Mendukung Menyusui untuk Atasi
Masalah Kesehatan di Indonesia - Menjadi hal yang akan
saya lakukan seadainya menjadi pemimpin Indonesia. Menyusui memberikan banyak
manfaat, bagi bayi, ibu bahkan negara. Melalui ASI (Air Susu Ibu) beragam
penyakit bisa dicegah, Menyusui akan membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada
di Indonesia, karena itu harus selalu didukung dan diupayakan.
Masalah Kesehatan Indonesia
Kualitas
SDM (Sumber Daya Manusia) suatu bangsa ditentukan oleh kondisi kesehatan
masyarakatnya. Kualitas SDM berpengaruh pada produktivitas, krativitas,
spiritulitas, dan intelektualitasnya. Bahkan kualitas SDM merupakan penentu
utama kemajuan peradaban suatu bangsa. Jadi, penting sekali untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.
Di
Indonesia, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat. Tahun ini Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia menentukan lima fokus masalah kesehatan yang dihadapi, yaitu :
1. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi
Salah
satu indikator kesehatan suatu bangsa dilihat dari angka kematian ibu(AKI) dan
angka kematian bayi (AKB). Di Indonesia, angka kematian ibu dan angka kematian
bayi masih cukup tinggi.
Data
World Bank mencatat, Indonesia menduduki posisi ketiga AKI tertinggi di ASEAN tahun
2017 dengan 177 kematian per 100 ribu kelahiran.
Bangaimana
dengan angka kematian bayi? Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah meninggalnya
bayi yang berusia di bawah 1 tahun per 1.000 kelahiran yang terjadi dalam kurun
satu tahun. AKB ini bahkan bisa dijadikan acuan untuk menilai baik-buruknya
kondisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan di suatu negara.
Berdasarkan
data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), angka kematian bayi di Indonesia pada
2019 lalu adalah 21,12. Angka ini menurun dari catatan pada 2018 ketika angka
kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86 atau pada 2017 yang mencapai
22,62. Meski mengalami penurunan, AKB di Indonesia ini masih paling tinggi
dibandingkan negara-negara lain di Asia.
2. Pengendalian Stunting
Stunting
adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak
balita (di bawah 5 tahun). Anak yang mengalami stunting akan terlihat pada saat
menginjak usia 2 tahun.
Seorang
anak dikatakan mengalami stunting apabila tinggi badan dan panjang tubuhnya minus
2 dari standar Multicentre Growth Reference Study atau standar deviasi median
standar pertumbuhan anak dari WHO.
Selain
itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut stunting adalah anak balita dengan nilai
z-skor nya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD
(severely stunted). Tabel grafik ini bisa dijumpai di buku kesehatan ibu dan
anak.
Kondisi
stunting di Indonesia juga sangat memprihatinkan. Berdasarkan data Pemantauan
Status Gizi yang dilansir dari situs Kemenkes RI, pada 2016 angka prevalensi
stunting di Indonesia sebesar 27,5 persen. Artinya sekitar 1 dari 3 balita di
Indonesia mengalami stunting. Bahkan pada 2017 angkanya meningkat menjadi 29, 6
persen.
Angka
ini menempatkan Indonesia berada pada status kronis, karenaWHO
mengklasifikasikan negara mengalami status kronis jika angka prevalensinya
melebihi 20 persen. Indonesia bahkan menjadi negara dengan kasus stunting
tertinggi se Asia.
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan
dan pengendalian penyakit juga menjadi perhatian permasalahan kesehatan di Indonesia.
Pemerintah berusaha melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan penyakit
berbahaya, misalnya pneumonia. Pada peringatan hari pneumonia sedunia tanggal
12 November lalu, disebutkan bahwa pneumonia adalah salah satu penyakit
penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2013, pneumonia menjadi penyebab kematian kedua setelah kelahiran
prematur.
Baca Juga : STOP PNEUMONIA PADA ANAK,INI PERAN YANG BISA AYAH LAKUKAN
4. Germas
GERMAS
adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat
serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi
GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan
dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.
