ASI dan MPASI Saat Bencana, Indonesia sedang berduka, bencana datang bertubi-tubi. Dimulai dari gempa bumi yang terjadi di Lombok. Kemudian menyusul Palu dan Donggala. Juga gempa ada di Situbondo, Jawa Timur yang getarannya dirasakan hingga Surabaya. Datangnya bencana alam membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kelompok yang paling terdampak saat terjadinya bencana adalah bayi dan balita.
Kebutuhan
gizi bayi dan balita menjadi hal yang wajib dipenuhi. Apalagi di situasi
bencana makanan yang bergizi sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga ketahanan
tubuh mereka. Di situasi bencana pemenuhan gizi bayi dan balita diutamakan
untuk terus mempromosikan pentingnya menyusui dan memberikan makanan pendamping
ASI (MPASI) yang sesuai dengan standar WHO.
Sayangnya
saat bencana terjadi, pemenuhan gizi terhadap bayi dan balita masih terabaikan.
Pendirian dapur umum untuk penyediaan makanan bayi dan balita masih sangat
terbatas. Dukungan bagi ibu menyusui juga masih minim. Apalagi terdapat mitos yang beradar dalam
msayarakat bahwa saat bencana, pemberian susu formula dan MPASI instan adalah
hal yang sangat diperlukan.
Distribusi
bantuan susu formula dan MPASI instan saat bencana yang tidak terkonrol akan
menimbulkan persoalan baru. Tidak tersedianya air bersih yang sangat penting
dalam menyajikan dan mensterilkan susu formula dan MPASI instan membuat bayi
dan balita terkena diare yang cukup fatal dan berakibat kematian. Sebagaimana
yang pernah terjadi di Bostwana (2006), 93% bayi yang mengkonsumsi formula
dirawat di rumah sakit dengan diare selama terjadinya bencana banjir, 21%
berakhir dengan kematian. Atau yang pernah terjadi di Yogyakarta (2006), 25%
bayi yang diberi formula terkena diare. Saat kondisi normal, bayi yang mendapat
formula memiliki resiko kematian 14 kali lebih tinggi dibanding bayi yang
menerima ASI. Sedangkan saat situasi bencana, resikonya menjadi 50 kali lebih
tinggi. Oleh karena itu menyusui saat bencana adalah upaya yang tepat untuk
penyelamatan jiwa.
Menyusui Saat Bencana
Menyusui
saat bencana menjadi langkah utama untuk menjamin keberlangsungan kesehatan
bayi dan balita. Menyusui saat bencana
memiliki keutamaan tersendiri. Saat situasi bencana, air bersih menjadi hal
yang sulit didapat. Sanitasi menjadi buruk dan penyebaran bibit penyakit
merajalela. Sehingga, ASI menjadi satu-satunya sumber makanan yang terjamin
kebersihan dan kehigenisannya. ASI memiliki kandungan gizi yang lengkap juga
antibodi yang menjaga ketahanan tubuh dari berbagai jenis infeksi dan penyakit.
Menyusui juga memberikan dampak psikologis tersendiri bagi ibu dan bayi. Bayi
yang disusui akan merasa nyaman dan tetap hangat. Menyusui juga membuat ibu
lebih rileks dan mengurangi stress.
Sehingga
saat situasi bencana kelompok bayi, balita dan ibu menyusui perlu mendapatkan
perhatian lebih agar keberlangsungan hidup mereka terjamin dengan baik. Bencana
seringkali membuat ibu terkendala dalam menyusui. Oleh karena itu kahadiran
seorang konselor menyusui di posko-posko bencana sangat diperlukan. Konselor
laktasi ini memberi dukungan kepada ibu, agar tetap percaya diri untuk terus
menyusui. Juga memberikan pendampingan dan bantuan praktis bagi ibu menyusui.
Lalu
apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu ibu agar tetap menyusui?
1. Pemberian
makanan dengan gizi seimbang
2. Penyediaan
minuman hangat dan kudapan sehat
3. Pakaian
ganti dan perlengkapan kebersihan (alat-alat mandi, pembalut dan pakaian dalam)
5. Pendampingan
untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu untuk terus menyusui
6. Privacy
untuk menyusui (ruangan menyusui ataupun apron)
7. Bantuan
ahli untuk mengatasi masalah menyusui
Pemberian Susu Formula Saat Bencana
Dalam
situasi bencana, pemberian susu formula bukan berarti haram dilakukan. Namun
dalam proses pelaksanaannya harus mempertimbangkan prosedur yang berlaku. Susu
formula saat bencana bisa dilakukan dalam kondisi :
1.
