Peran Pemuda dalam Menghadapi Perubahan Iklim - Malam itu saat pulang kerja, saya melihat orang seenaknya membuang sambah di sungai. Ingin saya mengejarnya, tapi motornya terlalu cepat melaju. Saya geram, kenapa harus membuang sampah di sungai?
Apakah teman-teman juga pernah mengalami apa yang saya rasakan? Sering kesal melihat orang yang masih suka membuang sampah sembarangan.
Rupanya tak hanya saya saja yang kesal dengan perilaku membuang sampah di sungai. Anindya Kusuma Putri, Putri Indonesia 2015 juga merasakan hal yang sama. Anin yang saat ini menjadi Sport & Tourusm Influencer ini kesal saat boatnya sering berhenti. Bukan, bukan karena macet tentunya. Mana ada macet di laut! Tapi karena banyaknya sampah di laut yang akhirnya menghambat jalannya boat. Duh!
Sampah memang masih menjadi PR besar bagi Indonesia. Indonesia masih menjadi negara penyumbang sampah plastik ke laut nomor dua di dunia. Ah parah banget ya...
Masalah sampah, kerusakan lingkungan, perubahan iklim dan upaya melestarikan hutan menjadi topik yang dibahas dalam webinar "I Love Indonesia Online Blogger Gathering" pada 8 Januari 2021. Saya beruntung bisa menjadi salah satu peserta, bertemu dengan sesama rekan blogger dan para penggiat lingkungan.
Baca Juga : Kala Si Kecil Ikut Gerakan Adopsi Hutan
Acara ini diselenggarakan oleh Blogger Perempuan dan Golongan Hutan. Dipandu oleh Fransiska Soraya, hadir 3 narasumber kece :
1. Edo Rakhman, Koordinator Koalisi Golongan Hutan
2. Anindya Kusuma Putri, Putri Indonesia 2015, Sport & Tourism Influencer, Aktris
3. Syaharani, Mahasiswi Universitas Indonesia, Penggiat Aksi Jeda untuk Iklim
Edo Rakhman , Pemimpin Harus Adil!
"Jadi pemimpin harus adil! Adil terhadap generasi di masa yang akan datang".
Bang Edo menjelaskan bahwa pemimpin tidak boleh mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan generasi di masa yang akan datang. Pembangunan yang tidak mempedulikan generasi di masa depan sama saja merusak lingkungan.
Jika lingkungan rusak, maka manusia sendiri yang akan menerima akibatnya. Contoh nyata adalah pandemi COVID-19 yang sedang kita hadapi saat ini. Pandemi terjadi karena satwa liar yang harusnya dilindungi di hutan, malah diperjual belikan.
Bang Edo juga menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kenapa perlu pemuda? Ya karena pemudalah yang akan menjadi pemimpin di masa depan.
Ini juga yang menjadi latarbelakang diselenggarakannya blog competition "Seandainya aku menjadi pemimpin, apa yang aku lakukan untuk Indonesia", pada November 2020.
Blog competition hasil kolaborasi antara Golongan Hutan dan Blogger Perempuan ini diikuti oleh 200 blogger dan menghasilkan 30 finalis yang mengikuti webinar ini.
Menurut bang Edo, saat ini sudah banyak pemuda yang peduli terhadap upaya penyelamatan lingkungan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh beberapa organisasi yang bergabung dalam Gerakan Golongan Hutan, 80% respondenya adalah pemuda berusia 17-30 tahun.
Para pemuda ini peduli terhadap isu-isu terkini seperti perubahan iklim, ekonomi, infrastruktur, lingkungan, pendidikan dan perubahan sosial. Kepedulian pemuda ini perlu didukung, agar bisa terwujud dalam aksi nyata penyelamatan lingkungan.
Anindya Kusuma Putri, Being an Eco Traveller
Anindya Kusuma Putri menjadi pembicara kedua dalam webinar ini. Anin menceritakan pengalaman nya menjelajah keindahan alam Indonesia. Mulai dari mendaki gunung Rinjani hingga menyelam di laut Bali.
Anindya yang juga meruapakan putri Indonesia 2015 ini sejak SMA sudah tertarik dengan kegiatan pecinta alam. Anin sudah keluar masuk hutan. Mendaki gunung-gunung di Indonesia.
Alam memberikan banyak pelajaran bagi Anin. Dari alam dia belajar bagaimana bisa survive, belajar kerjasama dalam tim hingga belajar bahwa manusia itu nggak ada apa-apanya. Manusia itu kecil diantara alam yang membentang luas.
Anin juga jadi tahu bahwa Indonesia itu bagus. Sayang jika tidak dijaga kelestariannya. Bahkan orang asing saja peduli. Anin teringat saat dia melihat turis asing yang menegur orang mandi menggunakan sabun di sumber air bersih. Bahan kimia yang ada di sabun bisa merusak sumber air warga. Bayangkan jika sumber air minum tercemar bahan kimia?
