Bisakah perempuan berdaya dan berkarya dari rumah?
Pertanyaan itu muncul ketika saya pertama kali memutuskan untuk resign dari kantor. Pernikahan membuat saya harus kembali ke kampung halaman. Meninggalkan ibukota dan melepaskan mimpi-mimpi yang baru saja diraih.
Bersuamikan seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) membuat saya harus mengalah. Tak mungkin untuk terus menjalani long distance married. Cukup empat bulan saja kata suami.
Saya masih sempat mencari pekerjaan selepas resign. Namun, belum sempat dapat panggilan kerja saya sudah hamil. Pupus sudah harapan untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Mengalami Post Power Syndrome
Resign ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Saya yang sudah biasa bekerja sejak kuliah, tak biasa jika harus berdiam diri di rumah. Saya bosan.
Belum lagi saat itu keuangan keluarga kami belum stabil. Suami baru setahun jadi PNS. Kami pun masih tinggal menumpang di rumah ibu mertua.
Saya sering uring-uringan. Gampang marah dan gampang nangis sendiri. Hidup serasa tak bersemangat.
Saya mengalami post power syndrome. Perubahan dari perempuan pekerja ke ibu rumah tangga sunggu sesuatu yang besar. Butuh penyesuaian pastinya.
Mencari Bantuan
Saya sadar, saya tidak bisa terus begini. Saya harus bangkit. Menyesuaikan diri dengan peran baru saya : Ibu Rumah Tangga.
Saya harus mencari bantuan. Saya butuh dikuatkan.
Hingga akhirnya saya bertemu dengan Ibu Profesional. Disini saya belajar bagaimana menjadi seorang ibu professional.
Saya mulai bangkit. Menata ulang mimpi-mimpi saya.
Memulai Karir dari Rumah
Sejak bergabung di Ibu Profesional saya pun menjadi percaya diri dengan peran sebagai seorang ibu rumah tangga. Menikmati setiap momen membersamai suami dan anak-anak.
Saya pun merangkai kembali impian menjadi perempuan karir. Tapi kali ini saya memulai karir dari rumah.
1. Penulis buku
Buku pertama yang saya tulis adalah antologi yang berjudul "Jibaku Post Power Syndrome Full Time Mom". Buku yang berisi pengalaman saya dan para perempuan lain dalam memulai peran sebagai ibu rumah tangga
Hingga saat ini saya sudah menulis satu buku solo dan 12 buku antologi.
2. Blogger
Awalnya ngeblog hanya untuk menyalurkan hobi menulis saja. Ternyata, saya pun bisa memperoleh penghasilan dari menulis blog.
Sebagai seorang blogger saya menerima pekerjaan untuk menulis review produk, content placement, afiliasi dan sponsor post.
3. Content Writer
Tak hanya menjadi blogger, saya juga seorang content writer. Alhamdulillah saat ini saya dipercaya untuk menjadi content writer di dua website besar di Indonesia.
Ternyata, meski di rumah saja saya tetap bisa berkarya dan berdaya. Memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri sambil tetap menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga.
Tips Agar Bisa Berkarya dan Berdaya dari Rumah
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah akhir dari segala. Ibu rumah tangga tetap bisa berkarya dan berdaya.
Berikut adalah beberapa cara yang saya lakukan untuk bisa berkarya dan berdaya dari rumah.
1. Kenali passion
Mengenali passion bisa menjadi awal kesuksesan untuk berkarya dan berdaya dari rumah. Kenali passion, lalu pilih aktivitas sesuai passion.
Menulis adalah passion saya. Maka saya pun berusaha untuk terus mengembangkannya. Saya pun memilih karir sesuai passion. Menjadi penulis buku, blogger hingga content writer.
2. Bergabung dengan komunitas
Sangat penting bagi setiap perempuan untuk bergabung dalam komunitas. Komunitas bisa menjadi sumber kekuatan sekaligus pembuka peluang.
Sebagaimana saat saya bergabung dengan Ibu Profesional. Saya tak hanya belajar banyak ilmu seputar pengasuhan dan mengatur rumah tangga tetapi juga membuka peluang.
3. Bentuk super tim
Jangan pernah jadi super mom yang melakukan semua pekerjaan rumah tangga. Bentuk tim dalam keluarga. Minta suami dan anak-anak membantu melakukan pekerjaan rumah.
Dengan begitu, kita bisa punya waktu dan tenaga untuk berkarya.
4. Terus belajar
Jangan lupa untuk terus belajar. Pelajari apa yang ingin dikuasai. Seperti saya yang tak pernah lelah untuk terus belajar di Institut Ibu Profesional.
Memulai kuliah dari Bunda Sayang hingga Bunda Saliha. Dan saat ini mulai bersiap untuk mengikuti Konferensi Ibu Pembaharu.
Demikian cerita saya tentang bagaimana bisa berkarya dan berdaya dari rumah. Jangan baper lagi. Ibu rumah tangga juga bisa berkarya dan berdaya. Dari rumah untuk dunia.
Untung sekarang ada ibu sibuk influencer di orami, ya. Makin pede berpenghasilan di rumah.