Ada
7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup
sehat dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang berisiko
dialami oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari melakukan aktivitas fisik, budaya
konsumis buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol,
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga kesehatan lingkungan
dan menggunakan jamban.
5. Tata Kelola Sistem Kesehatan
Tata kelola sistem kesehatan ini dilihat dari bagaimana masyarakat mendapatkan akses kesehatan, tersedianya fasilitas kesehatan hingga pemanfaatan jaminan kesehatan nasional.
Manfaat Menyusui untuk Mengatasi Masalah Kesehatan di Indonesia
Dari
lima fokus masalah kesehatan yang menjadi prioritas Kemenkes, sebagian besar
bisa diselesaikan dengan pemberian ASI (Air Susu Ibu). Menyusui membantu
mengatasi beragam masalah kesehatan di Indonesia.
Menyusui untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan
Seribu hari pertama kehidupan anak dimulai sejak dia berada di dalam kandunggan, hingga Sembilan bulan lamanya (270 hari). Kemudian 730 hari dilanjutkan saat anak lahir hingga berusia dua tahun. Seribu hari pertama kehidupan ini menjadi momen penting,bagi kelanjutan generasi di masa mendatang. Seribu hari pertama menjadi fokus dari gerakan Scalling up nutrition yang dilakukan oleh 57 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga : MENYUSUI SEBAGAI FONDASI DI 1000 HARI PERTAMA ANANDA
Seribu
hari pertama kehidupan anak menjadi waktu yang penting dalam memberikan nutrisi
terbaik. Menyusui di periode ini menjadi pilihan terbaik bagi anak. Menyusui
sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Kandungan ASI sangat lengkap,
mulai dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan zat-zat penting
lainnya.
Kajian
global The Lancet Breastfeeding Series 2016 telah membuktikan menyusui
eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi
berusia kurang dari tiga bulan. Lalu, sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak
sakit karena tidak menerima ASI ekslusif. Menyusui juga menjadi investasi dalam
pencegahan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), stunting, dan menurunkan risiko
obesitas dan penyakit kronis lainnya.
Menyusui
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kelaparan dan maalnutrisi. Dengan
menyusui anak akan terhindar dari gizi buruk bahkan bisa mencegah kematian bayi.
Menyusui untuk Mencegah Stunting
Stunting tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah. Pencegahan stunting dimulai pada 1000 hari pertama anak. Menyusui secara langkap mulai dari IMD (Inisiasi Menyusu Dini), ASI Eksklusif, MPASI (Makanan Pendamping ASI) dan tetap menyusui hingga usia dua tahun, dapat mencegah anak terkena stunting.
Baca Juga : YUK CEGAH STUNTING DARI RUMAH!
ASI
mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga tidak
menderita malnutrisi yang bisa menyebabkan stunting. Selain itu Selain itu ASI
memperkuat daya tahan tubuh dari berbagai penyakit dan infeksi penyebab
stunting.
Menyusui untuk Mencegah Pnemonia
Pneumonia
menjadi penyakit kedua penyebab kematian anak di Indonesia. Setiap menit ada
dua anak yang meninggal akibat pneumonia ini. Pemberian ASI Eksklusif enam
bulan, dilanjutkan dengan pemberian
MPASI dan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih menjadi langkah pencegahan
agar anak terhindar dari penyakit ini.
ASI ekslusif adalah cara terampuh mencegah
Pneumonia pada anak. Kandungan ASI membuat anak memiliki daya tahan tubuh yang
kuat. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk bisa menyusui bayinya, dan ini
butuh dukungan dari banyak pihak, termasuk dukungan dari ayah.
Menyusui untuk Kesehatan Ibu
Manfaat
menyusui tidak hanya untuk bayi saja, tetapi menyusui juga berdampak kesehatan
ibu. Dengan menyusui ibu terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. Misalnya,
ibu yang menyusui bisa terhindar dari risiko kanker payudara. Seperti penelitian
dari jurnal Archives of Internal Medicine menemukan bahwa perempuan dengan
riwayat keluarga kanker payudara mengurangi risiko terkena penyakit ini sebelum
menopause hampir 60 persen jika mereka menyusui.