Baca Juga : Langkah Bersama Atasi Perubahan Iklim
Terakhir Anin memberikan pesan untuk menjadi traveller yang bertanggungjawab. Tidak merusak alam. Dimulai dengan hal sederhana, membawa kantong plastik untuk sampah yang dihasilkan. Bawa pulang sampah yang dihasilkan. Jangan ditinggal di gunung, hutan ataupun laut yang kita datangi. Being an eco traveller!
Syaharani, Kenali Krisis Iklim
Syaharani menjadi pembicara terakhir dalam webinar kali ini. Mahasiswi cantik asal Universitas Indonesia ini mengajak semua yang hadir untuk mengenali krisis iklim.
Krisis iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global untuk jangka waktu yang lama.
Aktivitas manusia menjadi penyumbang terbesar terjadinya krisis iklim ini, mulai dari efek gas rumah kaca hingga pembakaran hutan.
Bila tidak segera ditangani, krisis iklim akan menimbulkan beragam masalah :
1. Mencairnya es dan kenaikan permukan laut
2. Intensitas bencana alam dan cuaca ekstrim
3. Konflik sosial berkepanjanga
4. Wabah penyakit
Peran Pemuda
Lalu apa yang bisa pemuda lakukan untuk mengatasi perubahan iklim ini? Ini menjadi pertanyaan dari salah satu peserta webinar, Shabrina Yasmin kepada Syaharani.
Menurut Syaharani, pemua bisa melakukan 3B untuk mengatasi perubahan iklim. Apa itu?
1. Belajar : belajar banyak hal tentang perubahan iklim. Apa itu perubahan iklim, apa saja penyebabnya dan bagaimana mengatasinya.
2. Bergerak : kalau kita sudah tahu banyak informasi tentang perubahan iklim, saatnya untuk bergerak. Mulai dari perubahan gaya hidup menjadi minim sampah ataupun zero waste hingga mengajak orang disekitar untuk ikut bergabung menyelamatkan lingkungan.
Baca Juga : Sepuluh Langkag Memulai Gaya Hidup Zeri Waste dari Rumah
3. Bawel : kita juga perlu bawel mengkampanyekan pentingnya gerakan menjaga lingkungan. Bisa melalui kampanye di sosial media ataupun dengan aksi turun ke jalan. Bisa juga dengan menuliskan artikel-artikel seputar perubahan iklim di blog. Agar semakin banyak orang yang teredukasi dan tergerak untuk mengatasi perubahan iklim ini.
Saya pun sudah memulainya. Belajar banyak tentang perubahan iklim, salah satunya dengan mengikuti webinar ini. Bergerak dengan menerapkan gaya hidup minim sampah. Dan bawel mengkampanyekan isu-isu lingkungan di media sosial dan blog pribadi. Artikel-artikel seputar lingkungan yang saya tulis bisa dilihat disini.
Nah bagaimana? apa yang sudah teman-teman lakukan untuk mengatasi masalah perubahan iklim ini? Ceritakan pengalaman teman-teman menjaga lingkungan pada kolom komentar ya...
Terima kasih...
Belajar. Bergerak. Bawel.
BalasHapusNah bergerak ini sih yang paling krusial. Terkadang kita banyak belajarnya doang, trus enggak bergerak2 karena mungkin merasa overwhelmed dengan drastis nya perubahan yang harus dilakukan. One step at a time.
Benar mbak Dee, kalau kitanya yang merusak lingkungan ya sebenarnya merugikan diri kita juga. Oleh sebabnya kesadaran diri perlu ditingkatkan dengan adanya sosialisasi rutin seperti ini
BalasHapusYa ampun ada ada aja macet di laut akibat sampah. Alam mengajarkan kita banyak pelajaran dan banyak keuntungan yang bisa di dapatkan jika kita memelihara, merawat dan menjaga dengan baik oleh semua kalangan termasuk generasi muda
BalasHapusSalut edukasi yang ditulis melalui artikel di blognya, menginspirasi perubahan dimulai dari diri sendiri dan keluarga yuk jaga kebersihan
BalasHapusNah, setuju sekali. Generasi muda punya peran penting dalam melestarikan lingkungan. Indonesia punya kekayaan alam melimpah, dan itu perlu dijaga serta dilestarikan
BalasHapusSetuju sama pak Sam, karena di tangan generasi muda juga yang nantinya akan meneruskan untuk menjaga kelestarian lingkungan
HapusBaiklah, saya akan bawel nih..
BalasHapusBawel untuk kebaikan boleh dong ya hehe
Salam lestari 🙏😀
Tepat banget apa Kata Syaharani ya?
