"Ingatan selalu punya cara untuk berputar ulang, seperti seseorang dari masa lalu yang tiba-tiba datang, kemudian menawarkan harapan"
Bagaimana jika seseorang dari masa lalu hadir kembali? Seseorang yang sudah lama kita lupakan, mendadak muncul kembali?
Terkejut? Itu pasti. Lalu bingung, harus bagaimana.
Itulah yang dirasakan oleh Dei, saat melihat Lim muncul dihadapannya.
Saya pun akan merasakan seperti itu. Tentu hati jadi tak karuan, jika orang di masa lalu muncul kembali. Terlebih bila orang itu pernah sangat berarti dan sudah berusaha untuk dilupakan.
Madeira
Madeira adalah sebuah novel karya Wulan Kenanga. Wulan Kenanga adalah seorang penulis melankonis yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur. Wulan bahkan sudah bercita-cita menjadi novelis sejak masih SMP.
Saya mengenal Wulan sebagai blogger. Kami pernah terlibat beberapa kerjasama blogging. Ternyata, Wulan tidak hanya piawai menulis blog, dia juga seorang novelis.
Madeira adalah novel pertamanya yang diterbitkan. Sebelumnya sudah banyak karyanya yang bisa dinikmati di Wattpad.
Novel Madeira ini bercerita tentang Dei dan Lim. Keduanya bersahabat sejak Dei pindah ke Bandung. Persahabatan yang erat itu akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta. Meski jalan ceritanya tidaklah mulus.
Meski ide ceritanya klasik, sahabat jadi cinta. Tapi bagi saya Madeira ini berbeda. Bagi saya ceritanya lebih bisa dinikmati. Apalagi buat saya yang jarang suka membaca novel romantis.
Baca Juga : Novel Kekasih Semusim : Menikmati Praha Bersama Kekasih Semusim
Novel ini semakin meyakinkan bahwa tidak ada persahabatan sejati diantara laki-laki dan perempuan. Kebersamaan yang ada tentu akan berbuah suka. Kalau kata pepatah Jawa sih, "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino". Artinya, "Cinta tumbuh karena terbiasa".
Meski begitu, perjalanan kisah Dei dan Lim ini unik dan menarik. Semuanya diceritakan dengan baik dalam 28 bab.
Saya ceritakan sedikit ya.
Kembali
Sebuah kotak kue berhasil membangkitkan kenangan Lim tentang Dei. Madeira, nama toko kue yang tertulis diatasnya membuat Lim teringat akan Dei.
Lim yakin toko kue itu milik seseorang yang sangat dikenalnya di masa lalu. Dia pun segera mengirim email pada alamat surel yang tertulis di kotak kue tersebut. Sayang, email Lim tak terbalas.
Perjalan dinas membuat Lim akhirnya berani mendatangi langsung toko kue itu. Dia berusaha mengendalikan perasaannya. Saat berada dihadapan Dei.
Bagaimana jika dua orang yang pernah saling dekat tapi lama terpisah lalu bertemu kembali? Campur aduk rasanya. Itulah yang dirasakan oleh Lim dan Dei. Saat mereka berdua bertatap muka di Madeira, toko kue milik Dei.
Kenyataannya kau tak sendiri
Lim serius dengan kepindahannya ke Surabaya. Dia bekerja sebagai wartawan olahraga di Mata Jawa. Dei membantu Lim membereskan apartemennya.
Mereka berdua semakin sering bertemu. Lim tak pernah absen mampir ke Madeira.
Saat hendak mengunjungi Dei di apartemennya, Lim melihat Dei bersama seorang lelaki. Dari pandangannya, Lim tahu bahwa Dei menjalin hubungan dengan lelaki itu. Kenyataannya, Dei tak sendiri.
Hmm apa yang dirasakan Lim saat melihat Dei bersama laki-laki lain? Apalagi, Dei tidak jujur dengan statusnya. Katanya dia masih sendiri, tetapi kenyataannya dia tak sendiri.
Bagaimana jika
Bagaimana jika, kalimat yang sering diucapkan, ya. Terlebih saat mengalami hal-hal diluar ekspektasi kita.
Baca Juga : Review Buku : Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna
Sama seperti yang dirasakan Dei. Dei membayangkan bagaimana jika dia tidak bertemu Lim lagi. Apa yang terjadi dalam hidupnya? Apakah dia bisa bertemu dengan orang yang tepat?
