Zero Waste Cities? Mungkinkah? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, selama kita mau berusaha mewujudkannya. Itulah yang diyakini oleh Kota Bandung. Kota Bandung ingin menjadi zero waste cities. Tentunya langkah mewujudkan keinginan ini sudah lama dimulai.
Pada 28 Maret 2022, saya mengikuti konferensi pers : Menjajaki Transisi (Perjalan Kota Bandung Menuju Zero Waste Cities), di sini perjalanan Bandung menuju zero waste cities dikupas tuntas.
Ada 3 narasumber dalam konferensi pers tersebut, yaitu :
⏺️ Ratna Ayu Wulandari, S.Hut - Zero Waste Cities YPBB Kota Bandung
⏺️ Ir. Ria Ismaria, M.T - Forum Bandung Juara Bebas Sampah
⏺️ Deti Yulianti, S.T., M.T - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung
Konferensi pers yang dipandu oleh Hanifa Paramitha Siswanti, S.Ikom - Presenter TVRI Jawa Barat membuat peserta tahu bahwa mewujudkan Bandung sebagai zero waste cities itu mungkin, selama ada kolaborasi dari berbagai pihak.
Kolaborasi pertama dalam mewujudkan Bandung sebagai Zero Waste Cities dimulai pada tahun 2013. Melalui Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS), semua pihak yang peduli sampah bisa saling berkolaborasi.
Mengapa Kota Bandung sangat ingin menjadi zero waste cities? Tentu karena banyak manfaat yang bisa dirasakan dari kota bebas sampah ini. Mulai dari lingkungan yang bersih dan nyaman hingga penghematan biaya pengangkutan sampah. Juga tak perlu pusing mencari lahan untuk tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Langkah Awal Kota Bandung Wujudkan Kawasan Bebas Sampah
Kawasan Bebas Sampah (KBS) menjadi pilot project yang diorganisir YPBB ( Yaksa Pelestarian Bumi Berkelanjutan) dengan berbagai organisasi mitra dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dalam menjalankan BJBS.
YPBB mengajak semua pihak untuk mengelola sampah dengan benar, agar masalah sampah ini selesai di asalnya. Caranya dengan melakukan pemilahan sampah dari sumbernya. Memisahkan sampah organik dan anorganik.
Sampah organik akan diambil oleh para petugas sesuai jadwal yang ditentukan. Selanjutnya sampah-sampah organik tersebut akan dikompos ataupun dijadikan bahan baku biodigester (alat konversi sampah organik menjadi bahan bakar). Sedangkan sampah anorganik bisa dimanfaatkan oleh petugas sampah untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Baca Juga : Teknologi Pengolahan Limbah, Mengubah Sampah Menjadi Berkah
Pendampingan yang dilakukan oleh YPBB dalam KBS ini mengadopsi program Zero Waste Cities (ZWC) dari Mother Earth Foundation di Filipina. Di mana merekomendasikan adanya perbaikan tata kelola persampahan di kawasan secara holistik. Dimulai dari regulasi, kelembagaan, operasional, pembiayaan, hingga pelibatan masyarakat.
Namun tentunya masyarakat tidak bisa mengandalkan pendampingan secara terus menerus. Butuh pelibatan masyarakat. Makanya sangat penting menanamkan kebiasaan memilah sampah dari sumbernya.
Kang Pisman, Model Pengelolaan Sampah Kota Bandung
Pada tahun 2018, BJBS berhasil mendorong walikota Bandung meluncurkan program "Kang Pisman", singkatan dari "Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan" sebagai model pengelolaan sampah kota Bandung.
Baca Juga : 7 Cara Kelola Sampah Makanan di Rumah. Karena Sampahmu Adalah Tanggung Jawabmu
Kang Pisman mengajak semua warga kota Bandung untuk mengurangi sampah dari sumbernya, memisahkan sampah sesuai jenisnya dan memanfaatkan sampah sesuai fungsinya.
