Pandemi Corona COVID -19 membuat pendidikan dilaksanakan dengan cara pendidikan jarak jauh (PJJ). PJJ menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana pandemi tidak menghalangi terbentuknya generasi yang cerdas berkarakter.
Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas.
Kurikulum Kondisi Khusus, Adaptasi Pembelajaran Kebiasaan Baru
Penguatan pendidikan karakter di masa pandemi tentu menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengelar webinar series Agustus, Pembelajaran di Masa Pandemi COVID -19.
Salah satu webinar yang saya ikuti adalah webinar tanggal 8 Agustus 2020, Kurikulum Kondisi Khusus, Adaptasi Pembelajaran Kebiasaan Baru. Ada 3 pembicara dalam webinar ini.
1. Titik Nur Istiqomah, Guru SD Muhammadiyah 1 Muntilan
Ibu Titik ini adalah guru yang sangat inspiratif. Dalam webinar ini bu Titik memaparkan tentang bagaimana menerapkan pembelajaran di era pembiasaan baru dengan memperhatikan keragaman murid.
Dari pemaparannya, nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan adalah :
💠 Religiusitas
Sekolah bu Titik berusaha menanamkan karakter religiusitas dengan memberikan lembar kegiatan ibadah bagi setiap muridnya.
💠 Toleransi
Bu Titik menjalankan PJJ dengan berempati terhadap kondisi murid dan wali murid. Misalnya dengan memilih WhatssApp (WA). sebagai media saat PJJ. WA adalah aplikasi yang paling mudah digunakan oleh mayoritas murid dan wali murid.
Toleransi terhadap keadaan orang tua dan murid, akan membuat pelaksanaan PJJ berjalan lancar.
💠 Kemandirian
PJJ membuat guru lebih mandiri dalam mencari cara, mencari formula terbaik agar PJJ bisa mencapai tujuannya. Awalnya memang tidak mudah, tapi bukan tidak bisa.
Dari sisi murid, PJJ juga membuat murid lebih mandiri dalam menerima materi pembelajaran. Tugas-tugas selama PJJ bertujuan untuk mengasah kemandirian murid dan bersifat kontekstual, seperti tugas membuat media belajar sendiri.
💠Gotong Royong
PJJ membutuhkan kerjasama dari semua pihak terkait. Mulai dari guru, murid dan orangtua. Saat PJJ bu Titik lebih intens menjalani komunikasi dengan orang tua murid. Komunikasi terjalin dalam grup WA. Dimana ada sesi refleksi dari orang tua terhadap pelaksanaan PJJ.
2. Iwan Syahril, Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbud
Menurut pak dirjen, pelaksanaan PJJ tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi oleh murid, guru dan juga orang tua. Mulai dari kendala penerapan kurikulum hingga persoalan teknis (gadget, jaringan internet).
Menyikapi kendala tersebut Kemendikbud sudah memberikan solusi yaitu perluasan pendidikan tatap muka (zona kuning & hijau) dan pemberlakukan kurikulum darurat.
Pak dirjen juga menekankan pentingnya kerjasama antara semua pihak. Oleh karena itu Kemendikbud menerbitkan modul panduan pendidikan kurikulum darurat untuk murid, guru dan orang tua. Dengan demikian ketiganya bisa saling bergotong royong membangun ekositem pendidikan yang membangun kemauan. Dimana ada kemauan, disana akan ada kemampuan. Sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara.
3. Lula Kamal, Parenting Influencer
Bu dokter berbagi kisah sebagai orang tua dalam mendampingi anak-anak saat PJJ.
Menurut bu dokter, belajar itu harus menyenangkan. Caranya dengan tidak takut salah dan jangan panik.
Webinar ini menunjukkan bahwa pendidikan cerdas berkarakter tetap bisa berjalan meskipun di masa pandemi.
Pendidikan jarak jauh memang harus dilakukan saat ini karena pandemi belum selesai, malah sepertinya makin banyak yang kena ya.
BalasHapusSalut sama ibu guru yang tetap mengajar dengan semangat karena jujur saja tidak mudah mengajar online, banyak murid yang belum mengerti sehingga guru harus sabar mengajari.
benar, pjj emang butuh adaptasi, semua pihak harus ikut belajar dan terlibat
HapusMalah PSBB dilanjutkan lagi di ibukota, ini berdampak pula dengan sekolah di tempat kami tinggal, di Cianjur. Masih sekolah jarak jauh nih
HapusMemang kudu sabaaaaarrr dan ikhlas menghadapi ketidaknormalan di masa pandemi ini.