BalasHapusAku yakin perempuan pasti bisa berdaya dari rumah. Kan, bakatnya multitasking.
HapusMeski di rumah tetap bisa berkarya dengan banyak cara. Komunitas juga penting nih agar ga kuper hehe. Semangat terus walau di rumah saja.
BalasHapussemoga meski jadi ibu penuh waktu untuk anak dan keluarga tetap menjadikan kita perempuan yang berdaya ya Mbak Dee. Alhamdulillah sekarang ini ada banyak komunitas yang mendukung perempuan untuk terus mengembangkan passionnya meski tinggal d rumah aja
BalasHapusDan yang saya takutkan kalau resign dari kantor ya Post Power Syndrome. Sudah belasan tahun meniti karir, kalau harus resign rasanya aduuh nano-nano banget pastinya.
BalasHapusPadahal ya, bener kata Mba Dee, meniti karir juga bisa dari rumah. Sesuaikan passuonnya dan support sistem yang ada harus kuat juga.
Setuju perempuan harus tetap berkarya. Biar tetap eksis dan tentu saja untuk menjaga kewarasan
BalasHapusHwaaa makin banyak aja platform yang bisa memberdayakan ibu2 yaa mbaa, alhamdulillah ikut seneng. Kalau gini namanya simbiosis mutualisme, semua bisa diuntungkan dan diberdayakan, khsuusnya ibu2 di rumah :D
BalasHapusMasyaAllah, post power syndrome, pasti gak mudah ya Mbak melewatinya.
BalasHapustapi karena bertemu dengan komunitas yang tepat jadi bisa melalui semua dengan indah ya.
bentuk tim memang perlu tuh biar kita gak merasa sendiri.
yaaa gimana pun, namanya juga berkeluarga, perlu kerjasama dong ya.
Melihat kakakku yang jadi ibu rumah tangga, dia tetep bisa kerja kecil²an dari rumah dengan menjadi blogger. Semangat, jalani passion sih yang penting
BalasHapusAku lupa, dulu ketika berhenti kerja kantoran sempat mengalami post power syndrome atau enggak. Atau malah lega ya? Ahaha ... Setelah di rumah lagi dan gantung ijazah, malah terasa enjoy bekerja sesuai hobi yang sudah kutekuni sejak zaman kuliah.
BalasHapusHal yang paling aku takutkan kalau resign kerja adalah jadi nggak produktif. Tapi untungnya sekarang sdh ada komunitas dan berbagai cara untuk bisa produktif bahkan menghasilkan hanya dari rumah
BalasHapusSiap catet, pokoknya jadi perempuan pun bisa produktif dan menghasilkan cuan meskipun di rumah aja yaa
BalasHapusSuper tim.. Iya ya, menjadi super mom dengan segala hal dikerjakan sendiri, bisa memicu tekanan yang lain lagi. Apalagi kalau si ibu berjuang membangun karirnya dari rumah.
BalasHapusdari rumah tetep bisa berkarya dan memambah kemampuan diri dan sepertinya platformnya bisa buat nambah cuan ya. Walaupun dari rumah tetap berdaya
BalasHapusMakasih tipsnya, saya sempet stuck nih pas habis resign, perlahan-lahan mulai deh merintis karier di rumah, nggak ada target kayak kerja kantoran nih tapi lumayanlah
BalasHapusSenang juga deh menjadi bisa bagian dari Ibu Profesional so bisa tetap berkarya dan berdaya dari rumah di masa pandemi ini. Apalagi tidak lama lagi ada perhelatan besarnya. Pasti sangat dinanti2 nih Konferensi Ibu Pembaharu
BalasHapusWowww sudah di kelas Ibu Pembaharu ya. Selamat mbak. Sukses terus dan semakin berkarya ya.
BalasHapusKarena produktif itu wajib selalu kita lakukan ya. hihi.
Keren mba Dian selalu produktif dan aktivitasnya bejibun. Ya setuju seorang istri bisa berkarier dari rumah sesuai passionnya. Saya juga mau belajar kok mba berkarir dari rmh. Smg kita semua lancar ya...
BalasHapusSepakat, menurutku amat penting kalo kita ngikutin passion. Ya berasa lebih bahagia dan tulus aja ngejalaninnya. Apalagi ditambah dengan mengikuti komunitas yang sesuai minat kita, cakep dehh
BalasHapusMenarik banget IbuSibuk Influencer ini, menambah penghasilan dari rumah. Mantap deh bisa tetap berdaya dan berkarya walaupun dari rumah. Otw download dan gabung nih
BalasHapusSelamat jadi Ibu Pembaharu
BalasHapusSemoga dampaknya bisa ke semua lini kehidupan
Semoga saya juga bisa mengikuti jejaknya
Wuih udah mau konferensi lagi ya? Sayang masih online... rasanya masih terbayang serunya konferensi tahun 2019... seneng bisa ketemu banyak perempuan inspiratif di sana. Wajib ikut lah konferensi tahun ini, pasti ada banyak kejutan istimewa.
