"Orang tuamu bukan dana daruratmu, anakmu bukan dana pensiunmu"
Nasihat itu saya dapatkan ketika saya mengikuti sebuah pelatihan tentang Sandwich Generation dari sebuah aplikasi kursus online gratis. Sebuah nasihat yang bagus dan mengena. Bahwa masalah keuangan kita, adalah tanggung jawab masing-masing. Saat sudah berkeluarga, tidak selayaknya anak masih menggantungkan diri pada orang tua. Begitu juga sebaliknya, saat pensiun bukan berarti orang tua menjadi tanggungan anak.
Semua itu tentu bisa terjadi, selama kita bisa mengatur keuangan dengan baik. Bagi saya, pengaturan keuangan itu hal yang sangat penting dan mendasar. Saya ingin rantai generasi sandwich itu putus di saya. Jangan sampai anak-anak saya kelak akan menjadi generasi sandwich.
Menjadi Generasi Sandwich
Sejak papa saya meninggal 2009 lalu, sebagai anak pertama saya mau tak mau harus menjadi tulang punggung keluarga. Saya harus bisa menghidupi mama dan tiga adik yang masih kecil-kecil. Saat itu, saya baru berusia 22 tahun dan belum lulus kuliah. Beruntung, sejak semester dua saya sudah bekerja sebagai asisten dosen di bidang penelitian. Saya membantu dosen mengerjakan proyek penelitian.
Tiga tahun kemudian, saya menikah. Setelah menikah, saya tetap menjalankan tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Saya tetap bertanggung jawab untuk kehidupan mama dan adik-adik. Selain tetap harus bekerjasama dengan suami menafkai rumah tangga kami sendiri. Sejak itulah saya menjadi generasi sandwich.
Generasi sandwich adalah mereka yang harus menafkai rumah tangganya sendiri dan juga keluarga lainnya, misalnya orang tua dan saudara. Tugas saya sebagai generasi sandwich berakhir di 2019 lalu. Saat adik bungsu sudah diterima bekerja.
Bertahun-tahun menjalani peran sebagai generasi sandwich tentu tidak mudah. Saya tak hanya harus kerja keras, tetapi juga mengalami tekanan mental. Ini yang membuat saya bertekad untuk memutus rantai generasi sandwich. Cukup saya saja, jangan sampai anak-anak saya mengalami apa yang saya rasakan.
Memutus Rantai Generasi Sandwich
Penyebab munculnya generasi sandwich adalah kegagalan orang tua dalam mengelola keuangan. Ini bisa dimaklumi, sebab dulu informasi tentang pengelolaan dan perencanaan keuangan tidak mudah didapatkan seperti sekarang ini.
Bisakah rantai generasi sandwich ini diputus? Bisa, kuncinya dengan melakukan pengelolaan dan perencanaan keuangan yang benar.
Saya pun mencoba mengatur keuangan berdasarkan rekomendasi Prita Ghozie, seorang financial Planner dari ZAP Finance Consulting. Mbak Prita berbagi tips bagaimana cara memutus rantai generasi sandwich.
Tentunya dimulai dari bagaimana kita melakukan pengelolaan dan perencanaan keuangan. Ada beberapa tips pengelolaan dan perencanaan keuangan yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai generasi sandwich ini.
1. Miliki Tabungan
Jangan lupa untuk selalu mengalokasikan pendapatan yang kita miliki untuk ditabung. Alokasi menabung secara rutin setiap bulannya.
Tabungan penting, untuk menjaga kita tidak boros dan terhindar dari utang jika ada keperluan mendadak.
2. Siapkan Dana Darurat
Dana darurat ini penting, agar kita tidak bingung saat terjadi hal-hal darurat. Misalnya saat pandemi seperti ini, dana darurat digunakan untuk melakukan tes berkala atau isolasi mandiri.
Dengan memiliki dana darurat, kita tidak akan mengganggu tabungan ataupun anggaran pengeluaran rutin bila terjadi kedaruratan.
3. Punya Asuransi
Siapkan perlindungan jiwa dan kesehatan dengan asuransi. Saat kita memiliki asuransi, kita bisa melindungi diri kita sendiri. Tidak akan merepotkan orang lain, termasuk anak sendiri.