BalasHapusWebinarnya sarat faedah banget ya Mba
Inspiring!
iyaa, webinarnya sangat mencerahkan ya mbak
HapusTetap semangaaatt bapak ibuuuu :D
HapusSetuju, pendidikan cerdas berkarakter tetap bisa berjalan meskipun di masa pandemi. Semangat kita orang tua mendampingi putra-putri dalam PJJ ini. semoga dimudahkan dan dilancarkan semua
BalasHapusyaa harus semangat ya mbak
HapusSemoga yang kudu sekolah di rumah makin cerdas dan berkarakter karena belajar dengan didampingi ortunya sendiri ya. Oalah jadi memang yg kuning dan hijau boleh tatap muka ya. Saya agak bingung kemarin ada yang sekolah ada yang engga meski cuma beda kelurahan. Ternyata karena perbedaan kondisi covid di kelurahannya tho
BalasHapuswaah beda zona nya ya mbak?
HapusAsyiknya ikut Webinar kaya gini. Keponakanku kalau belajar sering didampingi Ibunya kadang aku juga ikut. Kadang kasihan juga sama anak lain yang ortunya cuek gitu
BalasHapusiya, memang saat pjj butuh dampingan orang tua
HapusMasalahnya memang gak semua ortu bisa hadir dampingi karena satu dan lainnya. Belum lagi soal kemampuan belajar. Semoga gak akan lama deh
HapusBenar sekali mbak, pendidikan berkarakter harus tetap di jalankan mmeskipun diterapkan PJJ. Saling bergandeng tangan, antara pihak sekolah, murid dan orang tua akan membantu suksesnya pembelajaran jarak jauh ini.
BalasHapusbenar, butuh kolaborasi banyak pihak
HapusBener banget ini
BalasHapusMasa pandemi membuat kita semua harus beradaptasi
Termasuk dalam pendidikan karakter anak-anak
iya mbak, semua butuh penyesuaian
HapusSekarang kita sedang belajar banget yaa pendidikan online dan/atau jarak jauh akibat pandemi ini. Jujur akan keteteran di awal, sekarang pun masih namun sudah terbiasa dengan sendirinya. Anak-anak harus cerdas berkarakter meski belajar pada masa pandemi begini.
BalasHapusAda mbaaa Lulaaa... mantan tetangga kami di Lampung:). I fully agree kalau belajar itu harus menyenangkan dan tidak traumatic yaaa mbaaaaa
BalasHapusSebetulnya memang banyak jalan untuk bisa beradaptasi. Tetapi, karena ini sesuatu yang di luar dugaan, tentunya banyak yang terkaget-kaget. Ya semoga aja pandemi segera berlalu
BalasHapusPJJ memang tantangan tersendiri buat anak-anak dan orangtua, Mbak Dee. Untunglah ada kurikulum kondisi khusus begini, guru ga hanya membanjiri siswa dengan tugas mengisi sosal saja. Bagus itu langkah Bu Titik, religiositas dan kemandirian juga kami tekankan di rumah. Gimana anak bisa mengoptimalkan hobi dan life skill. Semoga wabah segera musnah. Anak-anak bisa balik ke sekolah.
BalasHapusAlhamdulillah...anak-anakku juga masih bertahan nih belajar dari rumah aja...sementara teman-teman yang lain udah pembelajaran tatap muka. Aku yakin juga kok meskipun belajarnya online tetap bisa belajar banyak hal..
BalasHapusButuh effort banget ya untuk menjalankan pjj dgn baik dan efektif baik buat guru, anak dan ortu'y. Semua harus bekerjasama dg baik. Semangat mba diaann dan ortu2 yg mendampingi anak'y pjj!
BalasHapusDi masa new normal ini, guru dan murid bahkan orangtua harus benar-benar membangun kolaborasi agar pembelajaran bisa maksimal.
BalasHapusTetap semangat untuk para orangtua dan guru ^^
aku tuh salut banget deh sama para pendidik disaat pandemi ini, karena mereka juga ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Selain orang tua yang harus punya stok sabar, guru juga harus punya. Belum lagi terhambat dengan jaringan dan ini membuat mereka tak patah semangat untuk memberikan pelajaran.