Selain
itu banyak juga penelitian yang menyebutkan bahwa dengan menyusui ibu juga
terhindar dari beberapa penyakit kronis lainnya. Jurnal Pediatrics menyebutkan
bahwa menyusui selama satu hingga dua tahun menurunkan risiko ibu terkena
tekanan darah tinggi, artritis, lemak darah tinggi, penyakit jantung, dan
diabetes tipe 2 sebesar 10 hingga 50 persen.
Mendukung Menyusui
Besarnya
manfaat menyusui dalam mengatasi beragam permasalahan kesehatan di Indonesia, menjadi
wajar ya kalau menyusui menjadi pilihan bagi setiap ibu untuk bayinya. Sayangnya,
angka menyusui di Indonesia juga masih rendah. Menurut data dari WHO, di
Indonesia, hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5 persen anak yang masih mendapatkan ASI pada usia 23
bulan. Artinya, hampir setengah dari seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi
yang mereka butuhkan selama dua tahun pertama kehidupan. Lebih dari 40 persen
bayi diperkenalkan terlalu dini kepada makanan pendamping ASI, yaitu sebelum
mereka mencapai usia 6 bulan, dan makanan yang diberikan sering kali tidak
memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Ada
banyak faktor yang menyebabkan rendahnya angka menyusui di Indonesia. Tapi pada
tulisan kali ini saya tidak ingin membahas faktor penghambat menyusui di
Indonesia. Saya ingin berandai-andai, apa yang akan saya lakukan untuk
meningkatkan angka menyusui di Indonesia jika saya menjadi seorang pemimpin. Ini
adalah beberapa hal yang saya lakukan untuk mendukung menyusui :
Sosialisasi Pentingnya Menyusui
Sosialisasi
pentinnya menyusui menjadi langkah awal untuk meningkatkan angka menyusui. Tak hanya
ibu yang perlu disosialisasi, tetapi juga para ayah dan lingkungan sekitar. Menyusui
membutuhkan dukungan banyak pihak.
Sosialisasi
bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai media yang ada, termasuk sosial
media yang banyak digunakanoleh generasi muda. Edukasi kelas menyusui secara
online maupun live di instragam bisa menjadi cara yang efektif untuk mensosialisasikan
pentingnya menyusui menjadi langkah nyata peran generasi muda.
Sosialisasi
pentingnya menyusui juga bisa dilakukan melalui pembinaan kesejahteraan
keluarga (PKK) dan pos pelayanan terpadu (Posyandu). Bila semua pihak terkait
sudah menyadari pentingnya menyusui, pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk
mendukung ibu agar sukses menyusui.
Cuti Melahirkan Selama 6 Bulan
Saya
juga akan menerapkan pemberian cuti melahirkan selama 6 bulan. Banyak penelitian
menyebutkan bahwa ibu bekerja terhambat memberikan ASI saat masa cutinya habis.
Ini juga yang menjadi salah satu faktor rendahnya angka ASI eksklusif di
Indonesia.
Pemberian
cuti melahirkan selama 6 bulan bisa membuat ibu menyusui bayinya secara
eksklusif. Mengingat setelah 6 bulan bayi bisa menerima asupan lain, MPASI
(Makanan Pendamping ASI).
Beberapa
negara maju bahkan sudah memberikan cuti melahirkan hingga 1-2 tahun lamanya. Misalnya,
sejumlah negara Skandinavia dan Eropa yang telah menerapkan cuti 1 – 2 tahun
untuk ibu yang melahirkan.
Menciptakan Lingkungan Kerja Pro ASI
Meski
saat ini sudah ada peraturan pemerintah terkait lingkungan kerja pro ASI, dalam
pelaksanaannya masih banyak kantor yang tidak mendukung ibu untuk tetap
memberikan ASI pada bayinya. Misalnya tidak semua kantor yang memiliki ruang
khusus menyusui. Ini membuat ibu harus memerah ASI ditempat-tempat yang tidak
seharusnya, mulai dari mushola, gudang bahkan toilet.