BalasHapusKita harus 3B jika ingin berkontribusi
Dan emang harus berkontribusi agar alam dapat dinikmati generasi muda
Talk less do more ya kak.
BalasHapusPercuma kampanye banyak-banyak tapi no action. Karena selain berbicara, juga harus bergerak demi perubahan yang keboh baik
Sering banget Mbak lihat yang buang sampah sembarangan. Kena lemparan sampah dari dalam mobil pun pernah. Rombongan pengajian pula pelakunya :( Dobel syedih jadinya.
BalasHapusMemang menjaga kelestarian lingkungan harus diajarkan sejak dini, ya.. seperti membuang sampah ini. Harus mulai dari kecil, dari rumah demi generasi muda yang mencintai lingkungan.
BalasHapusSepakat soal ini Mbak :)
HapusSetuju banget Mbak. Justru mereka inilah yang wajib dari usia dini ikut serta secara aktif dalam menghadapi perubahan iklim. Karena merekalah nanti yang akan merasakannya
BalasHapusJika lingkungan rusak, maka manusia sendiri yang akan menerima akibatnya. Sepakat. Bahkan ternyata masyarakat kita memang musti banyak banyak belajar peduli, sesederhana buang sampah pada tempat sampah saja dulu lah ya. Walau banyaaaakkk banget PR nya sebenarnya.
BalasHapusBanyak hal-hal kecil di sekitar kita yang bikin gemes, karena engga merawat pelestarian lingkungan. Tadi baru satu contoh tuh buang sampai ke sungai. Masih ada buang sampah engga dipilah antara organik dan non organik, makanan engga dihabiskan, buang puntung rokok sembarangan...banyak deh...
BalasHapusSetuju banget sama poin-poin mba. Hal penting seperti ini sangat mesti dikampanyekan dan digalakkin juga. Hukum berat buat para perusak lingkungan mestinya udah masuk undang-undang.
BalasHapusPengalaman menemui orang yang membuang sampah persis saya alami juga di minggu lalu. Ketika bersepeda, lagi menyempatkan berfoto di sebuah bangunan bekas pabrik gula Belanda, eh ada orang seenaknya buang sampah di area situ. Ternyata setelah saya amati, malah banyak orang yang langsung membuang sampah di sungai yang ada di dekat situ. Wah memang susah kalau tidak punya kesadaran. Padahal di desa sebelah sungai itu saat ini lagi banjir dan sudah berminggu-minggu belum surut lho.
BalasHapusPas banget bawel itu Mbak Dee.. sebagai pemuda yang aktifnya di media sosial dan citizen media sudah seharusnya ikut menyuarakan perubahan iklim dan mengkampanyekan kepentingan hutan jangka panjang
BalasHapussetuju sekali dengan penjelasan dari Bang Edo menjelaskan bahwa pemimpin tidak boleh mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan generasi di masa yang akan datang. Hal tersebut sudah sangat terlihat nyata di kalimantan sekarang ini, dimana eksploitasi hutan dan tambang berdampak bencana besar bagi masyarakat. Dan sekarang untuk pertama kalinya dalam sejarah, kalimantan selatan mendapatkan bencana banjir sebesar ini.
BalasHapusBanyak banget masalah terkait lingkungan yang sebenarnya kalau mau serius diselesaikan bisa ya, tergantung itikad baik dari semuanya. Nah setuju banget bahwa pemimpin tidak boleh mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan generasi di masa yang akan datang.
BalasHapusdalam menghadapi perubahan iklim harus sering belajar dan bergerak kalo bisa kritik pemerintah agar bisa peduli dan masyarakat juga bisa peduli dengan lingkungan dan iklim
BalasHapusTerkadang saya sendiri gemes... dampak yang terjadi seperti banjir dan kerusakan tanah akibat sampah sudah banyak ditemui. kenapa masih banyak yang bebal. Bikin kesal ya kak
BalasHapusProblem nya pada tanggung jawab individu
HapusSelama ini anak Sekolah tidak mendapat pelajaran tanggung jawab lingkungan sehingga memilah sampahpun tak bisa
Iya banget yaa, Ambu..
HapusAnak-anak sekolah kalau diberikan informasi mengenai memilah sampah saja rasanya enggan. Padahal dari langkah-langkah kecil ini bisa membuat perubahan yang signifikan pada keadaan bumi.