BalasHapusIya, penerapan PJJ ini memang tidak mudah, masih banyak yang harus beradaptasi, baik guru, murid ataupun orang tua yang mendampingi. Semoga pandemi ini cepat berlalu agar kita semua bisa beraktivitas normal kembali.
BalasHapusAsli, PJJ ini bikin pusing pala berbi semua pihak deh. Mau guru, murid atau orang tua, kudu bersabar dan berbaik sangka. Memang sulit mengerjakan apa2 sercara virtual apalagi jika mapel belum dijelaskan tau2 udah banyak tugasnya aja :D
BalasHapusaku setuju sama semua point-point diatas ttg membangun kecerdasan karakter anak-anak di masa pandemi ini yg pastinya akan membatasi anak-anak buat eksplorasi ya
BalasHapusWalau belajar dari rumah, pendidikan karakter harus tetap jalan. Bagaimana pun kita gak tahu ya kapan pandemi berakhir. Sementara anak-anak kita terus saja tumbuh. Jadi harus ada usaha lebih dari orang tua dan guru untuk menumbuhkan kecerdasan karakter anak-anak
BalasHapuspembentukkan karakter pada anak di masa tumbuh kembangnya memang sangat penting, karena ini akan terus menjadi pembawaannya kelak hingga dewasa nanti
BalasHapusJustru saat sekolah di rumah seperti skrng ini ya kesempatan ortu utk menanamkan lebih banyak lg soal pendidikan karakter ke anak. Semoga saja ya semua sekolah bisa paham soal kondisi instimewa skrng jd gak terlalu ngejar target kurikulum huhu
BalasHapusKecerdasana karakter di rumah selama PJJ harus tetap dilakukan dengan support orang tua secara penuh ya. Anak-anak tetap harus mendapatkan haknya juga ya
BalasHapusWah, good thema from webinar nih, i like read your review. Thank you ya
BalasHapusSeneng banget ya mbak bisa mengikuti webinar keren. Saat ini banyak webinar-webinar yang bermanfaat. TApi kalau punya anak kecil gini nggak selalu cocok waktunya
BalasHapusSudah lebih dari 5 bulan, PJJ memang penuh warna.
BalasHapusAku setuju banget kalau belajar jarak jauh perlu banyak pemakluman. Dan peran orangtua saat ini sangat besar untuk tetap mendampingi dan memberi semangat.
Selain pendidikan akademik, asiknya belajar di rumah adalah menikmati perkembangan life skill anak-anak. Mereka jadi lebih peka dan sigap membantu orangtua, karena melihat sendiri bagaimana Ibunya membereskan pekerjaan rumah tangga yang aduhaaiii~
HapusPendampingan anak-anak selama PJJ juga sangat penting sehingga anak-anak tidak loose control. Sayang beberapa orang tua termasuk saya tidak dapat mendampingi anak belajar di rumah karena harus bekerja.
BalasHapusSelamat menjadi guru di rumah ya mba, sayangnya PJJ ini ga merata sama utk semua sekolah ya. Ada yg tatap muka pakai zoom, ada yg cuma wa grup dikasih tugas, ada yg detail bgt pakai gmeet, apapun itu semoga pandemi segera berakhir
BalasHapusSebenarnya tak masalah ya anak-anak menjalani PJJ ini, fokus saat ini kan mengurangi paparan virus terlebih dahulu. Hanya saja permasalahannya lebih ke arah teknis, terutama bagi murid yang terkendala gadget dan ortunya harus bekerja di luar rumah.
BalasHapusgurunya anak2 kudunya ikut webinar semacam ini. ortu juga perlu sih, biar lebih sabar. tapi menurutku, yg paling penting yg di dinas tuh, jgn kasih target tinggi2. guru lempar ke siswa, siswa nanya ortu yg sdh byk urusan. udah deh, saling salah2an. padahal yg keliru itu sistem
BalasHapusNoted! Pembelajaran yang menyenangkan meskipun dirumah. Susah tapi harus! Duh saya kok malah curcol ya mbak. PR ni bagi saya mbak, daring yang menyenangkan disaat kondisi badan pikiran sudah lelah, hahaha!