Selain
itu, banyak juga kantor yang tidak memberikan kesempatan memerah. Padahal, saat
terpisah dengan bayi, ibu harus memerah ASI selama 2-3 jam sekali. jika tidak,
produksi ASI ibu akan menurun, akhirnya proses menyusui pun berhenti.
Saya
ingin agar semakin banyak lingkungan kerja pro ASI. Caranya dengan memberikan
sistem reard and punishment. Bila ada
lingkungan kerja yaang mendukung ASI, akan diberi penghargaan. Sebaliknya, bila
ada yang menghambat ya akan ditindak sesuai dengan perarturan yang berlaku.
Perlindungan Bagi Ibu Menyusui
Ibu
menyusui perlu dilindungi. Masih banyak daerah yang tidak memiliki peraturan
perlindungan terhadap ibu menyusui. Padahal, peraturan ini sangat penting untuk
mendukung keberhasilan menyusui.
Selain
mendorong terbitnya berbagai peraturan yag melindungi kepentingan ibu menyusui,
yang paling penting adalah memastikan bahwa peraturan tersebut bisa dierapkan
dengan baik. Agar ibu menyusui bisa dilindungi secara undang-undang.
Juga
perlu adanya advokasi untuk melindungi ibu menyusui. Misalnya, ibu yang
dihambat menyusui oleh pihak tertentu, akan medapatkan advokasi yang menjamin
ibu bisa melakukan haknya, menyusui.
Fasilitas Kesehatan Pro ASI
Salah
satu faktor penghambat keberhasilan menyusui adalah tidak adanya fasilitas
kesehatan yang mendukung. Masih banyak fasilitas keshatan yang tidak memberikan
kesempatan melakukan IMD dan rawat gabung, padahal dua hal tersebut sangat
penting dalam keberhasilan proses menyusui.
Bahkan
yang lebih parah, masih banyak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang
terang-terangan mempromosikan susu formula dibanding ASI. Tentu ini tidak bisa
dibiarkan.
Saya
berharap semakin banyak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang pro ASI. Pemberian
pelatihan manajemen fasilitas kesehatan pro ASI bisa membantu meningkatkan
jumlah fasilitas kesehatan yang mendukung ibu untuk tetap bisa menyusui
bayinya.
Inilah
yang akan saya lakukan seandainya saya menjadi pemimpin Indonesia, saya akan
meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat dengan mendukung menyusui. Menyusui menjadi
langkah yang mudah dan murah untuk mengatasi beragam masalah kesehatan. Bukankah
jika masyarakatnya sehat, negaranya akan kuat?
Bagaimana
dengan teman-teman? Apakah teman-teman setuju dengan rencana saya ini? Atau mungkin
teman-teman mau berbagi cerita, apa yang teman-teman lakuka bila menjadi
pemimpin Indonesia? Ditunggu ceritanya di kolom komentar ya..
Terima Kasih
Referensi :
1.
Event Online Festival Anak Sehat
2.
http://stoppneumonia.id/
3.
IDAI, Indonesia Menyusui. 2010. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI.Tangerang : Penerbit Lentera Hati
4.
Dr. Jack Newman, The Ultimate
Breastfeeding Book of Answers.
5.
https://www.who.int/indonesia/news/detail/03-08-2020-pekan-menyusui-dunia-unicef-dan-who-menyerukan-pemerintah-dan-pemangku-kepentingan-agar-mendukung-semua-ibu-menyusui-di-indonesia-selama-covid-19
6.
https://theconversation.com/sebagian-besar-ibu-di-indonesia-tidak-beri-asi-eksklusif-6-bulan-apa-penghambatnya-100958
7.
https://lokadata.id/artikel/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-sdgs
8.
https://promkes.kemkes.go.id/germas
Wah gede juga ya angka kematian ibu ini. Tapi yang lebih sebel ada ibu yang enggan menyusui anaknya demi karier. Kan sayang banget ya anaknya. Nah tugas ayah sih buat selalu dukung istri untuk ngasih ASI sejak bayi.