4. Persiapkan Dana Pensiun
Dana pensiun adalah pemutus rantai generasi sandwich. Bila kita sudah mempersiapkan pensiun, saat tua nanti kita bisa mandiri memenuhi kebutuhan hidup.
Dana pensiun bisa dihitung dari selisih usia harapan hidup dengan waktu mulai pensiun. Jangan lupa tambahkan nilai inflasinya juga.
5. Mulai Investasi
Investasi juga bisa menjadi penyelamat keuangan kita di masa depan. Kita bisa memulai investasi sesuai dengan kemampuan. Sekarang ini banyak sekali instrumen investasi yang bisa dipilih.
Pastikan memilih sesuai kebutuhan dan kemampuan, ya. Juga pilih lembaga investasi yang terpercaya.
Pentingnya Asuransi
Salah satu tips memutus rantai generasi sandwich dari mbak Prita yang saya highlight banget adalah tentang pentingnya asuransi.
Menurut mbak Prita, asuransi sangat penting untuk memutus rantai generasi sandwich. Dengan asuransi kita bisa memberikan proteksi bagi diri sendiri, sehingga tidak perlu bergantung pada orang lain (termasuk anak).
Takdir tidak ada yang tahu
Bagi saya, asuransi itu penting. Mengapa? Karena yang namanya takdir tidak ada yang tahu.
Siapa yang tahu, jika saya harus kehilangan papa di usia 22 tahun? Kehilangan kepala keluarga saat kondisi keluarga belum mapan. Mama tidak bekerja, adik-adik masih kecil. Tak ada harta warisan yang ditinggalkan, bahkan rumah pun tak punya.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat saya harus kerja keras di waktu muda. Menjalani peran sebagai generasi sandwich. Semua, karena orang tua saya tidak memiliki asuransi jiwa. Papa tidak melindungi dirinya, akibatnya keluarganya pun tak terlindungi.
Tahun ini, kakak kandung suami meninggal dunia. Istrinya tidak bekerja. Anaknya ada dua dan masih usia sekolah. Tetapi kehidupan mereka jauh lebih baik daripada keluarga saya dulu. Mengapa? Sebab kakak ipar saya memiliki asuransi. Kini keluarganya bisa hidup dengan uang asuransi yang ditinggalkan.
Pengalaman hidup inilah yang membuat saya semakin menyadari bahwa asuransi itu penting. Kita tidak pernah tahu takdir apa yang akan terjadi. Asuransi memberikan perlindungan dari takdir yang tidak kita kehendaki ini, kehilangan tulang punggung keluarga.
Hidup butuh persiapan
Selain kita tidak tahu takdir apa yang akan terjadi, asuransi penting karena hidup butuh persiapan. Manusia tidak selamanya sehat, sewaktu-waktu bisa sakit. Asuransi kesehatan menjadi perisiapan kita menghadapi kemungkinan ini.
Kita juga butuh persiapan dalam menghadapi keadaan darurat, misalnya kebakaran dan bencana alam. Asuransi kerugian dari kebakaran dan bencana alam adalah persiapan yang bisa kita lakukan untuk menghadapi keadaan darurat ini.
Memilih Asuransi Terbaik
Setelah yakin bahwa penting bagi saya untuk memiliki asuransi, maka saatnya memilih asuransi terbaik. Kalau menurut mbak Prita, pastikan kita punya asuransi jiwa dan asuransi kesehatan untuk memutuskan rantai generasi sandwich ini.
Antara asuransi jiwa dan asuransi kesehatan
Pengennya sih, saya bisa punya beragam asuransi. Mulai dari asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan hingga asuransi kerugian lainnya. Tapi mengingat kondisi keuangan yang belum stabil untuk saat ini, saya memprioritaskan untuk memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan sudah saya percayakan kepada BPJS Kesehatan. Alhamdulillah untuk ini saya tak perlu mengeluarkan anggaran. Suami adalah seorang PNS, sehingga BPJS Kesehatan kami sekeluarga ditanggung oleh negara.