Program Kang Pisman ini diprioritaskan di 8 kelurahan menjadi KBS. Hingga tahun 2018, program KBS telah hadir di 41 RW di kota Bandung.
Mewujudkan Bandung Menjadi Zero Waste Cities
Sejak tahun 2013, YPBB terus bergerak untuk mewujudkan Bandung menjadi zero waste cities. Mulai dari mendukung pembentukan KBS, melakukan pendampingan ke wilayah-wilayah, edukasi kepada masyarakat, merekayasa sistem hingga menyebarkan semangat masyarakat untuk lebih peduli dengan sampah.
Baca Juga : Sepuluh Langkah Memulai Gaya Hidup Zero Waste dari Rumah!
Di awal, kelurahan Sukaluyu dan Babakan Sari menjadi pilot project program KBS. Tahun 2020, kelurahan Cihaurgeulis dan Sukamiskin menjadi model RTPS (Rencana Teknis Pengelolaan Sampah).
Kemudian pada tahun 2021, terjadi integrasi program KBS dan TPS. Tak hanya itu, pengelolaan sampah diusahakan dekat dengan sumbernya. Ini menarik minat para penawar jasa yang membutuhkan sampah. Contohnya, pengusaha peternakan dan pengiat maggot.
Jalan panjang masih harus ditempuh untuk mewujudkan Bandung sebagai zero waste cities. Masih banyak tantangan yang dihadapi, antara lain :
1. Ketergantungan terhadap tokoh, termasuk pendamping
Menurut YPBB, pelaksanaan program KBS di dua kelurahan yang menjadi contoh studi kasus, ada ketergantungan warga terhadap tokoh penggerak maupun pendamping itu sendiri.
2. Konsistensi Pemilahan Sampah dari Sumbernya
Konsistensi warga dalam memilah sampah dari sumbernya ini masih naik turun. Masih banyak warga yang hanya mengumpulkan sampah organiknya saja. Sedangkan pengumpulan sampah anorganik masih sering bercampur.
Ini akhirnya menjadi pekerjaan bagi petugas pengumpul sampah, mereka harus memilah sampah tersebut. Padahal, kesepakatannya petugas pengumpul sampah hanya menerima sampah saja. Tidak melakukan pemilahan.
3. Tergantung pada insentif
Bagaimanapun proses pengelolaan sampah ini sangat tergantung dengan insentif yang ada. Perlu pembiayaan yang sesuai dalam pengelolaan sampah ini. Disinilah peranan pemerintah sangat dibutuhkan.
4. Besarnya Biaya Pengelolaan Sampah
Teman-teman tahu tidak, biaya pengelolaan sampah itu tidak murah, lho! Mengelola satu ton sampah membutuhkan biaya sebesar Rp. 386.000. Kalikan saja jika setiap hari ada seribu ton sampah yang harus dikelola.
5. Pemindahan TPA
Tahun 2024 nanti, TPA Kota Bandung akan pindah ke TPA Legok Nangka. Ini menjadi tantangan tersendiri karena TPA Legok Nangka hanya bisa menampung 800-1025 ton sampah setiap harinya. Padahal, produksi sampah Kota Bandung saat ini mencapai 1750 ton/hari.
Rekomendasi YPBB
Hasil studi YPBB menunjukkan bahwa perbaikan pengelolaan sampah Kota Bandung belum signifikan. Masih ada banyak hal yang perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, YPBB memberikan rekomendasi agar pemerintah Kota Bandung mengembangkan model dengan tata kelola ZWC yang holistik. Membangun kelembagaan dan sistem pembiayaan berkelanjutan untuk sistem pengumpulan terpilah dari sumber mesti menjadi prioritas.
Mulai dari penguatan regulasi dan kelembagaan dari tingkat kota hingga tingkat kelurahan, pengalihan dan pengorganisasian pembayaran petugas pengumpul sampah oleh pemerintah, pemberian wewenang dan tanggungjawab kelurahan atas pengumpulan terpilah, serta penerapan aturan pemilahan kawasan, termasuk mekanisme pengawasan dan saksi.