BalasHapusiya, makanya ibu perlu untuk terus di dukung agar bisa sukses menyusui
HapusHiks, bener banget nih mbak. Aktivitas menyusui itu tidak sekedar memberi makan bayi. tapi banyak hal yang bisa didapat dari aktivitas ini.Jadi memang sudah selayaknya untuk didukung.
BalasHapusbenar mbak, banyak manfaat lain dari proses menyusui yg sangat penting bagi perkembangan anak, makanya menyusui harus diperjuangkan
HapusIya mbak, aku dua kali menyusui penuh dengan drama tapi aku gak mau menyerah begitu saja. Karena mengASI memang layak diperjuangkan.
HapusJadi ini yang disebut ASI eksklusif ya mbak? Menyusui hingga 1000 hari di awal kelahiran. Ternyata emang bener banyak bgt manfaat ASI untuk tumbuh kembang anak. Semoga busui baru selalu dilimpahkan ASI yang baik dan cukup untuk si buah hati.
BalasHapus1000 hari pertama itu tidak hany memberi asi eksklusif tapi juga mpasi dan terus menyusui hingga dua tahun atau lebih
HapusCuti melahirkan selama 6 bulan bagus juga itu, soalnya biar si ibu lebih fokus ya menjalankan perannya mengASIhi si anak
BalasHapusiya, dgn pemberian cuti melahirkan selama 6 bulan, para ibu bekerja bisa sukses memberikan asi eksklusif
HapusYups, dulu temen temanku meski bekerja mereka tetap semangat untuk mengASIhi, dan alhamdulillahnya pada diberi kesempatan untuk pumping.
HapusBesar banget ternyata ya Mbak pengaruh menyusui untuk masa depan anak Indonesia?! Alhamdulillah dulu istri bisa kasih ASI ke duo Xi sampai dua tahun, eksklusif 6 bulan. Bahaya juga tuh kalau stunting karena bisa bikin gizi buruk dan bahkan kematian kan? Aku setuju dengan program, Mbak Dian. Terutama advokasi ASI karena banyak juga kaum pria yang meyakini ASi urusan buibu saja. Lanjutkan, Mbak!
BalasHapuswwah iyakah mas, makasih banyak ya
Hapusdan gimana mas anak anakknya sekarang? pasti tumbuh sehat dah hebat ya
Begitu besar manfaat menyusui bagi anak dan ibunya sendiri, tapi saya heran kok masih banyak ibu yang enggan menyusui anaknya dengan alasan kerja.Saya pernah mendapati ibu gang gak mau menyusui anaknya karena takut penampilannya jelek
BalasHapuswah iyakah mbak? sayang sekali ya
Hapusmungkin ibunya masih belum mendapat informasi yg relevan seputar menyusui, menyusui tidak membuat penampilan jelek kok
Perlu terus dikampanyekan program menyusui, selain itu juga butuh suport orang terdekat supaya menyusui bisa berhasil. Alhamdulillah aku menu=yusui exclusive & dilanjut sampai 2 tahun
BalasHapusbenar mbak, butuh dukungan
Hapuswah iyakah? alhamdulillah ya mbak
Alhamdulillah. Emaknya yuni katanya terbiasa menyusui kami sampai 2 tahun. Dulu, aku sempat bingung kenapa mamaku menyusui adik bungsu sampai usianya 2 tahun. Karena emang nggak tahu sih. Ternyata beliau lebih paham meski nggak tahu bagaimana menjelaskannya. HEhehe
BalasHapushehe iya mbak, asi sampai dua tahun atau lebih juga punya banyak manfaat bagi anak
HapusYeay, hidup menyusui!!
BalasHapusAku bener2 bersyukur bisa menyusui ketiga anakku secara penuh, selain dari sisi ekonomi yang bebas pengeluaran susu, bonding kami pun jadi dekat satu sama lain. Sampe sekarang, meskipun orang sudah merasa fair, kampanye menyusui harus tetap digalakkan.
iyes, menyusui nggak hanya memberi manfaat kesehatan saja, tapi juga bersifat ekonomis
HapusSetuju kalo cuti melahirkan smp 6 bulan. Bener banget stunting hrs dicegah, engga bisa diobati. Lanjutkan Mbak...kita dukung!