BalasHapussebenarnya banyak ya yang bisa dilakukan agar bisa berkarya dari rumah, yang penting sesuai sama passion .. pasti awet...
BalasHapusBergabung dengan komunitas dengan passion yang sama itu penting ya mbak, jadi kita bisa lebih mengembangkan diri melalui komunitas tsb.
BalasHapusYa ampun, mbak kok hebat banget udah sampe ibu pembaharu segala. Aku loh masih di tahap awal dan sampai sekarang enggak lanjut. Hehehe. Gabung di IIP emang bikin hidup kita sebagai ibu jadi lebih bermakna yah
BalasHapusIbu profesional ini memang keren-keren ya, mbak anggotanya. rata-rata sangat produktif dan berdaya. salut banget sama foundernya yang mendirikan komunitas ini
BalasHapusI feel you, Mbak. Ketika kita biasa kerja, trus harus ngendon di rumah. Untungnya sekarang banyak komunitas seperti IIP yang bisa menjadi tempat belajar dan saling menguatkan antar ibu, ya
BalasHapusMbak gimana cara ikut konfrensinya? Aku tertarik nih..
BalasHapusSaluutt banget ama dirimu mba
BalasHapusenergi meluap, semangaatt selalu dan menginspirasi banyak orang.
Keren, mbaksaayy!
Emansipasi wanita ya kak.
BalasHapusSekalipun di rumah aja dan sibuk sama banyak hal. Cuan tetep ngalir kok asal anak gak terlantar ya kak
Meski sudah kodrat bahwa ibu itu posisinya di rumah. Bukan berarti berhenti berkarya untuk orang banyak yaa. Jadi pengen ikut konferensinya juga.
BalasHapusHari gini perempuan berdaya tuh bisa banget ya mbak karena banyak pekerjaan produktif yg bisa dilakukan dari rumah terlebih saat pandemi seperti ini
BalasHapusTernyata banyak hal juga ya yang bisa dilakukan dari rumah. Intinya sih memang kita harus lebih paham atas passion kita baru bisa dikembangkan ke arah mana. Syukur2 bisa menghasilkan uang.
BalasHapusGak mudah ya mbak dian perubahan dari wanita karier lalu jadi IRT. Walaupun sulit tapi bisa diatasi semua ya, mbak...
BalasHapusApalagi kalau ada komunitas yang menjadi salah satu support system untuk terus bertumbuh, berkarya dari rumah, why not?
Memang bener sih memutuskan resign ini engga semudah yang dipikirkan apalagi udah terbiasa kerja dan banyak aktivitas saat kuliah. Saya salut sih ama Mba Dian ini, cukup produktif juga orangnya. Udah banyak juga karyanya. Memang benar sih Yang paling utama temukan passion, bentuk support system, gabung komunitas dan terus belajar jadi kuncinya.
BalasHapusSemangat kuliah bunsal-nya, Mbak DK. Keren bisa produktif terus, aktif di mana-mana euy..
BalasHapusSeru sekali yaa..DK.
BalasHapusKini gak ada lagi yang namanya Ibu depresi karena gak bisa menyalurkan energi belajarnya.
Ada Bunda Shaliha dengan Ibu Pembaharunya yang penuh ilmu dan teman-teman seperjuangan.
Terus semangat, DK.
Semoga pembaca blog deestories juga kecipratan ilmunya nih..
Dulu banget yang kebayang bekerja dari rumah buat para ibu tuh pasti identiknya jualan (online maupun offline), setelah ngeblog barulah kepikiran iya juga ya nulis blog pun bisa jadi bagian dari bekerja dari rumah
BalasHapusSaya ingin resign tapi maju mundur apa sanggup saya di rumah aja seharian. Apa mgkin memang menjadi blogger bisa membuat saya mantap resign. Kadang suka bingung ketika hendak memutuskan suatu hal
BalasHapusSetuju banget, meskipun di rumah perempuan tetap bisa berkarya dan produktif, ini yang aku rasakan setelah memutuskan menjadi ibu rumah tangga full di rumah, menulis membuat saya lebih produktif selain tentunya menambah pemasukan atau penghasilan.
BalasHapussaya catet, terutama bergabung dengan komunitas. kita perlu dukungan dari sesama perempuan juga ya Mbak.
BalasHapusMasya Allah, proses belajar yang tidak mudah, sudah berhasil dilalui sampai ke tahap ini ya Mbak Dian. Semoga semakin mantap melangkah dan semakin banyak karyanya.
BalasHapusHwaaa makin banyak aja platform yang bisa memberdayakan ibu2 yaa mbaa, alhamdulillah ikut seneng. Makinn kece lah ini yaa bisa kasih kesempatan untuk memberdayakan ibu rumah tangga
BalasHapusAku sempat mengalami post power syndrome juga, Mak, pasca resign dan ikut suami ke Solo. Bahkan sampe di tahap insecure, minder, merasa ngga berguna karena "cuma" jadi ibu rumah tangga. Alhamdulillah, bisa "sembuh" setelah ngeblog.
BalasHapusBtw, dirimu produktif sekaliii.. Energinya luber-luber gitu, pake baterai apa, Mak? Hihihi...