Penutup
Menjadi zero waste cities adalah mungkin dilakukan. Diperlukan kolaborasi bersama dari berbagai pihak.
Baca Juga : Pengelolaan Sampah dari Kawasan, Langkah Nyata Wujudkan Zero Waste Cities
Meski belum mencapai garis finish, perjalan Kota Bandung menuju zero waste cities ini patut diapresiasi. Kota Bandung bisa menjadi contoh pengelolaan sampah untuk kota-kota lain yang ada di Indonesia.
Sepakat?
kalo kesadaran ini dibangun dari elemen keluarga insyaALLAH permasalahan sampah ini akan ketemu solusinya ya.
BalasHapusYang penting sama2 berkontribusi utk kondisi alam/lingkungan yg makin baik dan sehat.
Bukan gaya tanggung jawab pemerintah. Tapi emang tanggung jawab setiap individu ya. Karena sampah ini dihasilkan setiap orang
HapusRumah orang tua saya di Bandung. Kami sudah berusaha memilah sampah, tapi pada akhirnya selalu dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah dan di tempat itu sampah-sampahnya dicampur kembali..
BalasHapusSetuju, menuju Zero Waste City butuh kolaborasi banyak pihak. Salut akan adanya program "Kang Pisman", "Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan" sebagai model pengelolaan sampah kota Bandung. Bisa ini diadaptasi oleh kota lainnya! Keren sekali programnya!
BalasHapusKeren banget kalau Bandung beneran bisa menerapkan Zero Waste City dan lalu jadi inspirasi buat kota-kota yang lain.
BalasHapusKarena masih banyak orang yang nggak peduli sama lingkungan dan minim informasi soal bahayanya sampah yang menumpuk di TPA. Jadi perlu kampanye dan gerakan yang dimulai okeh tokoh-tokoh setempat.
Kalau ada di Solo, mau banget nih terlibat di projectnya.
Kagum sama tekad Bandung dengan konsep zeo waste city!
BalasHapusGak mudah loh mengubah mindset masyarakat ini, yang terbiasa menggampangkan buang sampah, terbiasa "malas" berpikir minim tanpa sisa
Sebenernya konsep zero waste city ini sudah lama tapi memang harus terus digaungkan ya agar benar-benar terlaksana. Penting banget masalah sampah ini. Semoga Bandung bisa jadi contoh ya buat kota-kota di Indonesia.
BalasHapusPengelolaan sampah memang panjang perjuangannya ya. Urusan pilah memilah sampah ini butuh aksi yang konsisten dari lingkup terkecil, yakni rumah tangga. Semoga dengan banyaknya informasi dan sharing seperti ini, semua jadi tergerak untuk saling membantu menyelesaikan permasalahan sisa konsumsi ini.
BalasHapusKalau sudah bisa menerapkan zero waste tuh pasti seneng deh, karena memang jadi lebih peduli dengan lingkungan juga diri kita. Zero waste ini bisa dimulai dari rumah dulu, jalan bersama keluarga untuk sama-sama melakukan zero waste
BalasHapusDulu di daerahku sini ada tempat pemilahan sampah, Mbak. Sampah yang layak jual bisa dikumpulkan tapi sekarang gak ada lagi. Ya penginnya kalau ada lagi bisa itu ditambahi program dari zero waste YPBB, semangat aku�� karena kemarin malah sempat ngompos sisa sampah rumah tangga sendiri tapi karena lahannya terbatas gak lagi
BalasHapusSaya salut dengan kepala desa Neglasari yang secara mandiri mengajukan diri untuk pilot projects Kang Pisman demi Bandung Zero Waste juga. Tempat lain harus sesemangat itu...
BalasHapusKesadaraan akan sampah seharusnya bukan hanya menjadi perhatian dari pemerintah saja tetapi semua lapisan masyarakat ikut bersinegri didalamnya.Semoga langkah yang sudah dilakukan kota Bandung diikuti oleh kota-kota lainnya ya
BalasHapusDengan banyaknya sosialisasi dan tekad kuat, serta kesadaran dari semua pihak, nudah2an tidak lama lagi Indonesia bisa menjadi negara yg tertib dalam menangani sampah, seperti halnya negara2 maju seperti Jepang dan lainnya, yg sudah berhasil mngelola sampah dengan baik di negaranya. Thankyou for sharing, mba.
