Bulan
April, identik sebagai bulan Kartini. Bulan dimana kedudukan dan peran
perempuan menjadi sorotan. Setiap tanggal 21 April, diperingati sebagai Hari
Kartini. Penetapan Hari Kartini sudah dimulai sejak tahun 1964. Melalui
keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 tertanggal 2
Mei 1964. Keputusan Presiden ini sekaligus mengukuhkan Kartini sebagai pahlawan
nasional.
R.A
Kartini adalah perempuan keturunan bangsawan yang berasal dari Jepara. Kartini
memiliki cita-cita agar semua perempuan Indonesia memiliki kesempatan yang sama
seperti kaum laki-laki. Melalui surat-suratnya, Kartini menyuarakan keinginanya
terhadap perubahan perempuan Indonesia. Kartini dianggap sebagai tokoh
perjuangan emansipasi perempuan Indonesia.
Lalu
bagaimana dengan kondisi perempuan Indonesia saat ini? Saat ini ada tiga
masalah utama yang dihadapi oleh perempuan Indonesia, yaitu keterwakilan
politik, ekonomi dan trafficking.
Pemerintah
sudah menerapkan kuota 30% agar mengatasi masalah keterwakilan politik
perempuan. Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki banyak
kepala daerah perempuan. Mulai dari walikota Surabaya, Walikota Probolinggo,
Bupati Probolonggo, dan Bupati Kediri.
Tahun
ini akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak. Menurut data
yang dilansir oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), tahun ini ada 8,85% perempuan
yang mendaftar sebagai calon kepala daerah. Ada 101 perempuan dari 1140 calon
kepala daerah. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Pilkada
serentak tahun ini juga dialami oleh Provinsi Jawa Timur. Tahun ini masyarakat
Jawa Timur akan memilih gubernur baru. Ada dua calon yang bertarung dalam
pilkada kali ini. Pertama, ada
pasangan Khofifah Indar Parawangsa dan Emil Dardak. Kedua, ada Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.
Kontestan Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Sumber Gambar : Jawa Pos.com) |
Perempuan
Jawa Timur patut berbangga, sebab kali ini dari dua calon yang ada , berjenis
kelamin perempuan. Ada Khofifah Indar Parawangsa yang mencalonkan diri sebagai
calon gubernur. Sedangkan Puti Guntur mencalonkan diri sebagai wakil gubernur.
Dua Perempuan yang Bertarung Dalam Pilgub Jatim (Sumber Gambar : asumsi.com) |
Pengamat
politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman, menyatakan ada tiga
permasalahan utama yang dihadapi Provinsi Jawa Timur. Yaitu kemiskinan,
pengangguran dan ketimpangan. Pemimpin daerah yang akan datang diharapkan mampu
mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut
data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, kemiskinan di Jawa Timur adalah
peringkat pertama se Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur sebanyak
4,7 juta jiwa. Tiga daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa
Timur adalah Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Probolonggo
(BPS, 2015).
Pengangguran
di Jawa Timur pada tahun 2016 sebesar 39 juta jiwa. Terdiri dari 19,28 juta
jiwa laki-laki dan 19,78 juta jiwa perempuan. Perempuan lebih banyak yang
menganggur.
Apakah
dua calon perempuan tersebut mampu mengatasi persolan-persoalan tersebut. Mari
kita lihat profil dari masing-masing calon. Khofifah Indar Parawangsa. Perempuan
kelahiran Surabaya 53 tahun yang lalu ini memiliki banyak pengalaman
berpolitik. Lulusan Ilmu Politik Universitas Airlangga ini telah lama terjun
dalam dunia perpolitikan. Mulai dari menjadi anggota dewan hingga terpilih dua
kali sebagai menteri.
Khofifah
juga aktif dalam bidang keperempuanan. Dia pernah menjadi Ketua Umum PP Muslimat
Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 2000
hingga 2005. Di bawah kepemimpinannya, Muslimat NU dinobatkan sebagai
ormas terbaik di Indonesia.
Khofifah Indar Parawangsa (Sumber Gambar : Pinterest) |
Ketika
menjadi menteri sosial, Khofifah berhasil menjadikan Kementerian Sosial sebagai
kementerian yang bebas dari korupsi. Selain itu, di bawah kepemimpinannya
Kementerian Sosial meraih penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Publik (Kemenpan RB) di
tahun 2017, dengan program Risol Gepeng (Rehabilitasi Sosial Gelandangan
Pengemis).
Bagaimana
dengan Puti? Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri atau
yang lebih dikenal dengan panggilan Puti
Guntur Soekarno adalah anak dari pasangan Guntur Soekarno Putra dan Henny
Emilia Hendayani. Guntur Soekarno Putra adalah anak dari Presiden Pertama RI
Soekarno.
Pendidikan
formalnya di tempuh di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia jurusan Administrasi
Negara. Sejak remaja, Puti aktif di berbagai kegiatan kesenian.
Karir
politiknya dimulai sejak tahun 2009, dimana dia terpilih menjadi anggota DPR RI
untuk daerah pemilihan Jawa Barat X;
Ciamis, Kuningan, dan Kota Banjar. Puti lolos dan duduk di Komisi X DPR yang
membidangi pendidikan dan kebudayaan, serta pemuda dan olahraga, pariwisata,
ekonomi kreatif serta perpustakaan. Pada Pemilu 2014, ia kembali terpilih
menjadi anggota DPR RI dan masih berada dalam komisi yang sama.
Puti Guntur Soekarno (Sumber Gambar : asumsi.com) |
Sebagai
cucu proklamator RI, jelas ideologi Bung Karno menjadi landasannya dalam
berpolitik. Bagi Puti, ideologi Bung Karno untuk memperjuangkan rakyat kecil
yang disebut sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah prinsip politik yang tepat.
Bagaimana?
Siapa dari dua calon tersebut yang dianggap paling mampu mengatasi
persolan-persoalan Jawa Timur. Tentunya bergantung dari pilihan masyarakat Jawa
Timur itu sendiri. Melalui profil yang dimiliki kedua calon, masyarakat akan
mampu menebak mana yang lebih mampu memimpin Jawa Timur. Siapapun yang terpilih
nanti, sebagai perempuan saya sudah cukup bangga. Adanya dua calon tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran politik perempuan Jawa Timur selangkah lebih maju.
Mereka berdua telah mampu mewakili semangat Kartini. Semoga siapapun yang
terpilih akan mampu menyelesaikan masalah-masalah di Jawa Timur, khususnya
masalah perempuan. Selamat Hari Kartini, semoga perempuan Indonesia semakin
maju dan bermartabat.
Saya rasa, alasan kenapa Puti akhirnya kalah di pilkada adalah karena lawannya, calon wakil gubernurnya itu merupakan bupati yang sudah teruji track record-nya sebagai eksekutor pemerintahan daerah. Rakyat Jawa Timur memang lebih suka yang sudah berpengalaman.
BalasHapus