Aaaa saya setuju nih, dan bener banget yang disarain disekitar kita terutama saya yang tinggal di Kalimantan, apalagi beberapa hari ini di kalimantan sering terjadi longsor dan banjir, sedih :(
BalasHapusIntinya sih memang ayo jaga bumi kita bersama, karena pada akhirnya kita juga yang menikmati manfaatnya ya hehe
BalasHapusBawel dibiasakan mulai dari rumah, bawel agar membuang sampah pada tempat sampah (bukan pada tempatnya), bawel utk memilih produk yg kemasan besar, drpd kemasan sachet yang belinya berenteng-renteng. Banyak hal sederhana yang harus di baweli agar tidak "terlanjur" menjadi kebiasaan anak-anak.
BalasHapusTFS ya Mbak Dee, salam kenal juga.
Setuju banget sama poin-poin mba. Hal penting seperti ini sangat mesti dikampanyekan dan digalakkin juga. Hukum berat buat para perusak lingkungan mestinya udah masuk undang-undang.
BalasHapusEmang harus bergerak sih dari hal kecil dan dari diri sendiri sambil terus belajar agar bisa totally zero waste. Dan harus bawel, kalau nggak bawel, nggak akan sadar manusia di muka bumi ini.
BalasHapusBawelnya untuk saling mengingatkan ya kak, dengan begitu kelestarian lingkungan dan bumi ini dapat terjaga dengan baik
HapusBisa gak ya, pengetahuan tentang perubahan iklim dan menjaga hutan masuk ke kurikulum sekolah? Biar anak-anak kita tahu apa yang harus dilakukukan untuk menjaga alam sedari kecil.
BalasHapusNarasumbernya kece kece bangettt!
BalasHapusDan memang kudu terus getol mengampanyekan hal ini ya.
Karena kita bertanggungjawab atas (keharusan) kondisi bumi yg makin baik
edukasi harus terus dilakukan secara kontinyu ya mba
Hapusjangan sampai bumi rusak karena ulah manusia yg abai
Menjadi pemimpin harus adil.
BalasHapusIni maknanya ternyata banyak sekali ya.
Adil agar tetap bisa mewariskan lingkungan yang baik untuk anak cucunya.
Tidak boleh egois hanya mengutamakan kepentingan atau kesenangan pribadinya..
Senangnya ikut webinar ini. Aku kemarin gak ikut lombanya sih. Btw soal sampah memang masih jadi PR. Minimal kita mulai dari diri sendiri dengan bijak pakai plastik
BalasHapusdampak dari perilaku manusia yang gak bertanggung jawab terasa sekarang-sekarang ini, banyaknya bencana alam akibat ulah manusia-manusia seperti itu, bahkan terjadinya di pulau terbesar hutan tropisnya, saaadd banget
BalasHapusSaatnya para pemuda mulai eksis dan berpartisipasi dalam melindungi kelestarian hutan ya. bagaimanapun, hutan adalah sumber alam yang menjadi warisan untuk anak cucu kelak. Semoga pemimpin yang diberi amanah mampu bersikap adil terhadap apa yang merusak hutan
BalasHapusAduh kalau masalah menjaga lingkungan terutama seperti membuang sampah sih aku merasa masih perlu banyak belajar. Karena ngebuang sampah aja belum aku pilah-pilah seperti yang seharusnya. Langsung buang gitu aja deh di tempatnya.
BalasHapusPernahlihat sih di jalan, ada mobil orang di dalamnya buang sampah bekas makan kacang rebus ke jalanan. Sebel banget lihatnya, mereka mau mobilnya bersih tapi gak peduli lingkungan jadinya. Harus dimulai dari diri sendiri ya semuanya
BalasHapusMobil bagus gak menjamin akhlak yang baik juga ternyata yaa..
HapusSemoga bawelnya generasi kini bisa saling bergandengan tangan menjaga lingkungan demi masa depan bangsa.
Aku suka nonton Anin, emang alam tuh yaa memberikan pelajaran banget, bagaimana bisa survive, belajar kerjasama dalam tim hingga belajar bahwa manusia itu nggak ada apa-apanya. Manusia itu kecil diantara alam yang membentang luas. HIks..
BalasHapusBerassa banget kalo pas naik gunung, wajib menanam satu pohon atau membawa bibit dan tidak meninggalkan sampah, cukup meninggalkan kenangan eaa..
Memang sudah semestinya nih kita bisa memanfaatkan sampah yang ada di sekitar kita. Kembali lagi ke edukasi bagi masyarakat tentunya. Jangankan memanfaatkan bahkan membuang sampah pun masih sembarangan. Saya pernah traveling ke pesisir pantai, pas mau buang sampah di tempat sampah, entah itu berapa hari sampah tertumpuk di situ sampe ada belatungnya. Pengelola objek wisata sendiri malah nggak bisa mengelola sampah..duh..
BalasHapusProgram yang bagus sekali untuk dilakukan pemuda Indonesia.
BalasHapusDengan bergerak bersama dan dimulai dari keluarga. Semoga bisa bersinergi mewujudkan Indonesia bebas sampah anorganik.