Asuransi jiwa adalah hal yang harus saya siapkan. Saya tahu, suami akan menerima pensiun. Meski begitu saya merasa masih perlu melindunginya dengan asuransi jiwa.
Uang pensiun tentu tidak sebesar pendapatan saat masih bekerja. Uang pensiun mungkin akan cukup untuk biaya hidup kami berdua di masa tua nanti.
Tapi, bagaimana jika anak-anak belum mandiri dan suami sudah berpulang? Belum tentu uang pensiun bisa mencukupinya. Ini yang membuat saya merasa perlu memiliki asuransi jiwa untuk suami.
Hal penting yang harus diperhatikan saat memilih asuransi jiwa
Jujur, awalnya saya takut untuk memiliki asuransi. Banyak sekali berita yang beredar, bahwa perusahaan asuransi seringkali tidak membayar klaim nasabahnya. Atau, cerita tentang uang asuransi yang malah ludes dibawa oleh perusahaan asuransi.
Tapi, kebutuhan saya akan asuransi jiwa bisa mengalahkan ketakutan tersebut. Saya pun banyak mencari literasi seputar asuransi dari sumber yang terpercaya.
Setelah membaca banyak referensi, menurut saya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat memilih asuransi.
Pertama, belilah asuransi sesuai kebutuhan. Pastikan kita memilih asuransi jiwa sesuai dengan kebutuhan dan berapa nilai pertanggungannya. Pastikan nilai pertanggungannya sesuai dengan kondisi keluarga kita.
Kedua, pertimbangkan perusahaan asuransinya. Pilihlah perusahaan asuransi yang memiliki keuangan stabil, memiliki legalitas yang sah, memberikan kemudahan bagi pemilik polis atau ahli waris untuk melakukan klaim dan memiliki layanan purna jual yang baik.
Ketiga, pahami ketentuan dari polis asuransi jiwa. Sebelum membeli polis asuransi jiwa, pastikan kita sudah memahami dengan baik semua ketentuan yang ada dalam polis tersebut.
Kelebihan Asuransi Lifepal
Lifepal adalah perusahaan marketplace asuransi di Indonesia yang bisa membantu nasabah membandingkan dan beli asuransi secara online.
Melalui situs resmi Lifepal.co.id, saya bisa dengan mudah memilih dan membeli produk asuransi secara transparan dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Banyak perusahaan asuransi yang sudah bekerja sama dengan Lifepal. Produk asuransi yang ditawarkan pun beragam, mulai dari asuransi kesehatan, asuransi jiwa (termasuk bisa digunakan untuk asuransi pendidikan), asuransi motor dan asuransi mobil terbaik serta asuransi syariah.
Polis yang disediakan juga beragam. Mulai dari plan individu, keluarga dan perusahaan.
Lifepal membuat saya lebih mudah membeli asuransi secara online. Selain itu, banyak kelebihan yang didapat saat membeli asuransi di Lifepal ini.
⏺️ Membandingkan Asuransi
Lifepal membantu membandingkan jenis asuransi yang dibutuhkan. Misalnya, asuransi jiwa itu ada asuransi jiwa konvensional dan asuransi unit link. Nah, Lifepal akan membantu memilih asuransi jiwa sesuai dengan kebutuhan.
⏺️ Membandingkan Polis
Platform marketplace asuransi Lifepal akan membantu nasabah membandingkan polis secara online. Ini membuat kita bisa mengambil keputusan tepat dan memilih manfaat polis yang benar-benar sesuai kebutuhan.
Kita juga bisa membandingkan manfaat polis, premi hingga pengecualian klaim dari berbagai perusahaan asuransi sekaligus.
⏺️ Menghemat Waktu
Di era yang serba cepat ini, membeli asuransi online adalah pilihan terbaik. Kita bisa menghemat waktu karena tidak perlu bertemu agen asuransi secara langsung.
Kita bisa membandingkan dan membeli asuransi jiwa yang dibutuhkan di mana dan kapan saja. Bahkan dokumen pembelian polis bisa dilalukan secara online dalam bentuk PDF, sedangkan polis akan dikirimkan ke rumah.