BalasHapusAku sendiri banyak belajar soal kelola kota dari sampah dari Bandung juga ini mbaa, kmrn ikutin youtubenya keren bangett. daerah lain perlu lhoo mencontoh ZWC nya Bandung ini
BalasHapusSemangat BDG mengelola sampah sungguh luar biasa inspiring ya mba
BalasHapusKeren bgt
Semoga program ini tercapai dan diikuti kota lain, masalah sampah memang sudah serius banget harus dikelola dengan baik. Dan mengurangi sampah harus dimulai dari diri sendiri
BalasHapusSegala sesuatu insyaallah tercapai kalau ada kontribusi dari semua pihak. Semoga program Zero Waste Cities di Bandung sukses dan menjadi inspirasi bagi adiknya, yaitu kota Garut ini, hhe.
BalasHapusSepakat dong :D
BalasHapusMengelola sampah dengan bijak dapat membantu menyelamatkan lingkungan kita.
Perlu edukasi terus menerus agar masyarakat mengerti cara mengelolanya, dan perlu keterlibatan berbagai pihak, karena pengelolaan sampah yang benar bukan hanya harus dilakukan oleh individu yang ada di rumah saja misalnya, tapi juga oleh yang angkut ke tempat tujuan pembuangan, serta pihak lainnya.
Keren ya mba Bandung udah menuju Zero Waste Cities. Aku sepakat memang baiknya ada banyak kerja sama dari berbagai pihak ya terutama dari masyarakatnya sendiri perlu ngeuh untuk pentingnya peduli lingkungan. Semoga program keren ini dimudahkan dan diapresiasi
BalasHapusMuch better than past...
BalasHapusEdukasi sampah ini kayanya PR di semua daerah yaaa, dan emang betul butuh banyak pihak yang terlibat nggak cuman pemda nyuruh2 atau masyarakat yang gerak sendiri. Takes a city to make a zerowaste city.
Kagum nih sama Bandung yang udah berani mengedukasi dari rumah ke rumah. Menurutku itu nggak gampang, apalagi kalau mindsetnya udah ngandelin kumpul-buang gitu aja
BalasHapussepakat, masalah sampah bukanlah hal yang dapat diabaikan, dengan mengelola sampah maka kita membantu menyelamatkan lingkungan. Tidak lagi cukup dnegan membuang sampah pada tempatnya, tetapi lebih dari itu. Dan itu semua membutuhkan peran serta semua elemen masyarakat
BalasHapusMemang jalan yang panjang ya Bandung menuju zero waste cities ini, memang butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadarkan masyarakat dengan berbagai program untuk menuju kota bebas sampah ini
BalasHapusEh, aku beberapa kali baca artikel soal Bandung yang menuju Zero Waste Cities ini. Menarik juga program-programnya. Sederhana dan sudah banyak dilakukan sama kota lain, tapi konsistensi kota bandung ini yang perlu diacungi jempol
BalasHapusAlhamdulillah saat ini audah banyak yang sadar untuk zerowaste ya mbak, kamipun sedang berusaha menjadikannya sebagai habit, namun memang butuh effort hiks
BalasHapusSampah memang menjadi permasalahan yang tak kunjung usai, kalau proyek ini berhasil patut dijadikan role model bagi kota lain.
BalasHapusKerasa sekali manfaatnya buat orang Bandung konsep zwc ini.
BalasHapusWah, kotaku...
BalasHapusSemoga upaya bersama ini membuahkan hasil yang diinginkan dan tercapai zero waste cities.
Kalau Kang Pisman ini memang sudah diedukasikan melalui sekolah dan berbagai instansi juga perumahan-perumahan.
