 

Selain itu, bantuan pendanaan juga akan diberikan kepada komunitas yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan inisiatif pengelolaan sumber daya alam secara mandiri dan berkelanjutan.

Desa Nusantara menjadi salah satu penerima Dana Nusantara ini. Harapannya, Dana Nusantara ini bisa membantu transformasi Nusantara menuju Desa Ekologis. 

Perjuangan Nusantara Menuju Desa Ekologis

Perjuangan Nusantara menuju Desa Ekologis tentu tidak mudah. Bertahun-tahun warga desa berupaya untuk mengolah tanahnya untuk bisa ditanami oleh berbagai komoditas untuk keberlangsungan kehidupan mereka. 

Mereka juga harus berjuang menghadapi HGU (Hak Guna Usaha) Perusahaan Sawit. Hingga 2015 warga masih terus diusik. Tetapi mendapat perlawanan dari warga sehingga perusahaan berhenti.

Inilah yang kemudian mendorong berdirinya Forum Petani Nusantara Bersatu. Forum Petani Nusantara Bersatu didirikan sebagai respon terhadap perusahaan sawit, memastikan tanah untuk rakyat juga sebagai wadah menyalurkan aspirasi warga.

Kedepannya Forum Petani Nusantara Bersatu ini akan memperjuangkan : 

• Intervensi RPJMDES untuk kebutuhan organisasi

• Membuat lahan garapan percontohan untuk berbagai jenis tanaman

• Mengikuti berbagai pelatihan peningkatan kapasitas

Bantuan dari Dana Nusantara ini dimanfaatkan untuk membiayai pemetaan partisipatif Desa Nusantara. 

Pemetaan tersebut menjadi bagian dari Sustainable Land Use Planning (SLUP), yakni sebuah metode untuk menyusun tata guna lahan berkelanjutan secara partisipatif.

Dukungan Dana Nusantara bagi Masyarakat dan Lingkungan 

Belajar dari Desa Nusantara, bisa dilihat implementasi program Dana Nusantara dapat memberikan berbagai hal baik bagi masyarakat dan lingkungan hidup di Indonesia. 

Beberapa di antaranya adalah:

1. Mendorong kemandirian komunitas lokal

Dana Nusantara berkontribusi mendorong kemandirian komunitas lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. Dengan bantuan pendanaan dan pelatihan, komunitas dapat mengembangkan inisiatif pengelolaan sumber daya alam secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan lingkungan hidup di wilayah kelolanya masing-masing.

2. Meningkatkan partisipasi komunitas lokal dalam pengelolaan sumber daya alam 

Dana Nusantara dapat membantu meningkatkan partisipasi komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam. Dengan melibatkan langsung komunitas dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, komunitas merasa memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga lingkungan hidup.

3. Membangun kesadaran komunitas lokal terhadap isu lingkungan hidup 

Dengan memberikan dukungan pada model pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, komunitas menjadi paham pentingnya menjaga lingkungan hidup bagi keberlangsungan hidup manusia. Lebih jauh komunitas akan belajar bagaimana merencanakan dan mengimplementasikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, apa dampaknya bagi kehidupan mereka dan apa dampaknya terhadap bentang alam yang dikelolanya, dari hulu hingga ke hilir.

Baca Juga : Lindungi Masyarakat Adat Penjaga Hutan

4. Berkontribusi pada keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam 

Luas wilayah Kelola Rakyat yang sedang diadvokasi WALHI telah mencapai angka 1.161.338. Alokasi Dana Nusantara pada komunitas-komunitas pengelola WKR anak memberikan dampak berantai pada seluruh WKR yang tentu akan berkontribusi pada keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Dengan dukungan pada inisiatif pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, program ini dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

5. Meningkatkan partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak 

Implementasi program Dana Nusantara dapat membantu meningkatkan partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak, seperti masyarakat, pemerintah, dan organisasi-organisasi lain yang peduli terhadap lingkungan hidup. Dengan melibatkan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, program ini dapat menciptakan sinergi dan kolaborasi dalam menjaga lingkungan hidup.

Penutup

Akhir kata, WALHI bekerja untuk memastikan agar Dana Nusantara ini mampu mendorong transformasi Nusantara menuju Desa Ekologis. Dimulai dari memperjuangkan pengakuan dan perlindungan Wilayah Kelola Rakyat berada di tangan komunitas, mengembangkan ekonomi lokal dan meningkatkan keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Hal tersebut diyakini akan membantu meningkatkan pendapatan komunitas lokal  dan memperbaiki kualitas hidup mereka. 

Pada akhirnya komunitas lokal yang menjadi subjek dana nusantara akan menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan iklim, kerusakan hutan, dan degradasi lingkungan hidup. 

Dana Nusantara, wujudkan Desa Nusantara yang sejahtera. Masyarakat bahagia, lingkungan hidup tetap terjaga.