Persebaran
virus Corona Covid 19 semakin masif. Virus yang ditemukan pertama kali di
Wuhan, China itu sekarang menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Semua orang bisa terinfeksi virus ini, tak terkecuali ibu menyusui. Pertanyaan
yang muncul selanjutnya adalah apakah ibu bisa terus menyusui ditengah pandemi
ini? Apa yang harus dilakukan bila ibu terinfeksi virus ini? Haruskah
menghentikan proses menyusui?
Mitos yang Berkembang
Terdapar
beberapa mitos yang berkembang di masyarakat terkait proses menyusui.
Mitos : Pada saat seorang ibu sedang sakit, yang terbaik adalah ibu
berhenti menyusui.
Fakta : Hanya sedikit kasus penyakit yang diderita ibu yang membuat
ibu tidak dapat menyusui. Tidak banyak penyakit yang bisa menular lewat proses
menyusui, termasuk corona covid 19. Dimana hingga saat ini belum ada penelitian
yang menyebutkan bahwa menyusui bisa menularkan penyakit virus corona covid 19
ini.
Baca Juga : Menyusui Sebagai Fondasidi 1000 Hari Pertama Kehidupan Ananda
Mitos : Perubahan ditengah pandemi corona covid 19 ini membuat ibu
menyusui stres. Dalam keadaan stres, ibu tidak dapat menyusui.
Fakta : Perubahan karena pandemi ini mungkin bisa membuat stres siapa
saja, termasuk ibu menyusui. Namun ibu bisa tetap menyusui meskipun sedang
stres. Penguaran ASI dipengaruhi oleh suatu refleks yang disebut letdown reflex
yang memang dipengaruhi oleh stres, tetapi tidak demikian halnya dengan
produksi ASI. Dua proses ini dipengaruhi oleh dua hormon yang berbeda. Cara
mengatasi kurangnya pengeluaran ASI adalah dengan meningkatkan hisapan bayi
pada payudara sehingga meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Selain
itu terdapat penelitian yang membuktikan bahwa ibu menyusui memiliki respon
yang rendah terhadap stres.
Faktor Pelindung ASI
Para ahli
kesehatan sudah sering membicarakan tentang zat pelindung dalam ASI. Apa saja
zat pelindung dalam ASI tersebut? Mengapa zat tersebut sangat penting dalam
melindungi bayi?
Antibodi
Antibodi
adalah faktor antiinfeksi dalam ASI yang paling banyak orang ketahui. Antibodi
pada ASI ini memiliki jenis khusus. Dalam ASI paling banyak terdapat antibodi
pelepas IgA (SIgA).
Antibodi ini
memberikan bayi kekebalan musocal. Kekebalan ini membantu mencegah bakteri dan
virus melewati membram mukosa (selaput tubuh) seperti selaput paru-paru atau
usus. Sebab bakteri dan virus tidak bisa masuk ke dalam tubuh, maka
penyakit pun dapat dihindari. Kekebalan musocal ini mencegah penyakit bahkan
sebelum penyakit itu mulai menyerang.
Sistem Enteromammary
Sistem
enteromammary ini adalah salah satu hal yang paling menakjubkan dari faktor
pelindung tubuh yang terdapat dalam ASI. Cara kerjanya, bila ibu terkena virus
dan bakteri, ASI ibu secara otomatis mengandung antibodi yang secara khusus
diarahkan kepada bakteri dan virus tersebut.
Contohnya,
bila ibu terkena virus influenza, air susunya akan mengandung antibodi khusus
diarahkan untuk melawan virus influenza tersebut.
Sel Darah Putih
ASI
mengandung sel darah putih lebih banyak daripada yang terkandung dalam dalam
darah. Antibodi dan sel darah putih dalam ASI sering bekerja sama agar lebih
aktif membunuh virus dan bakteri.
Licosim
Licosim yang
terdapat dalam ASI bisa membunuh bakteri dengan menyerang secara langsung,
menghancurkan dinding sel. Licosim dalam jumlah banyam terdapat di ASI ketika
bayi berusia satu tahun.
Laktoferin
Laktoferin
mengikat diri pada molekul zat besi yang terdapat dalam sistem pencernaan bayi,
sehingga menjadi cara untuk melindungi tubuh bayi dari infeksi.
Beberapa
bakteri membutuhkan zat besi untuk berkembang, dan dengan diikatnya zat besi
oleh latoferin, bakteri tidak bisa berkembang.
Faktor Bifidus
Faktor ini
mendorong pertumbuhan bakteri yang tidak berbahaya di dalam usus bayi, sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat yang dapat menimbulkan penyakit.
Sitokin
Sitokin
adalah protein kecil yang memiliki efek kekebalan yang cukup luas. Zat ini
merangsang respons kekebalan dalam sel darah putih, tetapi fungsi utamanya
adalah untuk membantu bayi mematangkan fungsi kekabalan tubuhnya.
Baca Juga : Kunci Sukses Menyusui
Semua
kandungan diatas hanyalah sebagian dari faktor kekebalan dalam ASI.
