Bencana membuat masyarakat harus mengungsi di tenda-tenda pengungsian. Situasi kehidupan saat bencana tentunya bukan kondisi yang ideal. Masyarakat yang semula hidup tenang dalam rumah, kini harus tinggal berdesak-desakan di tenda-tenda pengungsian. Kelaparan, kurangnya pasokan air bersih, lingkungan yang tidak higenies dan buruknya sanitasi menjadi persoalan tambahan yang harus dialami oleh pengungsi.
Situasi saat bencana membuat bayi-bayi rentan terkena penyakit, bahkan bisa mengalami kematian. Di situasi bencana yang darurat ini, ASI (Air Susu Ibu) menjadi solusi yang tepat sebagai asupan makanan terbaik bagi bayi.
*Manfaat Menyusui Saat Bencana*
Menyusui saat bencana menjadi hal yang sangat penting dan bermanfaat. Beberapa manfaat yang diperoleh dengan tetap menyusui saat bencana antara lain :
1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Zat antibodi dalam ASI akan membuat bayi lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang banyak muncul di daerah bencana. Bayi yang disusui akan memiliki ketahanan tubuh yang baik.
2. Memberikan Ketenangan
Situasi bencana sangat tegang dan bisa mempengaruhi kondisi emosial bayi. Dengan menyusui secara langsung, bayi akan berada dalam dekapan ibunya. Kontak mata dan sentuhan saat menyusui membuat bayi merasa tenang dan aman. Hal ini menjadi sangat diperlukan di situasi bencana.
3. Meningkatkan Kesehatan Emosi
Dengan tetap menyusui saat bencana, bayi tidak hanya terhindar dari berbagai penyakit saja. Tapi juga memiliki kesehatan emosi yang baik. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, menyusu langsung membuat bayi tenang. Ini akan membuat kondisi emosionalnya tetap baik dan terjaga kendati saat bencana.
4. Aman dan Terjamin
ASI menjadi satu-satunya asupan makanan bayi yang tetap aman produksinya kendati saat bencana terjadi. ASI praktis dan terjamin, bisa langsung diberikan ke bayi. Tidak memerlukan air bersih yang menjadi hal langka saat bencana terjadi.
Lalu bagaimana caranya menyusui saat bencana? Bukankah bencana membuat situasi menjadi tidak ideal untuk menyusui. Bukankah bencana membuat para ibu stres, sehingga ASI nya tidak keluar?
Ibu menyusui tetap bisa mengeluarkan ASI baik dalam keadaan tenang maupun stres. Payudara bisa mengeluarkan ASI dengan bantuan refleks yang dinamakan letdown reflex yang memang dipengaruhi oleh kondisi emosional ibu, tetapi tidak dengan produksi ASI. Kedua proses ini dipengaruhi oleh 2 hormon yang berbeda (prolaktin dan oksitosin). ASI dipengaruhi suatu refleks yang dinamakan letdown reflex yang memang dipengaruhi oleh stres, tetapi tidak demikian halnya dengan produksi ASI. Kedua proses ini dipengaruhi oleh 2 hormon yang berbeda. Kurangnya pengeluaran ASI, dapat diatasi dengan meningkatkan frekuensi hisapan bayi pada payudara, sehingga meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin.
Menurut penelitian, ibu menyusui memiliki respon yang rendah terhadap stres. Dengan membantu ibi untuk memulai ataupun meneruskan menyusui saat bencana pada akhirnya membuat ibu terhindar dari stres.
*Kiat Menyusui Saat Bencana*
Berikut adalah kiat-kiat yang bisa dilakukan ibu untuk bisa terus menyusui saat bencana.
1. Tenang dan Rileks
Ibu perlu tetap tenang dalam segala kondisi, termasuk saat bencana. Tak perlu memeikirkan hal-hal lainnya, yang penting saat ini adalah bisa tetap bersama bayinya. Tetap tenang dan rileks saat menyusui.
2. Cari Tempat yang Nyaman
Kendati tenda pengungsian bukanlah tempat yang nyaman, tetaplah bersyukur. Coba cari sydut mana yang bisa membuat ibu nyaman untuk menyusui.
3. Mencari Si "Nyeri"
Saat menyusui, terdapat rasa nyeri atau geli atau tangling sensation pada payudara. Si "nyeri" tersebut adalah Let Down Refleks (LDR) atau refleks pengeluaran ASI. LDR bisa dirangsang dengan hisapan bayi pada payudara secara kuat dan lama. Saat bencana biarkan bayi menghisap lebih kuat dan lama, dengan demikian ASI bisa terus keluar dengan lancar. Tak perlu khawatir bayi akan kekurangan ASI.
4. Memperbanyak Asupan Cairan
Salah satu mitos lainnya saat bencana adalah ibu malnutrisi tidak bisa menyusui bayinya. Situasi bencana terkadang membuat kurangnya asupan makanan bergizi. Namun hal tersebut tidak membuat ibu terhambat untuk terus menyusui. Produksi ASI tidak dipengaruhi status gizi ibu. Hanya 1% pada ibu malturisi berat yang terhambat produksi ASI nya. Pastikan saat bencana ibu tetap menerima asupan makanan. Lebih utama adalah dengan memperbanyak asupan cairan. Ibu menyusui saat bencana, harus lebih banyak mengkonsumsi cairan khususnya air putih.
5. Terus Menyusui
Rumus sakti tentang produksi ASI adalah semakin sering dikeluarkan, semakin banyak ASI diproduksi. Dengan terus menyusui bayi pada saat bencana, produksi ASI tetap terjaga. Bayi tidak akan kekurangan pasokan makanan terbaiknya.
6. Sabar dan Berdoa
Tak ada satupun hal yang terjadi di dunia ini tanpa campur tangan Tuhan. Saat bencana terjadi, tetaplah bersabar dan berdoa. Semoga bisa melalui bencana ini dengan baik. Semoga hidup kembali berjalan normal.
Demikian hal yang bisa dilakukan agar tetap bisa sukses menyusui di saat bencana. Semoga tidak ada lagi bencana yang datang menyapa. Selamat menyusui.
Dan semoga yang terkena dampak bencana dapat diberikan kesehatan dan rejeki yang lebih baik lagi. Amin!
BalasHapusbetul mba, ASI tetap yang terbaik disaat bencana sekalipun. semangat mba!
BalasHapus