BalasHapusbenar, dgn cuti selama 6 bulan, ibu bisa fokus menyusui secara eksklusif
HapusSemangat terus untuk para ibu menyusui. Semangat mengASIhinya yaa.
BalasHapusJadi ingat dulu pas si sulung, gak bisa sepenuhnya dapat ASI, campur minum sufor. Huhuhu. Alhamdulillah pas anak yang kedua ini bisa full ASI. Emang dukungan keluarga tuh penting banget deh.
wah iya mbak, makanya sangat perlu mendukug ibu untuk sukses menyusui
Hapusiyaa..termasuk dengan memberikan waktu cuti yang cukup, agar si ibu bisa menyusui secara ekskulif dan tenang yaa
Hapussepakat banget menyusui harus didukung penuh
BalasHapusalhamdulillah setelah program pengarusutamaan gender, di kpemerintah cutinya sudah sampe 6 bulan
tiap kantor ada ruang ramah menyusui, dll
wah iyakah? di kantor apa mas? alhamdulillah ya klo gitu
HapusTernyata, selain bagus untuk perkembangan bayi. ASI juga berlimpah manfaat ya, moms.
BalasHapusPantas saja ASI eksklusif sangat disarankan. Tapi, menjadi pejuang ASI itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasti ada aja dramanya ��
benar, menyusui butuh perjuangan dan dukungan
HapusStunting, istilah yang aku telat tahu banget, bahkan aku tahunya ketika menjadi bahan debat capres aja. Duh, padahal fenomena ini tuh ada banyak di sekitar kita. Eh bukan, di sekitarku pun ada. Yang bikin sebel, anak bayi dan ibunya dibiarkan makan seadanya, tetapi bapaknya lancar rokokan. hidih.
BalasHapusih iyakah, duh menyebalkan banget ya itu
HapusSemoga ASI saya kelak jika melahirkan lancar. Pengen banget kayak semasa anak pertama begitu lahir langsung dapat ASI eksklusif.
BalasHapusamin, semoga ya mbak
HapusKadang sedih jika ingat pengalaman menyusui dua anak saya yang nggak full 2 tahun, ada kendala saja, walaupun lulus ASIX 6 bulan tapi sedih aja nggak full 2 tahun
BalasHapusits okay mbak, paling tidak anak sudah mendapatkan asi eksklusf :)
HapusHiks, bener banget nih mbak. Aktivitas menyusui itu tidak sekedar memberi makan bayi. tapi banyak hal yang bisa didapat dari aktivitas ini. Dari bonding sama anak, komunikasi yang positif dan memastikan anak merasa aman. Jadi memang sudah selayaknya untuk didukung.
BalasHapusiyes, makanya manfaatnya banyak
Hapusnggak hanya dari sisi kesehatan saja
coba klo cuti untuk ibu hamil dan pasca melahirkan dri kantor bisa lbih lama ya, jadi afdol mengASIhinya bisa sekalian bonding karena bersentuhan sama si baby
BalasHapusbenar mbak, ibu akan menjadi lebih mudah untuk sukses menyusui
Hapuskeren banget idenya Mbak, ASI untuk Indonesia lebih sehat dan maju
BalasHapusiya mbak, terima kasih banyak
HapusBagus sekali misinya Mbak...Memang salah satu cara meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat dengan mendukung menyusui.
BalasHapusSebuah langkah yang mudah dan murah untuk mengatasi beragam masalah kesehatan yang akan membuat masyarakat sehat dan negara kuat
Pentingnya menyusui ya, salah satunya agar tidak stunting. Karena kita tahu manfaat asi sangat besar sekali. Adik saya pun kapan hari hampir pasrah nggak mau menyusui anaknya karena nggak keluar ASI-nya tapi saya dukung untuk menyusui terus hingga ASI-nya lancar kembali
BalasHapusmanfaat meng-ASI-hi memang banyaaakk banget ya Mba
BalasHapusBeruntung ada konselor ASI seperti dirimu yg membantu ibu2 muda.