Review Novel Madeira
Menyajikan kisah persahabatan jadi cinta, membuat saya teringat akan pengalaman sendiri. Mencintai sahabat sendiri. Namun tentunya kisah Dei dan Lim lebih menarik dari kisah saya. Suer, kalau nggak percaya sahabat deestories bisa baca sendiri novel Madeira ini.
😆😆😆
Sebagaimana yang sudah saya ceritakan, meski temanya klasik cerita novel Madeira ini tetap asyik dinikmati. Konflik yang disajikan jelas dan runtut.
Selain ceritanya, hal yang saya sukai dari novel ini adalah penggambaran setting cerita yang jelas. Bagaimana penulis menceritakan tempat-tempat yang dijadikan latar cerita ini, mulai dari kawasan Ketintang Surabaya yang menjadi lokasi toko kue Madeira hingga kawasan Pecinan Semarang tempat dimana Lim dan Dei berlibur sejenak. Ini menjadi bukti bahwa penulis melakukan riset yang dalam untuk menulis novel Madeira ini.
Sosok Lim ini idaman banyak perempuan. Ganteng dan supel. Perempuan mana yang nggak akan jatuh cinta bila mendapatkan perhatian dari Lim. Apalagi jika perhatiannya melimpah.
Kebersamaan dan saling perhatian, cukup membuat hubungan persahabatan berlanjut ke tahap berikutnya. Sayangnya, jalannya tak selalu mulus. Tapi disitulah seninya.
Konflik-konflik yang dihadirkan membuat pembaca betah membaca hingga akhir. Meski penasaran dengan endingnya, saya tak buru-buru menunju halaman terakhir. Saya menikmati setiap cerita yang dihadirkan.
Buat yang suka baca novel genre romance, bisa nih Madeira jadi pilihan. Kalau mau beli novel ini, bisa hubungi penulisnya langsung. Meluncur saja ke akun Instagram @wulankenanga.
aaaahh.. alur ceritanya gemes banget ya. klasik tapi tetap bikin penasaran. jadi pengen baca novelnya juga deh..
BalasHapusWah, sahabat jadi cinta..ketemu lagi setelah sekian lama. Jadi apakah Dei memilih Lim-lelaki dari masa lalunya, atau tetap bersama seseorang yang kini ada di sisinya. Duh, penasaran
BalasHapusSetting yang berdasarkan riset, dan cerita menarik membuat Madeira menggoda untuk dibaca:)
Novel karya temen, direview sama temen sendiri, sweet sekali :)
BalasHapusMadeira, aku suka deh mba sama namanya. Membayangkan interior toko kuenya Dei, momen-momen pertama kali Lim datang membuka pintu. Menarik mba dee
Ternyata mbak Wulan selain ngblog juga nulis novel. Keren lho novelnya juga sudah diterbitkan.
BalasHapusPenasaran juga pengen baca akhir kisahnya, apakah Dei balikan ke Lim atau memilih dengan lelaki yang dilihat Lim bersamanya. Eh atau Lim hanya salah sangka saja?
Kisah manis hubungan antar persahabatan perempuan dan lelaki.
BalasHapusUniknya, semakin lama berinteraksi, tentu ada rasa yang tak bisa dinafikan.
Salut dengan kak Wulan Kenanga karena novel Madeiranya sukses dibukukan penerbit mayor.
Barakallahu fiik~
Semoga akan lahir karya-karya berikutnya.
Hubungan persahabatan laki-laki dan perempuan memang jarang bertahan lama.
BalasHapusPasti salah satunya ada rasa suka, membutuhkan, dan merasa saling mengerti.
Novelnya bikin kepoo kelanjutan hubungan Dei dan Lim
Ceritanya buat aku BaPer nih. Jadi ingat kalau awal menikah baru 1 tahun mantan pacar tiba-tiba hadir yang sebelumnya menghilang tanpa pesan.Rasa masih ada cinta tapi gak mungkin mau jadikan teman saja tapi kok masih punya cinta. he he he.Ini cerita yang asyik dibaca
BalasHapusDari reviewnya aja aku udah baper pengen baca sendiri jadinya. Memang cerita yang diangkat itu klasik tentang persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Tapi setiap cerita punya plot twist yang berbeda-beda ini yang membedakan antara cerita satu dengan cerita yang lain. Jadi kepo sama akhir hubungan Dei dan Lim nih
BalasHapusBanyak banget pemicu kenangan ya Mbak. Bahkan sebuah toko kue. Tema novel persahabatan lelaki-perempuan dengan bumbu cinta, baik diakui maupun tidak, tak lekang oleh jaman. Gaya bercerita dan plot saja yang membedakan antara penulis satu dan lainnya ya Mbak
BalasHapusMantap nih Wulan, alhamdulillah ya sudah lahiran karya baru. Teman ngetripku nih di Madura hehehe... Jadi penasaran nih pengin ngikutin kisah cintanya Lim dan Dei.