Kesimpulannya, ASI mengandung banyak faktor, antibodi, sel dan elemen-elemen
lain yang memberikan bayi perlindungan terhadap penyakit. Apabila seorang ibu
terkena infeksi suatu penyakit, hal yang terbaik yang dapat dilakukannya untuk
bayinya adalah terus menyusui. Bayi yang mendapatkan ASI pada saat ibunya
sakit, akan lebih baik pertahanan tubuhnya dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapat ASI.
Rekomendasi
Beberapa
remomendasi terkait menyusui ditengah pandemi corona covid 19 bisa dibedakan berdasarkan
beberapa kelompok.
Ibu ODP
Bila ibu
menyusui termasuk dalam ODP (Orang Dalam Pemantauan), maka yang harus dilakukan
oleh ibu adalah ibu dan bayi melakukan isolasi mandiri di dalam rumah. Ibu
tetap bisa menyusui secara langsung atau memberikan asi perah. Saat menyusui
ibu menjaga kebersihan pernapasan dengan menggunakan masker. Cuci tangan pakai
sabun sebulum menyusui. Menjaga kebersihan wadah asi perah dan pompa asi, bila
tidak bisa menyusui secara langsung.
Ibu PDP
Bila ibu
menyusui termasuk PDP (Pasien Dalam Pengawasan), maka yang harus dilakukan oleh
ibu adalah ibu dan bayi melakukan isolasi di rumah hingga keluar hasil tes. ASI
diberikan dalam bentuk ASI perah dengan memperhatikan tindakan pencegahan
penularan. Ibu menggunakan masker. Selalu mencuci tangan dengan sabun saat akan
memerah ASI. Menjaga kebersihan pompa ASI, wadah penyimpanan ASI dan media
pemberian ASI (gelas sloki, pipet, sendok dan cup feeder). Juga tetap
berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
Baca Juga : ASI dan MPASI Saat Bencana
Ibu Positif
Bagaimana
jika ibu positif terkena corona covid 19? Jika ibu menyusui didiagnosis positif
terinfeksi virus corona covid-19, para ahli pun berpendapat bahwa ibu masih
aman menyusui anaknya. Tetapi, ibu masih perlu mengambil tindakan pencegahan
yang tepat dan masih merasa sehat secara fisik untuk menyusui.
Menurut Dr. Robert M Larence, seorang profesor klinis pediatri di The University of Florida, bayi mungkin saja tertular virus corona dari ibunya. Tetapi ini tidak menjadi alasan bagi ibu untuk berhenti menyusui.
Baca Juga : Bisakah Ibu Menyusui dengan Hipertiroid Memberikan ASI?
ASI justru
akan memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. ASI inilah yang akan melindungi
atau membantu bayi melawan virus corona Covid-19 dengan memberi nutrisi serta
memperkuat sistem imun.
Ditambah lagi
adanya studi terbatas pada ibu menyusui yang positif corona covid 19, hingga
saat ini belum mendeteksi virus dalam ASI.
WHO pun
memberikan rekomendasi untuk tetap menyusui meskipun ibu positif corona.
Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO kepada ibu yang positif corona
adalah :
1. Menjaga
kesehatan pernapasan dan selalu memakai masker ketika menyusui.
2. Mencuci
tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
3. Rutin
membersihkan permukaan payudara untuk membasmi kuman
Bila ibu yang
terjangkit virus corona Covid-19 tidak sehat secara fisik untuk menyusui anaknya.
Orang di sekitar bisa membantunya dalam memberi ASI kepada bayi, caranya
dengan memerah ASI atau mencari donor ASI.
Baca Juga : Pentingnya Lingkungan Kerja Ramah Laktasi
Selain itu
pastikan ibu melakukan karantina di ruangan khusus agar tidak menularkan pada
orang-orang disekitar. Juga tidak berbagi barang-barang pribadi dengan orang
rumah, seperti handuk, tempat tidur, peralatan mandi dan makan.
Ibu Sehat
Bila ibu
dalam kondisi sehat tidak termasuk dalam tiga golongan diatas, tentu ibu harus
tetap menyusui. Dengan selalu melakukan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
Berdiam diri dirumah dan mengkonsumsi makananan bergizi.
Baca Juga : Review Buku Smart Mommy's Guide to Breastfeeding
ASI bisa
menjadi perisai bagi bayi ditengah pandemi ini. Tetap menyusui seperti biasa.
Pencegahan terpenting adalah mencuci tangan dengan benar, memakai masker dan
menjaga jarak dengan pembawa virus. Lakukan PHBS dan patuhi protokol yang telah
ada. Semoga pandemi ini segera berakhir. Amin.
Referensi :
1. Dr. Jack
Newman, The Ultimate Breastfeeding Book of Answers. 2008.
2. IDAI,
Indonesia Menyusui. 2010
3. IDAI,
Panduan Klinis Tatalaksana Covid -19 Pada Anak. Rilis 22 Maret 2020.