Yang muda kini, yang menginspirasi.
HapusSemakin banyak memberikan informasi kepada para anak muda generasi digital, pasti akan berefek besar bagi alam.
aku mulai dari lingkungan terkecil dulu sih mak, dr lingkungan rumah dna keluarga. mulai jg dar hal yg kecil kyk hemat listrik, aku juga biasakan memisahkan sampah hijau dan sampah daur ulang meski belum perfect krn mengedukasi anak2 dan yg support di rumah butuh proses
BalasHapusSetuju banget dengan MAk Ophie, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan kecil.
HapusMinimal memberi contoh buat sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya.
Terkadang kita ga bisa merubah orang lain sesuai kehendak kita, tapi dengan merubah diri kita melakukan hal2 kecil yang bermanfaat buat lingkungan, insyallah sekitar mengikuti.
Perubahan iklim dampaknya besar, belm lagi kerusakan lingkungan. Butuh dukungan semua pihak ya Mbak untuk mengatasinya sama-sama.
BalasHapusKeren nih mbaaak masuk top 30 blogger. Soal kepedulian lingkungan ini meresahkan emang. Bukan cuma sampah plastik saja yang sering ku lihat hanyut di sungai. Sampah kasur pun ada juga lho. Ngeselin banget lihatnya. Emang bener ya kita tuh harus terus belajar,bergerak dan bawel
BalasHapusEngga cuma peranan pemuda aja sih, menurutku. Harusnya semua masyarakat turut terlibat menjaga pelestarian lingkungan, terutama kebersihannya. Anak-anak hrs udah dibiasakan dari rumah.
BalasHapusMenurutku semua lini harus bekerjasama mba. Tua muda harus saling bahu membahu dan mengingatkan untuk menjaga hutan. Sedih banget awal tahun ini ada bencana banjir besar di kalsesl. Kalau di kota, bisa jadi ada masalah utama di drainase dan infrastruktur yg ngga memadai. Tapi yang di daerah kabupaten, jelas itu karena faktor penggundulan hutan. pembukaan lahan yang ngga memperhatikan ekosistem
BalasHapusaku setuju ini tua dan muda harus tetap bersatu untuk selalu berperan dalam menjaga lingkungan. Karena perubahan iklim tentu tidak bisa ditebak tapi setidaknya kita sudah bersiap.
HapusBawel ini yang bisa jadi alternatif positif pengganti julid di medsos, ya.
BalasHapusSetuju, sampah memang masih jadi permasalahn besar di Indonesia. Jangankan di kota besar, di kampung seperti di tempat saya pun sampah sangat mengganggu terutama di sungai sungai kecil yg letaknya nggak jauh dr rumah, selain mengganggu mata juga takut banjir. Btw, paling setuju tuh sama point BAWEL. ya gpp lah ya bawel demi kebaikan :)
BalasHapusIya, jangan sampai hutan kita musnah ya karena ulah segelintir pencari keuntungan dan menyengsarakan seluruh penduduk Indonesia
BalasHapusPas baca artikel ini, di Kalsel dan beberapa daerah lain di Indonesia sedang banjir. Semakin yakin deh kalau bumi tuh gak boleh disakiti. Cara sederhananya denga tidak membuang sampah sembarangan. Kemudian harus cinta lingkungan juga
BalasHapusBetul Mbak, gerakan menjaga lingkungan harus berawal dari diri sendiri yaa? Walau agak susah bagi saya untuk zero waste, namun berusaha sedikit demi sedikit.
BalasHapusHarus bawel positif ya mbak? Wkwk aku udahh. Selalu bawel kalau adik-adikku buang sampah sembarangan.
BalasHapusAhhh, setuju mbak. "bawel" itu dibutuhkan saat darurat seperti ini. Apalagi menyangkut lingkungan, bakal besar pengaruhnya buat kehidupan orang-orang di sekitar. Semoga kita semua lebih menyayangi alam dan lingkungan hidup.
BalasHapusB yang terakhir bener banget nih, Bawel..apalagi kalau kita aktif di media sosial, bisa kita kmpanyekan tentang pentingnya menjaga lingkungan di sana. Juga edukasi lewat blog yang lebih luas ulasannya.
BalasHapusSebuah webinar yang sarat ilmu tentang perubahan iklim dan jadi reminder bagi saya terutama
Menarik, pernah nonton dokumenter ttg perburuan satwa utk perdagangan yg akhirnya merusak ekosistem dan sumber penyakit. Kt emang ga bs diam yaa kudu bawel.
BalasHapusliat deh anak2 yg main di sekitar rumah kita. sering tuh pd buang sampah jajanan ke selokan air, niru org dewasa yg buah sampah ke sungai kali ya!