BalasHapusSuka deh dengan npvel tema persabahatan dan percintaan seperti Madeira ini. Teman dekat yang sering berinteraksi, lama2 naksir. Ada cemburunya juga semakin asyik nih novel dibaca. Bumbu2 asmara dan lika-liku serta konflik bikin pembaca gemes.
BalasHapusAhaay, so sweet banget ceritanya sahabat jadi cinta, duuh beneran ini mah mirip pengalaman kisah cintaku, halagh..
BalasHapusSelalu seruu yaa kalo bahas cinta2an, baca novel madeira keknya bakalan senyum2 sendiri, ahh jadi kepoo.
Ya ampun, pantesan rasanya aku kok familiar dengan Madeira ini, ternyata emang buku karangan mbak Wulan ya. Sempet lihat juga di WP. Dari reviewnya, aku salut sama mbak Wulan yang bisa bikin novel sebagus itu!
BalasHapusEmang sedikit banget ya, sahabatan cewek dan cowok yang beneran hanya pertemanan. Banyakkan akhirnya menyimpan rasa terpendam. Aku jadi penasaran sama ceritanya, apalagi mbak DK bacanya dalam perjalanan Surabaya ke Yogyakarta, langsung selesai. Jadilah pasti ceritanya begitu menarik.
BalasHapusHeheee bener juga ya, bestie beda jenis kelamin biasanya emang gitu yaa... lama-lama ada rasa. Duuh kayak pengalaman pribadi aja deh wkwkwk...
HapusAh seru nih, padahal baru baca review singkatnya aja. Gimana kalo baca buku utuhnya. Jadi kepengen baca deh. Udah lama juga aku gak baca novel fisik begini. Seringnya baca di aplikasi. Btw, temanya pasti bakal bikin aku bergetar. Pernah ngerasain yang begitu. Aku bakalan baper gak ya? Hehehehe
BalasHapusWiting tresno jalaran ora ono sing liyo ini emang sering banget kejadian, gak di novel, drama, maupun dunia nyata hahaha
BalasHapusOh Madeira ini nama toko, mungkin krn setting latarnya sering berada di sana ya?
Jd penasran mau baca novelnya jg nih :D
Seru banget ini teman jadi pengen jadi pasangan tapi terkadang tidak jodoh semoga novel ini endingnya sesuai dengan harapan jadi penasaran deh mau baca novelnya
BalasHapusfrom friendship to a lover, wah menarik banget nih alur cerita novelnya ya mba. karena sering bersama akhirnya tumbuh rasa cinta, so romantic
BalasHapuswhat if... bagaimana jika... this is what happen when we are suddenly faced with surprising options like what we have in this novel
BalasHapusjadi kisahnya tentang sahabat jadi cinta, yang bikin penasaran pasti endingnya, karena di real life juga tak jarang persahabatan rusak karena cinta
BalasHapusSalam kenal Mba wulan, terima kasih sudah menulis novel yang indah ini,semoga makin banyak akrya inspiratif lainnya mba, semangat nulis
BalasHapusOrang dari masa lalunya ini masih single ya mbak? aku ajdi keingat seseorang dari masa lalu yang akhir-akhir ini juga muncul namun sekarang menghilang lagi, mungkin aku perlu deh baca novelnya ini
BalasHapuswah dah lama saya gak baca novel mbak, jadi melek baca sinopsisnya hehehe memang salah satu kelemahan saya sebagai ibu itu, udah males baca banget. tapi kalau disuguhin sinopsisnya jadi kepengen baca juga. kisah klasik yang berkesan banget yaa. saya kira novel terjemahan, ternyata asli lokal yaa.
BalasHapusoalah ini bukunya wulan ya
BalasHapuswahhh kece lahir buku akhirnya. jadi pengen baca juga dan review di blog
sebuah novel kl penggambarannya setting lokasinya jelas, proses bacanya jg nambah menarik ya. Apalagi ini cerita soal org masa lalu yg tiba2 hadir kmbali, itu tuh semacam...emmm plis lah ngapain sih dateng lagi :(
BalasHapusKisah ayo cerita tentang persahabatan yang tumbuh benih cinta gini memang menarik ya mbak haha. Penasaran banget sama novelnya..
BalasHapusaduhh aku jadi salfok deh sama kata-kata masa lalu tiba-tiba hadir kembali, jadi inget sama seseorang, hmmm..