3. WHO,
Q&A on COVID-19, pregnancy, childbirth and breastfeeding. https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-on-covid-19-pregnancy-childbirth-and-breastfeeding
4. Academy of
Breastfeeding Medicine, ABM Statement on Corona Virus 2019
(COVID-19). https://www.bfmed.org/abm-statement-coronavirus
Terima kasih atas pencerahannya. Kebetulan adik saya baru aja melahirkan banget. Artikel ini bisa jadi panduan saat menyusui di tengah pandemi. Semoga kita semua sehat-sehat dan dijauhkan dari segala penyakit, aaamiiin...
BalasHapuswah ternyata ASI meskipun ibunya terkonfirmasi positif masih aman dikonsumsi bayi yaa, tapi ya itu ya mesti hati2 banget proses perah ASI nya ya mba biar tidak terkontaminasi virus nya, karena emang virus ini misteri ga bisa dilihat,
BalasHapusya Allah semoga ibu2 menyusui tetap sehat2 ya. Kasihan bayinya kalo kena virus hiksssss.. kebayang gimana stresnya jadi ibu pas tahu positif tapi harus tetap nyusui anaknya. duh...
BalasHapusMasya Allah banyak sekali manfaat dari ASI ya. Semoga para busui diberikan banyak kesabaran dan kesehatan selalu untuk mengASIhi di situasi pandemi seperti ini, amin.
BalasHapusMasyaAllah, manfaat ASI memang banyak sekali. Bahkan memberikan antibodi juga pada bayi. Stres pada ibu pun nggak mengurangi produksi ASI.
BalasHapusSemoga semangat selalu dalam mengASIhi.
masya Allah ya, malah susu ini memberikan imun yang kuat untuk si adek bayi. ibu ibu nggak perlu takut lagi, karena ternyata dalam keadaan positif pun masih tetap bisa menyusui.
BalasHapusThanks banget mba informasinya. Ternyta saat ibu tengah menyusui dan positif Covid masih bisa memberikan ASI Eksklusif ya mba. Tentunya dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
BalasHapusIntinya adalah ibu terpapar virus masih bisa menyusui bayinya. Malah itu bisa meningkatkan imunitas bayi. Tapi dengan catatan si ibu wajib patuh pada protokol kesehatan.
BalasHapusASI memang paling lengkap dan kandungannya tak tergantikan ya kak.. karena kandungan ASI tidak dapat ditiru dan merupakan anugerah dari yang maha kuasa ya kak.
BalasHapusSenang sekali baca artikel ini dan mengetahui bahwa ibu odp bahkan positif masih bisa menyusui.
ASI memang terbaik. ALhamdulillah baru dua minggu ini berkesempatan mengASI kembali setelah vakum selama 5 tahun. Setelah banyak beberapa sumber bahkan ibu positif covid pun bisa tetap ngeASI, so apalagi ibu-ibu yang sehat harusnya tetap semangat memberikan ASI kepada bayinya.
BalasHapusAlhamdulillah, Allah memang kasih segalanya untuk bayi melalui ibunya ini hikmahnya banyak banget ya mbaa. Paling lengkap dan kandungannya ngga tergantikan.
BalasHapusJangan panik dan tetap santai, apalgi tetap menyusui si bayi agar sehat terus dan tumbuh
BalasHapussemoga semua ibu yang menyusui sehat selalu ya, aamiin allahuma aamiin, pasti perjuangan banget ya ibu-ibu. banyak pengetahuan jadinya baca artikel ini
BalasHapusBaca artikel ini jadi tahu banyak MB bagaimana cara menyusui saat bundanya terkena virus. Ternyata Air Susu Ibu msh bisa diberikan ke baby ya dgn cara dan aturan yg sangat hati2. Thx MB infonya.
BalasHapusAku baru tau kalau bisa, walau bukan jadi busui lagi setidaknya kalo ada temen atau sodara yg menyusui jadi punya bayangam harus bagaimana di masa pandemi seperti ini
BalasHapusMba tulisannya lengkap banget lho. Aku kemarin smpt ngikutin Bincang ig live rsui bahas sedikit tentang busui yang positif corona, anak negatif. Atau anak positif ibu positif. Intinya menyusui tetap proses penting bagi anak dan ibu, dan banyak manfaat nya
BalasHapussemangat menyusui ya mbaaa.. sehat selalu untuk kamu sekeluarga
BalasHapusmba artikelnya sangat membantu banget mba. Kebetulan ada saudaraku juga galau ketika nyusuin pas diluar rumah. semoga covid segera mereda
BalasHapusWah trims mbak artikel yang bermanfaat banget nih. Salah satu teman dekatku sedang sakit ini. Jadi anak bayinya diasuh art di kamar atas, semoga artikel ini membantu banget
BalasHapusNah setuju mbak, sya juga ibu menyusui. Kemarin cari artikel soal vaksinasi, ternyata juga bisa buat busui dan nantinya antibodinya bisa buat bayi juga
BalasHapusTerima kasih atas informasinya, bermanfaat sekali buat semuanya. Ada banyak ibu di lingkungan tempat tinggal kami yang galau saat menyusui namun pingi vaksin
BalasHapus