⏺️ Keamanan Dokumen
Tidak jarang nasabah dihadapkan dengan isu kehilanganmu dokumen polis. Tanpa dokumen polis, tentu saja nasabah akan sulit mengajukan klaim.
Kondisi ini bisa dihindari saat membeli asuransi online di Lifepal. Sebab, selain dikirimkan dokumen polis dalam bentuk hardcopy, ada juga sofcopy yang dikirimkan melalui email.
⏺️ Layanan Nasabah 25 x 7
Risiko kerugian bisa terjadi kapan saja. Ini yang membuat Lifepal sebagai marketplace asuransi online menyediakan layanan nasabah yang bisa diakses 24 jam.
Artinya, jika nasabah mengalami risiko darurat di malam hari, tim Lifepal dapat membantu nasabah dalam pengajuan proses klaim. Layanan konsultasi asuransi ini dapat diakses via telepon di nomor (021) 3111 6121 atau WhatsApp di 0823 3003 0027.
Memutus Rantai Generasi Sandwich Bersama Asuransi Lifepal
Memiliki asuransi jiwa menjadi upaya saya memutus rantai generasi sandwich. Lifepal membantu saya memiliki asuransi jiwa terbaik.
Bagaimana dengan teman-teman? Adakah yang juga menjadi generasi sandwich seperti saya? Yuk, putuskan rantai generasi sandwich bersama #asuransilifepal.
Keluarga kadangkala membuat perencanaan matang buat keluarga di masa mendatang, persiapan finansial salah satunya dan proteksi keluarga. Asuransi Lifepal membantu mewujudkan perlindungan maksimal
BalasHapussetuju banget nih sama quote nya mba, apalagi yang anakmu bukan dana pensiunmu. its true. anak kita ya gak harus dan gak punya tanggung jawab terhadap masa tua atau bahkan hidup kita. meski nyatanya, kebanyakan sih masih orangtuaku jadi dana daruratku,hiks. sedih banget gusti. asuransi emang perlu aku pertimbangkan masak - masak biar gak jadi beban orangtua dan kelak aku gak jadi beban anak-anakku. aku mau tau lebih lanjut nih tentang LIFEPAL.
BalasHapusSama mba aku juga pengen banget mutusin generasi sandwich ini. Soalnya rasanya itu ga enak banget dan nggak bebas. Suami aku nanggung beberapa keluarga skaligus. Keluarganya, keluarga aku dan aku juga anak2nya. Bahkan berbagi juha untuk nenek2 juga. Aku cuma berharap semoga Allah melapangkan rezeki kami, menyehatkan suami aku. Duh kok mendadak aku jadi sedih ya. Soalnya suka kasian jadinya ama suami. Kami memang harus banyak bersabar. Mungkin lewat tangan suami Allah memberikan rezeki untuk banyak orang. Doain ya mba kami dimudahkan
BalasHapusSemoga suami dan keluarga mba Yeni dilancarkan rizkinya dan sehat selalu. Saya juga mirip seperti itu, dan semoga keluarga kami juga diberi kesehatan dan keberlimpahan rizki.
HapusAsuransi emang jadi salah satu cara mengelola keuangan semasa sehat ya, agar bisa dipergunakan saat dibutuhkan.
Makasih mba sharingnya kalo asuransi kesehatan alhamdulillah ada dr kantor. Kalo asuransi jiwa mgk baru saya rasakan sangattttt penting setelah adanya pandemi saya kaya ditampar bgaimna kalau saya tiada bagaimana anak2 nanti makanya harus punya asuransi jiwa
BalasHapusPersiapan asuransi memang harus sejak dini ditanamkan.Ini yang mulai saya kenalkan pada putri saya Rachel yang sudah bekerja untuk menyisihkan gajinya untuk mengambil asuransi kelak nanti di hari tua nya berguna
BalasHapusTadinya aku kira generasi sandwich itu generasi anak muda yang doyan makan sandwich... hihihi... betapa naifnya diriku. MAkasih ya mbak sudah menambah wawasanku tentang pentingnya asuransi
BalasHapusjadi ingat Ibu Trimah yang dimasukin anak2nya ke panti jompo ya Mbak?