BalasHapusBergerak itu ga cukup ya, kita harus bawel juga untuk mengkampanyekan pentingnya gerakan menjaga lingkungan ini. Soalnya gak bisa sendirian, tapi harus ada peran orang lain juga yang bersama-sama punya keinginan untuk menjaga kelestarian lingkungan
BalasHapusKita sebabagai genersai muda indonesia tentunya harus lebih peduli lagi terhadap lingkungan terlebih pemuda itu agen pegerakan. Di tengah masyarakat pemuda menjadi jembatan antara harapan dan realita
BalasHapusKita memang perlu bawel pakai banget nget, buat kampanye jaga lingkungan hidup kita, terus harus rajin nanam pohon dan jangan rusak hutan.
BalasHapusSaya sudah lama memisahkan sampah organik dan anorganik. Jadi saat tukang sampah datang, mereka bisa langsung menaruhnya di tempat berbeda, jadi tidak perlu di pilih lagi, dan tentunya membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Anak-anakpun sudah mualai saya biasakan, semoga bisa terus melekat sampai dewasa.
BalasHapusPerubahan iklim itu sebenarnya isu seluruh penduduk bumi. Tapi masih banyak orang yang cuek. Mungkin karena belum kena efeknya langsung pada kehidupannya, jadi dia hidup sembarangan pada alam. Sesembarang membuang sampah sembarangan. Semoga makin banyak tulisan semacam ini sehingga timbul awareness hingga ke seluruh lapisan masyarakat.
BalasHapusPenerbangan kita generasi muda harus bisa mensosialisasikan tentang perubahan iklim seperti ini apalagi dampaknya juga
BalasHapusSalah satu hal yang udah saya lakukan untuk menjaga lingkungan adalah memilah sampah di rumah berdasarkan jenisnya. Saya juga mulai menerapkan komposting untuk sampah yg bisa didaur ulang. Dan saya setuju banget kalo traveller itu sebaiknya peduli lingkungan dengan menjadi eco green traveller. Tampak sepele tapi penting banget untuk kelangsungan hidup manusia
BalasHapusBener banget tuh, pemimpin jangan mau enak hari ini aja ya kan. Sementara generasi selanjutnya nggak disisakan apapun dari alam yg lestari ini
BalasHapusEmang paling nyebelin ya lihat orang buang sampah sembarangan, karena aku pernah lihat langsung waktu lagi jalan sore dan karena dia naik motor mau aku teriakin juga susah. Mengampanyekan gerakan tidak buang sampah sudah sering sekali aku lihat tapi emang mental orang kita tuh masih harus dibangun deh.
BalasHapusHal yg terlihat sepele tp urgent soal sampah ini. Budaya buang sampah pada tempatnya mash rendah. Paling sebel liat orng naik mobil terus buang sampah plastik asal lempar aja dr jendela mobilnya
BalasHapusSama mba suka gemes lihat yang buang sampah sembarangan, apalagi di jalan raya, penumpang kendaraan plang plung olang pkung buang sampah ke jalana, itu kan jalan bukan tempat sampah, ish asli gemes
BalasHapusSangat diperlukan ya informasi diatas membuka wawasan agar kita saling mengingatkan untuk merawat dan menjaga lingkungan terutama untuk tidak buang sampah sembarangan dan itu terus diingatkan kepada anak-anak agar sampah tidak semakin meluas
BalasHapusTidaklah kejadian di dunia ini terjadi melainkan karena ulah manusianya juga. Menganggap sebuah perubahan dan aktivitas menyambung hidup padahal sejatinya merusak
BalasHapusSaya setuju dengan yang disampaikan Edo Rakhman. Masyarakat diedukasi tentang cara buang sampah dan sebagainya, tapi di sisi lain diam-diam ada eksploitasi sumber daya alam besar-besaran. Lalu apa yang akan diwariskan kepada generasi selanjutnya? Sedih akutu..
BalasHapusKepedulian pemuda memang patut diacungi jempol. Karena itu harus diimbangi jugalah dengan pengurangan eksploitasi sumber daya alam oleh pihak lain. Pemuda sekarang juga masih butuh warisan untuk masa depan generasi mereka lho...
