Memulai Zero Waste dengan 3 M, Kesadaran saya tentang sampah dimulai dengan tidak teraturnya tukang sampah datang ke rumah. Di kompleks perumahan, tukang sampah tidak datang setiap hari. Aturannya sih seminggu dua kali, namun berbeda jauh dengan prakteknya. Sampah biasa diambil seminggu sekali, bahkan pernah hingga dua minggu baru diambil. Bayangkan banyaknya sampah yang menumpuk. Bayangkan bagaimana bau busuk sampah menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Sudah berulangkali masalah ini diadukan ke pengurus RT setempat. Namun belum menemukan solusi.
Berangkat
dari permasalahan tersebut, saya mulai memperdalam ilmu tentang sampah. Bagaimana
cara mengelolah sampah dengan baik. Saya mengikuti kuliah online Zero Waste bersama DK Wardhani, penulis
buku bertemakan lingkungan. Dari kuliah online tersebut saya banyak mengetahui
tentang sampah. Dimana kondisi sampah di Indonesia sangat memprihatinkan. Lalu saya
jadi tahu apa itu Zero Waste dan
bagimana melaksanakannya.
Menuju
Zero Waste (nol sampah) memang tidak
mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Saya memulai gerakan zero waste dari rumah. Ya, bukankah sampah rumah tangga adalah
sampah terbesar yang dihasilkan? Maka patutlah jika kita memulai gerakan zero waste dari rumah.
Ada
tiga langkah yang saya lakukan dalam memulai gerakan zero waste dari rumah. Langkah tersebut saya adopsi dari pemaparan
DK Wardhani dalam kuliah onlinenya.
Mencegah
Langkah
awal memulai gerakan zero waste adalah
mencegah. Cegah pemakaian barang-barang sekali pakai dan sulit terurai,
misalnya plastik. Maka langkah pencegahan yang saya lakukan adalah dengan “Diet
Plastik”. Mencegah masuknya sampah plastik ke rumah bisa dilakukan dengan
selalu membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja. Saat belanja bulanan di
swalayan ataupun belanja harian di tukang sayur, saya selalu membawa kantong
belanja sendiri. Ketika belanja ikan atau daging atau ayam saya juga membawah
wadah sendiri.
Upaya
pencegahan lainnya adalah dengan selalu membawa bekal saat dalam bepergian. Bawa
minum sendiri, akan mencegah penggunaan botol plastik air mineral. Bawa makanan
akan menghindari kita membeli jajanan yang kemasannya akan menumpuk junlah
sampah yang ada.
Membuat
menu sepuluh hari, memasak sesuai porsi dan bahan yang ada. Ini untuk
menghindari makanan yang terbuang. Sampah makanan juga menjadi salah satu
penyumbang sampah terbesar, selain itu membuang makanan adalah tindakan
mubadzir yang harus dihindari.
Memilah
Langkah
kedua setelah mencegah adalah memilah. Memilah sampah berdasarkan jenisnya. Proses
memilah ini akan memudahkan kita untuk ke tahap akhir, mengolah. Di rumah saya
memisahkan sampah menjadi empat jenis :
v Sampah
organik, berasal dari sisa sayuran, buah, kulit telur, sisa ikan dan daging
juga sisa nasi dan ampas kelapa.
v Sampah
anorganik, berasal dari berbagai jenis plastik, kaca, kardus, minyak jelantah
dan kertas.
v Sampah
elektronik, berasal dari lampu yang sudah mati, kabel dan baterai.
v Sampah
lain-lain, berasal dari sampah yang tidak masuk dalam tiga kategori sebelumnya.
Mengolah
Langakah
terakhir dalam melakukan gerakan zero
waste dari rumah adalah mengolah. Ya, kelola sampah sebisa mungkin. Sampah yang
sudah tidak bisa kita kelola baru kita buang ke tempat sampah yang selanjutnya
akan dibawa ke TPA oleh tukang sampah. Ada empat langkah pengolahan sampah yang
saya lakukan di rumah.
v Keranjang
Takakura
Keranjang takakura bisa mengolah sampah organik
menjadi pupuk kompos. Sampah organik tidak akan memenuhi TPA, selain itu bisa
menjadi hal yang lebih bernilai. Sampah-sampah dari kulit buah, sayuran yang
tidak basah bisa dimasukkan ke keranjang takakura ya. Oh ya, pembuatan keranjang
takakura bisa dilihat disini ya.
v Mengubur
Sisa-sisa ikan kalau tidak saya berikan
pada kucing liar, ya saya kubur di halaman rumah. Tulang dan duri ikan yang
dikubur tidak akan membusukkan sampah.
v Bank
Sampah
Sampah anorganik dan sampah elektronik
bisa diserahkan ke bank sampah. Kebetulan bank sampah yang saya ikuti bisa
menerima semua jenis sampah anorganik, termasuk sampah elektronik.
v Composs
Art
Ampas kelapa dan kulit telur biasanya
juga saya gunakan sebagai bahan membuat composs
art bersama anak-anak. Anak-anak bisa berkreasi dari ampas kelapa dan tulit
telur. Composs Art membuat sampah bisa menjadi bentuk kerajinan
yang menarik.
Nah
itu tadi langkah saya dalam memulai gerakan zero
waste dari rumah. Memulai zero waste dengan
3M ; Mencegah, Memilah dan Mengolah. Hasilnya memang belum sempurna, namun itu
sudah bisa mencegah volume sampah yang harus di buang ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir). Yuk, mulai gerakan zero waste dari
rumah.
keren mbak, memang seharusnay begitu aku juga melakukan hal yang sama
BalasHapusmasih belum nol sampah sih, tapi yang penting berani mencoba.. ayo mbak,, sama-sama kita :)
Hapusyang terakhir aku mau coba mbaa, lucu yaa art nya
BalasHapusklo aku sering ada waste dari kulkas nih, bumbu2
hehe,,iya ayo di coba
Hapusmantap juga kalau kita semua bisa memulai hidup dengan Zero Waste.
BalasHapuslingkungan bakal lebih bersih dan sehat, bahkan bisa membahagiakan hidup pada akhirnya ya