BalasHapusandaikan dia menyiapkan dana pensiuan, pastinya kejadian seperti ini bisa dielakkan
Lifepal ya. Wah aku baru denger nih. Boleh deh nanti aku pelajari lagi produk asuransi dari Lifepal.
BalasHapusPerencanaan ini perlu dilakukan terlebih lagi sudah memasuki awal tahun baru, buat jadi modal jangka panjang
BalasHapusJadi Lifepal ini semacam marketplace khusus asuransi ya mbak? Bisa tinggal pilih perusahaan mana yang cocok dengan kita.
BalasHapusAsuransi ni wajib, sbg antisipasi kita jika sakit. apalagi masa skrg. Tahun lalu istri sakit, terbantu sekali dgn adanya asuransi
BalasHapusasuransi sangatlah penting. Alhamdulillah kami sekeluarga sudah tercover dengan asuransi. Dan berencana lagi mau ambil dari lifepal
BalasHapusSetuju banget dengan kalimat, orang tuamu bukan dana daruratmu, dan anakmu bukan dana pensiunmu.
BalasHapusIni seperti kehidupan saya dan orang tua saya, sebisa mungkin tidak saling bergantung, kecuali kondisi mengharuskannya.
Saya setuju sih dengan memiliki asuransi kita bisa memutus rantai generasi sandwich. Kasian untuk anak yg menanggung segalanya sedangkan diapun memiliki kehidupan sendiri yg juga ga jauh lebih baik.
BalasHapusDengan adanya asuransi, sedikit banyaknya bisa membantu dan meringankan beban keluarga yang ditinggalkan apalagi jika yg meninggalkan adalah tulang punggung keluarga.
Kondisi ekonomi negara kita akibat pendemi Covid 19, akan banyak menciptakan generasi sandwich. Ketahanan finansial menjadi hal utama
BalasHapusAsuransi lifepal ini bisa jadi pilihan banget bagi para konsumen yang mencari asuransi terbaik untuk kebutuhan hidupnya ya mb dee.
BalasHapusCover asuransi Lifepal terhadap tertanggung memang perlu diacungi jempol ya karena ada suransi kesehatannya yang bisa mengcover semua pelanggannya secara realtime. Bagus juga nih edukasi asuransi untuk generasi sandwich.
BalasHapusGenerasi sand wich, nice tulisan mb. Quote pembukanya sangat menggugah, sehingga kita perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk hal-hal yang tidak kita inginkan, untuk hal diluar rencana kita, salah satunya dengan asuransi ya, mb??
BalasHapusLifepal bikin memilih dan membeli asuransi jadi lebih mudah dan harganya pun terjangkau
BalasHapusAku nih masih berpikir bahwa orang tua bisa menjadi sumber dana darurat kalau lagi kepepet. Padahal itu nggak bagus untuk perkembangan finansial kita. Nggak bisa sepenuhnya mandiri.
BalasHapusRasanya memang perlu banget buat investasi dan asuransi. Biar aman dari masalah finansial.
Kasihan kalo orang tua selalu dijadikan sumber dana darurat bagi kita. Sudah segarusnyalah kita melindungi masa tua mereka, bukan malah membebaninya. Dengan asuransi, setidaknya jadi cara untuk kita membantu mereka kelak
BalasHapusWah, setuju nih, Kak. Jangan terus-terusan menjadi beban bagi ornag tua, sebaliknya sudah waktunya kita membahagiaakan mereka, ikut mempersiapkan masa tua mereka.
HapusGenerasi Sandwich sangat merebak dan banyak kasusnya di masyarakat, hal ini bisa dikarenakan oleh banyak hal , salah satunya adalah kurangnya persiapan yang jelas terhadap segala bentuk ppenghasilan yang didapatkan, juga bisa menjadi bentuk kgagalan dalam perencanaan ekonomi kelaurga. kadang kasihan juga melihat kawan yang setiiap hari lembur sedemikian keras, tapi ketika gajian dia tidak jarang hanya menerima 20-30% dari penghasilannya bekerja. Sisanya habis untuk kebutuhan keluarganya daan untuk membayar cicilan hutang milik orang tuanya.