BalasHapusNggak terpikirkan oleh saya, PJJ memang bisa melatih anak jadi lebih mandiri ya. Makasih mba sharingnya bermanfaat
BalasHapusmbak dian, melihat skrg psbb ini makin pesimis lah sekolah bakal normal lagi. entah sampai kapan kita harus bersekolah kaya gini, penting bgt nih webinar begini kalau diikuti para org tua
BalasHapusKerenn banget kak,
BalasHapusTulisan yang sangat Bermanfaat 🤩
Saat ini Cerdas secara intelektual saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan karakter yang baik 🤗🙏
Webinar semacam ini penting banget ya buat para ortu. Soalnya anak dan ortu sebenarnya sama-sama tertekan. Makanya suasana belajar kudu dibikin menyenangkan dan tidak tegang.
BalasHapusSFH selama masa pandemi ini sepertinya masih lama ya Mba, apalagi kasus covid semakin meningkat. Oleh karena itu, dengan adanya webinar semacam ini bisa membantu sekali buat para orang tua, kita juga ikut belajar menciptakan cara belajar yang menyenangkan untuk anak-anak.
BalasHapusWebinar yang bergizi banget mbak, meski saat ini sedang masa pandemi tapi tak menjadi penghalang untuk tetap menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan ya
BalasHapusBagi anak yang orangtuanya memiliki kemudahan akses internet dan gadget sih PJJ tidak ada masalah. Tapi kasihan sih yang sampai harus beli kuota berkali2 lipat. Untungnya sekarang ada bantuan kuota dari pemerintah ya. Semoga ke depan PJJ semakin lancar. Tapi sih pengennya pandemi segera selesai biar anak2 bisa ketemu langsung dengan temannya.
BalasHapusiya benar, di era pandemi ini memang harus bisa menjadi orang tua smart ya biar bisa mendampingi tumbuh kembang anak2 dengan baik. menemani anak-anak belajar juga banyak ilmunya ya..
BalasHapusApapun medianya, semoga pembelajaran tetap dapat tersampaikan ya mba. Melihat anak saya yang mudah jenuh dan ngambek sama tugas-tugasnya, memang perlu sekali berbagai inovasi atau kegiatan di antara sesi belajar, agar anak tidak mudah bosan
BalasHapusPada keluarga dan lingkungan yang kondusif, tentu cerdas membangun karakter ini dapat terlaksana. Tapi pada yang tidak, kondisi belajar sepertu ini,malah memperparah karakter anak. Semoga pandemi segera berlalu.
BalasHapusSedihnya gak semua anak sekolah bisa PJJ, walau pakai WA tapi ga bisa maksimal
BalasHapusBnayak cerita ya mbak soal PJJ, suka sedih kalau denger ada murid yang nggak punya gadget atau orang tuanya tidak paham menggunakan gadget ..perlu dipikirkan bersama, semoga pandemi segera usai ya...
BalasHapusTidak semua harapan dari sistem PJJ ini tercapai. Jika dilihat dari aspek keberhasilan, saya rasa sedikit gagal, terkhusus daerah yang sulit jaringan internet.
BalasHapusOrangtua memang menjadi ujung tombak ditengah pandemi ini. Tapi, kebanyakan terbentur dari aktivitas atau pekerjaan sehri-hari.
Harus ada cara baru menurut saya, sehingga harapan dari PJJ tercapai.
Seperti, mendatangi rumah murid dengan sistem kelompok. Sehingga pendidikan karakter tersampaikan, karena pendidikan karakter adalah pendidikan yang diterapkan atau butuh contoh2 ygmenarik
Segala penyesuaian di dunia pendidikan segera dilakukan di masa corona ini ya mba. Semoga semua pihak bisa bekerja sama dengan baik supaya bisa tetap bisa berjalan di tengah pandemi.
BalasHapusSkrg dunia pendidikan lg bertransformasi yg mba. Butuh byk penyesuaian, kurikulum, guru, dan murid hrs beradaptasi dgn perubaahan
BalasHapusOrang tua juga harus konsisten terhadap anak-anaknya, dan harus memberikan kebijakan lebih.
BalasHapusAkhirnya selesai juga baca. Masa pandemi ini menuntut sekali kita untuk beradaptasi, apalagi menyangkut pendidikan. Tak mungkin dibiarkan begitu saja generasi penerus untuk 'libur mendapat hak dididik'. Makasi kak udah menuliskannya. Semoga terbentuk karakter kita semua, baik dewasa dan anak-anak untuk lebih cerdas menjalani hidup di pandemi ini, aamiin yra :)
BalasHapus