karena terus terang, banyak yg clueless soal ASI nih mba
Baru tahu aku loh kalu ternyata selain berguna untuk pertumbuhan, ASI juga kaya manfaat
HapusSetuju banget dengan manfaat ASI. Saya salah seorang yang menyesal tidak bisa memberikan ASI untuk anak saya. Semoga semakin banyak ibu muda yang teredukasi dengan pentingnya ASI ya
BalasHapusJadi inget zaman baru punya anak ke-2. Udah habis cuti trus masuk kerja lagi deh. Begitu kerja, ASI berkurang produksinya. Mungkin setres...Hiks...
BalasHapusSetuju kalau cuti melahirkan jadi 6 bulan. Tiga bulan mah kurang...
Saya dukung banget, apalagi yang cuti melahirkan sampai 6 bulan. Biar kita ibu pekerja bisa ngASI ekslusif di 6 bulan pertama. Dan selanjutnya pumping ASI di kantor harus tersedia, ya.
BalasHapusDan lingkungan harus memadai. Karena kadang suka ada yang julid aja gitu sama ibu yang berjuang memberikan ASI Eksklusifnya.
Ternyata stunting itu bisa dicegah melalui pemberian ASI secara rutin di 1000 hari pertama anak ya bund. Memang ASI ini punya beragam manfaat yang gabisa dikalahkan sama air susu yang lain buat nutrisi dan kesehatan si kecil.
BalasHapusSedih banget AKI dan AKB kita termasuk yang tertinggi di Asia :(
BalasHapusUntuk ASI juga, edukasi terus. Nggak cuma ke ibu, tapi juga ke bapak dan keluarganya. Masih sering lihat bapak-bapak yang lebih suka beli rokok daripada beli makanan bergizi, susu, atau ASI booster buat istrinya. Udah gitu ngerokok pulaaa dekat bayinya :'(
Kalau diminta berandai-andai nih, bagi kantor yang tidak bisa memberikan cuti ibu melahirkan 6 bulan, harus memberikan fasilitas ibu menyusui, misal bikin dan memgelola day care di lokasi dekat kantor. Karyawan yang masih menyusui bayi bisa bawa bayinya ke day care selama kerja dan ada waktu menyusui misal 2x di luar jam istirahat. Aah...namanya juga berandai-andai, impian ibu bekerja hihi...
BalasHapusHikz... Kalau ngomong ini IMD saya suka sedih, karena kedua anak saya nggak dapet gitu, setuju banget kalau pro menyusui ini ada, masalahnya di fasilitas kesehatan aja yg notabene tau pentingnya Asi, kurang perhatian, apalagi manusia awam. Tak dukung jadi pemimpin mbak hihi..
BalasHapusBegitu besar manfaat menyusui bagi anak dan ibunya sendiri. Alhamdulillah berhasil program 2 tahun full menyusui untuk DuoK
BalasHapusIya mbak setuju sama programnya. Menurutku, pembekalan masalah ASI serta seribu hari pertama kehidupan ini perlu diberikan kepada yang mau menikah... Jadi sewaktu waktu punya anak, mereka sudah ada ilmunya
BalasHapusEdukasi terus menerus emang harus dilakukan apalagi ilmu yang bermanfaat, menyusui apalagi pengalaman pertama bagi orangtua baru itu tidak segampang membalikkan telapak tangan harus ada supporting system yang kuat...
BalasHapusMamfaat pemberian ASI memang sudah tidak diragukan lagi, baik untuk anak dan ibu. Saya setuju mbak dengan programnya, karena selama ini banyak ibu menyusui yang bekerja akhirnya ridak efektif dalam memberikan asi. Apalagi untuk ibu pemula yang baru pertama kali menyusui, harus benar2 mendapat dukungan dari semua pihak, terutama keluarga terdekat dan lungkungan sekitar agar nyaman.