BalasHapusPunya asuransi ini penting banget ya kak. Bahkan harus punya dulu sebelum investasi. Soalnya risiko orang kan ga ada yg th. Kl sehat dan asuransi aman, investasi pun jadi tenang. Kita udh dicover jiwa raga. Jadi tinggal kencengin kerja biar cuan terus wkwkw.
BalasHapuskeren euii qoutenya, saya suka
BalasHapusemang bener banget, anak bukan dana pensiun jadi kita memang harus bisa mempersiapkan segala hal untuk kehidupan ini
asuransi ini memang penting sekali di zaman canggih serba tak pasti ini.
BalasHapusSehingga kita harus bisa sisihkan penghasilan untuk membuat asuransi jiwa, asuransi pensiun, asuransi kesehatan dan lain sebagainya.. lifepal salah satu penyedia asuransi yang punya fitur dan produk yang bagus yaa
Menyiapkan dana darurat selalu aku terapkan sedari dulu, walau kadang suka kecolongan. Setidaknya udah mulai belajar dr sekarang. Dan aku baru juga baru sadar kalau asuransi ternyata sepenting itu ya?
BalasHapusSaya tidak pernah menjadikan orangtua sebagai dana darurat karena memang tak ada. Nikah ya biaya sendiri, setelah itu membiayai sendiri. Tapi tak pernah berencana menajadikan anak sebagai dana pensiun. Makanya tetap punya tabungan sendiri untuk hari tua, di antara tabungan untuk beli rumah dana keperluan lainnya.
BalasHapusUntuk asuransi, sebenarnya sangat tertarik banget, dan memang paling pas untuk tabungan hari tua karena diambilnya ya saat tua. Meski boleh diambil sebelumnya...
iya ya generasi sandwhich tuh nyusahin ke keturunan berikutnya, kasihan, dari diri sendiri harus bisa berdikari, bahkan klo bisa ngasih investasi yaa ke keturunan berikutnya, mamak ku pun nerapin ini banget, siap2 beli aset buat anak2nya malah, meskipun dengan metode cicilan, tapi terbayarkan, ga sampe malah ketunduhan jadi generasi sandwhich
BalasHapusSuka banget sama kalimat awalnya...
BalasHapusanak itu bukan investasi ortu , tapi dia investasi untuk dirinya sendiri, sehingga bis amandiri di masa mendatang. Kita didik dia mandiri, artinya kita juga harus mandiri sebagai orang tua..
Pastinya jadi keinginan setiap orang ya, mbak di masa tuanya bisa hidup dengan nyaman dan tidak bergantung pada siapapun. Karena itu memang perlu banget dipersiapkan sejak masih muda pendapatan pasif ini. Bisa dalam bentuk aset bisa juga investasi atau asuransi
BalasHapusPrihatin banget ya dengan fenomena generasi sandwich ini. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Orang banyak yang abai dengan berbagai hal di masa depan. Lebih banyak fokus di hari ini. Jadinya risiko di masa depan jadi beban anak-anaknya. Semoga dengan banyaknya edukasi mengenai pentingnya mempersiapkan masa depan, fenomena generasi sandwich bisa dikurangi. Salah satu caranya dengan membeli produk asuransi ini ya.
BalasHapusGenerasi sandwich juga aku nih, hehe.... Tapi nggak papa, insya Alloh berkah dan rizki makin berlimpah saat merawat orang tua dengan ikhlas. Semoga anakku kelak juga ikhlas merawatku saat usiaku mulai senja.
BalasHapusAsuransi penting sebagai salah satu ikhtiar mengatur keuangan dengan lebih disiplin agar tidak dihamburkan percuma.
Semoga sehat dan kuat untuk kita semua.
Kayaknya, orang yang sekarang seusia kita pasti merasakan generasi sandwich. Aku juga sedang merasakan. Makanha sebisa mungkin aku investasi mulai sekarang. Berharap, di masa tua nanti bisa hidup lebih baik, dan bebas financial.
BalasHapus