Semoga zero waste city ini bener-bener terwujud ya.. Butuh proses lumayan panjang pastinya..tapi kalo digaungkan terus menerus dan ada kebijakan yang memang support..pasti bisa ya..
BalasHapusKonsistensi pemilihan sampah sejak dari awal nih mba yang kadang jadi tantangan. Mengapa ? karena kadang dari rumah sudah dipilah, eh tapi digabung lagi
BalasHapusMasih banyak yang malas memilah dan memisahkan. Jadinya kerja petugas sampah makin banyak. Habis waktu habis biaya jadinya ya
BalasHapusKirain Kang Pisman nama orang ternyata singkatan hehe.
BalasHapusSekarang makin banyak pemerintah daerah maupun kota yang konsen ke masalah sampah ya, walaupun belum terlalu optimal, tapi usahanya cukup bagus. Tinggal penegakan aturan dan edukasi masif ke masyarakat nih yg perlu ditingkatkan kyknya.
Aku kudet dengan ini. Padahal orang Bandung. Hehe. Keren ya programnya. Semoga segera terwujud nih program zero waste-nya. Dan bisa diikuti kota lain juga.
BalasHapusMenerapkan zero waste memang harus dimulai dari keluarga ya teh. Karena pengelolaan sampah rumah tangga memang harus dimulai dari lingkungan terkecil dulu
BalasHapusProgram Kang Pisman ini, bagus ya mbak, untuk mendukung Bandung menuju Zero Waste Cities. Dan butuh partisipasi banyak pihak, bukan hanya warganya saja
BalasHapusSemoga dengan adanya KBS di Bandung sebagai pilot project bisa diikuti oleh kota-kota lainnya supaya bisa mewujudkan Indonesia bebas sampah ke depannya.
BalasHapusTapi perlu didukung oleh masyarakat yang sadar akan menjaga lingkugan juga.
Unik juga singkatannya Kang Pisman ini
Semoga Bandung makin berhasil jadi Zero Waste Cities terus kota-kota lain juga. Asli masalah persampahan ini PR banget. Makanya memang kudu ada kerja sama dari berbagai pihak
BalasHapusInsyaallah bisa tapi harus ada kerjasama berbagai fihak terutama masyarakat Bandung sendiri. Bijak memilah sampah dan pemerintah mempersiapkan pengangkut sampah sesuai jenisnya.
BalasHapusNGeri ya biaya pengelolaan sampah sampai 300 ratus ribuan, kalo dikalikan 1000 ton sehari ya jadi banyak dong. Semoga Bandung Zero WAste ini diikuti oleh semua kota, minimal dari kota besar yang pengelolaan sampah masih jadi PR besar. dan tentu juga dari diri sendiri, ibu RT yang tiap hari menjadi penghasil sampah rumah tangga
BalasHapusSepakat. So far, Bandung memang masih terlihat bersih, sejuk dan rapi. Ya, meskipun di beberapa sudut kota masih ada sampah2 dan area yg belum tertata. Tapi sebaian besar sudah menuju zero waste city. Atau setidaknya, minimize waste lah. Kalau zero emang prosesnya gak akan cepat.
BalasHapusSemoga kota lain mengikuti program Kota Bebas Sampah seperti Bandung. Karena, untuk mewujudkan Zero Waste Cities memang harus didukung banyak pihak. Dari pemerintah, RT/RW, hingga masyarakat itu sendiri.
BalasHapusWah sebuah langkah konkrit ya usaha Kota Bandung untuk menapaki zero waste. Memang peer banget ini bisa zero waste sampai pihak rumah tangga
BalasHapuskeren banget usaha yang dilakukan oleh Kota Bandung mengurangi sampah ya pastinya perlu banyak dukungan banyak pihak untuk menyukseskan program ini ya
BalasHapusWah salut dengan usaha warga bandung menjadikan kota bebas sampah, dimulai dari peran pemerintah yang mau mendanai kegiatan. Karena tanpa bantuan dana, hanya sukarela gerakan seperti ini tak akan terlaksana
BalasHapus