BalasHapusWah saya dukung banget gerakan ASI ini, karena saya juga full ASI ke anak. Terbukti anak saya tumbuh sehat dan kuat, insya Allah
BalasHapusDuh gagal fokus liat mamak cantik yang lagi nyusuin itu :D
BalasHapusBtw baru anak kedua dong saya baru lebih semangat dengan ASI dan mendukung ASI, selain memang saya nggak kerja lagi, pun juga sekarang memang ilmu udah banyak banget ya, beda kayak dulu, sekali ASI seret, cuusss ke sufor hehehe
Kalo nggak ada indikasi medis dan bisa menyusui sayang banget klo sampai anak gak dapat asi eksklusif. MengASIhi itu karunia dan rezeki Allah dimana cuma perempuan loh yg bisa, tertulis juga di Alquran jd sebaiknya sebisa mungkin diusahakan dan diamalkan ya mba..
BalasHapusNgASI eksklusif itu godaannya banyak. Gak tau ya kalau sekarang. Semoga sistem udah lebih baik. kalau pas aku melahirkan anak kedua, itu kudu rodok ngomel dan keukeh. Itu aja si bidan tetep bawain sufor dengan dalih, "ini suvenir Bu, kalau gak dipakai ya gak apa2". Hadeuhhh
BalasHapusMasalah stunting itu tidak bisa diremehkan. Kesannya tidak terlihat, tapi banyak kasusnya. ASI jadi salah satu solusi untuk mencegah stunting. Bayi yang menerima ASI kalau tidak salah, punya imun lebih baik.
BalasHapusNgASI itu butuh perjuangan banget. Saya beruntung sih punya lingkungan yang support untuk ngASI. Kalau enggak rasanya bakal berat banget. Dengar banyak cerita dari temen2 yang harus berjibaku antara idialisme memberikan yang terbaik untuk anak atau dengarin kata orang. Salut sama ibu yang bisa konsisten ngASI di tengah lingkungan demikian.
BalasHapussemoga semakin banyak wanita dan semua pihak tulisaan ini agar mereka terbuka wawasannya betapa pentingnya menyusui
BalasHapusWah ternyata banyak banget ya manfaat pemberian ASI, nggak hanya sekadar memenuhi kebutuhan bayi aja tapi juga bisa mengatasi masalah kesehatan
BalasHapusPastinya biar sukses menyusui itu butuh support system yang oke banget. Tapi kalau kulihat sih sekarang sudah banyak yang sadar tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sih. Memang edukasi harus terus diberikan berkelanjutan biar informasinya terus diterima secara luas oleh masyarakat.
BalasHapusASI memang yang terbaik untuk sang buah hati.
BalasHapusSemoga dukungan dari para Ibu dari lingkungannya semakin membuat Ibu kuat dan kukeu memberikan yang terbaik.
ASI ini selain baik untuk buah hati juga baik utk ibunya lho. saya pernaha baca dimana gitu kalau ga salah ASI juga cara alami untuk menurunkan berat badan ibu.
BalasHapusSaat ini sepertinya sudah banyak kok Ibu yang sadar betapa pentingnya ASI dan menyusui ekslusif. Oh ya, anak ASI itu jarang sakit. Ponakanku semuanya ASI ekslusif minimal 6 bulan, bahkan ada beberapa yang diteruskan sampai 1,5 tahun lebih. Anak-anaknya jadi punya imun yang lebih baik
BalasHapusAku mendukungmu Mbak...
BalasHapusPercaya akan pentingnya Ibu menyusui atau pemberian ASI pada 1000 hari pertama anak. Terlebih, ibu mendakpat dukungan dari sekitar baik internal maupun eksternal untuk tetap menyusui bayinya.
Karena, pasti ada aja ya mbak dampak ketika anak tidak disusui dengan ASI,
Ak sepakat dengan menyusui untuk membangun generasi. Karena sudah banyak penelitiannya. Semoga edukasi mengenai pemberian ASI semakin gencar dilakukan.
BalasHapusASI sangat penting bagi tumbuh kembang anak, selain itu juga orang tua jadi punya ikatan batin lebih terhadap anaknya. Namun kita semua tau tidak semua Ibu punya ASI yang cukup untuk anaknya karena terkendala beberapa hal.
BalasHapus