BalasHapusBegitu lihat covernya udah tertarik kak, pemilihan judulnya juga oke. Apalagi genrenya romantis ya, tambah penasaran isinya.
BalasHapuskesan pertama ... sampulnya lucu banget
BalasHapusgenre romantis masih jadi genre favorit sih selama ini,
oke, noted, masuk list nih, hehe
Gemes banget ya bayanginnya, sahabat jadi cinta. Dulu pernah banget ngalamin rasanya ditaksir sababat sendiri, jadi relate pas baca review ini :")
BalasHapusHemm, paling males sebetulnya kalau sudah bertemu dengan permasalahan sahabat jadi cinta. Tapi, hasil ulasan ini berhasil mengulik dengan baik
BalasHapusWah dari blogger jadi penulis yak.keren sih jadi terinspirasi
BalasHapusWah kerasa banget sih rasanya saat Lim melihat Dei bersama laki-laki lain itu
BalasHapuswalau ceritanya klasik, tapi persoalan cinta itu abadi sepanjang masa. Makanya masih banyak karya yang menjadikan cinta sebagai ruh utama cerita. Btw sudah ngikutin info Madeira ini sejak sang penulis mengadakan sayembara pemilihan cover, dan sekarang jadi makin penasaran untuk baca.
BalasHapusBener banget, wanita dan pria sulit menjadi sahabat. pasti ada salah satu yang jadi baper.
BalasHapusMantep banget nih karya Mbak Wulan. Iya emang klasik banget premis sahabat jadi cinta di genre romance metropop, tapi saya masih suka gemes juga kalau baca sih hihi.
BalasHapusMemang gak ada yang murni dalam persahabatan laki-laki dan perempuan yaa, salah satu contoh yang paling terkenal itu mungkin adalah persahabatan Rahul dan Anjali dalam film Kuch Kuch Hota Hai (duh, naluri pecinta film indiaku muncul hahaha)
BalasHapusahhh opening nya udh terasa menampar, terkadang ingatan masa lalu yg membekas (sakit) datang lagi buat kasih harapan palsu atau pun mengoyak2 rencana-rencana normal yang udh disusun! nyebelin banget! akkk ternyata yg nulis novelnya mba wulan kenanga yaaa,
BalasHapusRomantisme remaja tak akan habis dikulik sepanjang masa. Bahkan meski ditulis di novel sekalipun. Tentu ada hal2 unik yg bisa dikulik dr perjalanan cinta Dei dan Lim ini.
BalasHapusTernyata Mbak Wulan ini dr Mojokerto ya. Wah salam kenal dr Kediri. Smg novelnya laris manis ya kak. Jadi pgn beli jg nih.
jatuh cinta dengan sahabat cowo? huhuhu. Bentar lagi doi merit. Hiks. Jadi keinget kan wkwkwk
BalasHapusNice review!
Baca ini jadi inget kisiahku dulu ada sahabat cowok yang hampir jadi suamiku, yaahh tapi namanya ga jodoh hehe.. sekarng semuanya murni sahabatan :)
BalasHapusNovel dengan tema percintaan memang nggak lekang oleh waktu ya, tetap diminati dari masa ke masa. Menghanyutkan dan saat membaca bisa menghibur melupakan sejenak kalau kita sendiri banyak masalah. Wkwkw
BalasHapusTemanya memang udah sering, tapi terkadang aku mengharapkan ending yg beda dengan tema begini 😁. Tapi kalipun sudah bisa ketebak seperti apa, pengennya dibuat dengan lebih banyak konflik , biar seru 😄.
BalasHapusPenasaran mba mau baca. Kebetulan novel ini banyak wara Wiri di feed medsosku, dipromosiin banyak temen blogger. Makanya jadi tertarik sih :).
Dan aku sukaaaa covernya. Cakeeep ih 😍👍
Menarik.. Jadi pemasaran demgan akhir kisahnya. Sebagai penganut hepi ending garis keras, saya berharap Lim dan Dei bahagia semua. Meskipun mungkin nggak bersama. Saya juga penganut aliran nggak percaya persahabatan antara pria dan wanita.. Hihi.. Pasti tetap ada perasaan terlibat di dalamnya.
BalasHapusMembaca novel romantic bisa jadi healing nih kak untuk emak sibuk seperti aku, Madeira bisa jadi list bulan ini nih.
BalasHapusHalo, Mbak. Maaf baru mampir. Terima kasih atas reviewnya. Suka. Saya terharu. <3
BalasHapus