HapusWah makasih nih mba infonya. Kita harus bawel dari sekarang demi kebaikan kita bersama ya mba
BalasHapusDengan banyaknya bencana yang akhir-akhir ini terjadi, sudah seharusnya semua pihak concern dengan kelestarian lingkungan terutama pemuda yang akan meneruskan menjaga bangsa di masa yang akan datang
BalasHapusaku setuju banget, pandemi ini terjadi juga karena ulah manusia yang abai sama alam. Dan masih banyak bencana lain yang terjadi karena ulah kita
BalasHapusCara mengatasi perubahan iklim tentu berusaha menghemat energi dan tidak buang sampah sembarangan. Senang dg banyak lomba lingkungan, semoga orang makin aware dengan masalah ini
BalasHapusmbak dee keren sih ikut acara golongan hutan ini. kalau ngomongin lingkungan mmg kita banyak zolimnya sebagai manusia ya mbak..semoga pelan2 kita bisa mengurangi dampak buruk ke lingkungan ya mbak
BalasHapusmasih bayangin dengan kondisi plastik dan botol yang masih berceceran di pinggir jalan, sayang banget ya kalau plastik dan botol yang masih bagus itu di buang begitu saja. Padahal kedua sampah itu juga masih berguna untuk dijadikan sebagai daur ulang sebagai membuat tas, perabotan rumah tangga, sampai sebagai pajangan rumah.
BalasHapusHi kak salam kenal. Setuju, aku pun masih sering banget melihat orang-orang yang membuang sampah ke kali. Padahal ya tinggal di tarok saja di tong besar akan ada petugas kebersihan yang mengambil. Ini benar-benar PR kita semuanya biar nantinya anak-cucu kita nanti bisa menikmati alam yang masih asri.
BalasHapusUntuk mengatasi lingkungan hidup, Pemuda menjadi 3 B, Belajar, Bergerak dan Bawel. SEtuju sekali, siap untuk mensosialisasikan kepada para pemuda.
BalasHapusNarasumber nya keren keren ya
BalasHapusDan materi nya inspiratif banget
Khusus nya 3 B: belajar, bergerak, bawel
Wah aku jadi inget, dulu pas ada kegiatan kampus di taman nasional ujung kulon, kami ga boleh mandi pakai sabun dan shampo. Hehe jadi inget dulu mandi dan keramasnya pakai jeruk nipis 😁 biar ada wangi wanginya dikit hahha semoga pesan baik dalam artikel ini bisa tersebar luas. Terutama untuk para traveller, semoga bisa menikmati alam dan melestarikannya juga
BalasHapusMenjaga bumi ini sebenar kembali untuk kita ya tapi banyak manusia justru merusak, dan ketika banjir misalnya...baru menjerit pilu
BalasHapusIya mbak dian, saya juga mengikuti lomba blog yang bertema seandainya aku jadi pemimpin, tapi saya juga melupakan menyertakan kurikulum sejak dini akan cara melestarikan alam, menjaga alam, *duh. Saya menyadarinya setelah membaca beberapa tulisan peserta yang ikut lomba juga. Menjaga alam itu dipelajari sejak dini, biar nancap sampai dewasa, bisa jadi itu dijadikan pendidikan karakter sebagai bagian mencintai alam. Iya mbak, kadang pun saya belum bisa melepas plastik dalam kehidupan, apalagi untuk memilah-milah sampah rumah tangga, huhu. 2 hal itu adalah hal yang bisa kita lakukan dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
BalasHapusPeran pemuda memang sangat penting ya. Kalau bukan kita sendiri siapa yang peduli untuk masa depan lingkungan anak cucu?
BalasHapusIya mbak, saya sendiri juga sering jengkel dengan orang yang buang sampah sembarangan. Karena selain terlihat kumuh, juga menimbulkan polusi udara. Makasih sharingnya
BalasHapusPeran pemuda di poin “Bawel” itu perlu banget sih dilakukan. Terlebih sekarang sudah pegang gadget semua. Bawel nya lebih baik digunakan untuk hal-hal bermanfaat, jangan bawel ngetik komen di kolom IG seleb terus hehe. Oiya, termasuk berani bawel ke orang-orang yang dengan mudahnya buang sampah sembarangan. Semangat ;)
BalasHapusJika dipikir-pikir, memang manusia itu sumber kerusakan di muka bumi. Bisa karena ketidaktahuan, bisa juga karena ketidakpedulian. Aksi nyata peduli lingkungan memang harus dilakukan. Dimulai dari diri sendiri kemudian ditularkan ke orang lain.
BalasHapussebelum bawel, harus berani dulu ya mbak. Dalam hati suka pengen komentar kalau liatt orang buang orang sembarangan, tapi nggak berani karena satu hal dan lain sebagainya. jadi deh nggak jadi bawel..
BalasHapusmemang kerasa banget efek hutan ini belakangan ini yaa. Perlu mengerahkan banyak massa untuk lebih peduli pada lingkungan agar lebih terasa dampak baiknya.
Berani Bawel, yes! Demi masa depan bangsa yang bersih dan lebih disiplin. Jadi semangat untu bawelin para pembuang sampah sembarangan.