Alasan medis yang membuat ibu tidak bisa
memberikan ASI
2.
Bayi terpisah dari ibu (ibu meninggal,
ibu luka berat atau ibu belum ditemukan)
3.
Bayi yang sebelumnya telah mengkonsumsi
susu formula
Pemberian
susu formula saat bencana harus dibawah pengawasan tenaga kesehatan atau
konselor menyusui. Susu formula menjadi pilihan terakhir bagi bayi dibawah 6 bulan.
Setelah proses relaktasi , ataupun pencarian ibu susu dan donor asi tidak
didapatkan. Berikan susu formula dengan mengikuti petunjuk penyajian yang ada.
Perhatikan kebersihan peralatan dan tanggal kadaluwarsa yang tertera di
kemasan. Hindari penggunaaan dot dan botol saat memberikan susu formula.
Gunakan gelas ataupun sendok saat menyajikannya.
Pemberian
bantuan susu formula tidak boleh diberikan secara langsung terhadap para korban
bencana. Melainkan harus dibawah pengawasan Kementerian Kesehatan sebagaimana
yang diatur dalam Permenkes No 39 tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan
Produk Bayi Lainnya.
MPASI Saat Bencana
Seringkali pemberian MPASI saat bencana tidak
tersedia di dapur umum posko bencana. Oleh karena itu pendirian dapur umum
khusus MPASI sangat diperlukan. Sehingga asupan gizi bayi dan balita tetap
terpenuhi. Ada tiga syarat utama yang bisa dijadikan pedoman dalam memberikan
MPASI saat bencana.
Pilih
bahan MPASI yang sesuai dengan kondisi daerah. Gunakan bahan yang mudah
didapat. Tak perlu mencari bahan yang tidak ada.
2. Menu
4 bintang
Buat
menu MPASI yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur
dan buah.
3. Sesuai
tekstur dan jumlah
Berikan
MPASI yang sesuai dengan usia bayi dan balita. Pastikan tekstur dan jumlahnya
sesuai, yaitu :
v
Usia 6-9 bulan
Makanan yang disajikan
telah diuleg atau disaring terlebih dahulu. Ukurannya 2-3 sdm untuk bayi usia 6
bulan. Sedangkan untuk bayi usia 9 bulan porsi sekali makan adalah 125ml.
Makanan disajikan dalam
bentuk dicincang-cincang. Jumlah yang diberikan sebanyak ½ hingga ¾ mangkok 250
ml per porsinya.
Makanan diberikan dalam
bentuk yang telah dipotong-potong. Dengan porsi ¾ hingga 1 mangkok 250 ml per
porsinya.
Jadwal pemberian MPASI
dimulai dari 2-3 kali makan per hari pada bayi usia 6-9 bulan. Sedangkan untuk
bayi usia 9-24 bulan diberikan 3 kali makan dan ditambah 2 kali kudapan.
Dalam situasi bencana
hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan dukungan kepada ibu untuk
terus menyusui bayinya. Menyusui akan menjamin keberlangsungan hidup bayi. Bayi
akan terhindar dari resiko diare, penyakit lainnya hingga kematian. Pemberian
MPASI juga harus diperhatikan, agar balita terjamin kesehatan dan pemenuhan
gizinya. Mari kita dukung ibu untuk terus menyusui dan memberikan MPASI saat
bencana. Semoga tidak lagi terjadi bencana di negeri yang kita cintai ini.
Amin.
Referensi :
v
Buku Indonesia Menyusui
v
Materi Kulwap Gema Indonesia Menyusui
v
Panduan Praktis Bantuan Menyusui pada
Situasi Bencana Sentra Laktasi Indonesia
Iya benar soal Asi dan mpasi ini yang sering luput dari perhatian ya Bu. Semoga banyak orangtua yang teredukasi lagi
BalasHapusJadi ingat saat pertama kali saya mempersiapkan menu mpasi dan menggunakan food processor baru dari suami yang beli di Toko ACE Hardware katanya. List menu, nutrisi, mixing. Ahhh semuanya bikin pusing tapi kalau liat anak makan nya lahap.capeknya ilangggggg.
BalasHapus