BalasHapusPrinsip hidup minimalis yang saat ini tengah kujalani juga concern pada isu lingkungan. Memang saat ini sudah makin banyak ya yang melek soal lingkungan tapi masih banyak juga yang menutup telinga dan mata
BalasHapusPerubahan iklim harus disikapi dengan serius ya kak karena akan berdampak pada keberlangsungan peradaban manusia contoh skerang banyak banjir dan tanah longsor ya salah satunya juga karena ulah manusia yg kurang bijak dalam perilaku sehari2 kayak buang sampah sembarangan dan tebang pohon sembarangan
BalasHapusSetuju ini..semoga saja semakin banyak yang tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga alam lestari. Mulai dari diri sendiri
HapusSemoga makin banyak pemuda sepertiAnin , Anin yang lain yang peduli sama lingkungan hidup.
BalasHapusKita hidup bukan untuk merusak alam tapi berharmoni dengan alam
Dalam hal bergerak, tentunya kita bisa memulainya dari hal yang kecil ya, mbak. Kayak mengurangi sampah domestik, tidak merusak hutan dan hal lainnya yang bisa mengurangi terjadinya kerusakan alam
BalasHapusjujur awalnya aku kaget lho mba liat angka keterlibatan pemuda yang cukup tinggi. alhamdulillah yaa mudah2an generasi muda semakin banyak yang peduli
BalasHapusPeran pemuda didukung teknologi jaman sekarang ternyata emang besar banget ya... Semoga dampak perubahan iklim bisa semakin berkurang.
BalasHapusCongrats sudah terpilih ya mbak.
BalasHapusWell noted dengan prinsip B3 nya. Semoga makin banyak para pemuda pemudi Indonesia yang mendapatkan edukasi seperti ini.
Serem banget kalau permukaan air sudah naik. Sekarang aja kita ngerasain banyak bgt kerusakan yang menimbulkan musibah untuk kita sendiri.
BalasHapusGenerasi muda cukup banyak yang sudah aware terhadap isu perubahan iklim tapi harus ada tindak lanjut antara pemerintah dan pengusaha nih supaya isu ini ditanggapi dengan serius
BalasHapuspemuda wajib peduli terhadap perubahan iklim dan harus jadi agen perubahan juga sih yaa, biar masa depan kita gak terancam semakin suram dengan kondisi bumi yang makin mengkhawatirkan
BalasHapusmencintai alam demi masa depan Indonesia lebih baik. Kadang saya suka mikir ak, ini nanti anak cucu bisa ngeliat model hutan alam hijau beneran gitu ga ya
BalasHapusSetuju ma 3B, tpi klo yg bawel lebih berefek klo yg nglakuin emak² kyak aku nih mba, heheheh
BalasHapusSaya salut dengan semua panelis, tapi Anindya Putri itu istimea. Konsisten banget anaknya dalam semua kegiatan positif, dan soal perubahan iklim ini tanggung jawab semuanya sih, pemuda sebagai salah satu kelompok yang aktif bisa memberi perubahan signifikan dalam usaha ini
BalasHapusAku lagi belajar minim sampah rumah tangga, sisa sayuran, nasi bekas, kulit telur ku jadikan komposter, baju juga anak anak kebanyakan pakai sustainable fashion
BalasHapusSeringnya ga berdaya ngadepin perubahan iklim yang sudah terlalu jauh ini. Tapi, setidaknya tetep ada yang bisa dilakukan oleh diri sendiri dan keluarga kecil saya : buang sampah pada tempatnya, terutama lagi meminimalkan sampah supaya ga makin banyak limbah yang menumpuk ga tau mau dibuang ke mana.
BalasHapusKaum pemuda sebagai bonus demografi di Indonesia menjadi tumpuan harapan menjaga sekaligus menyelamatkan sisa-sisa kelestarian lingkungan ya, Mbak..
BalasHapusSaya menanam pohon, Teh. Selain memilha sampah dan 3R, menanam pohon adalah koentji menjaga iklim bumi :D
BalasHapusMemang peran pemuda sangat penting ya Mbak. Sebetulnya sih harusnya semua orang aware dan take action, karena perubahan iklim masalah serius bersama yg mengancam bumi. Semoga makin banyak yg sadar dan teredukasi. Pembangunan jg kudu mempertimbangkan banget dampak lingkungan dan keberlanjutan
BalasHapusAhh sama mba. Aku pun ngga bisa mentolerir orang yang suka buang sampah sembarangan. Apalagi dibuang gitu aja ke jalan pas dia naik kendaraan. Huh
BalasHapusAku nih pagi tadi sebel banget lihat ibuibu buang sampah kulit pisang sembarangan, jadi sambil dia jalan di lorong pasar dia makan pisang dan kulitnya main dilempar aja kalo ada yg kepleset gimana.. kalo kita tidak bisa membantu membersihkan setidaknya menjaga dan tidak ikut bikin lingkungan kotor..
BalasHapus