Stop Generasi Galau! Caranya? Bangkitkan Fitrah Seksualitasnya!
Sabtu, 13 Januari 2018
- 8 comments
Halo Bunda, pernakah bunda melihat atau mungkin mengalami sendiri anak-anak ketika usia 10-14 tahun mulai suka membangkang?
Mulai malas mengerjakan tugas-tugas rumah? Bahkan terlihat lebih banyak melamun.
Hmm, kira-kira apa ya yang menyebabkan ini semua terjadi?
Jawabannya adalah karena masa dimana anak-anak separuhnya hampir dewasa biasa disebut masa transisi atau REMAJA (baligh tapi belum aqil) yang sebenarnya tidak dikenal dalam islam bahkan dunia.
☘Istilah Remaja ini baru dikenal pada abad ke-20 ( oleh Dr. Sarjito Wirawan Sarwono).
☘Di Undang-Undang pun tidak ada satu pun kata yang menyebutkan tentang remaja.
‼‼Tapi kini remaja menjadi masa yang membahayakan dan beresiko tinggi pada pemuda pemudi yang terus dibocahkan sampai usia 25 tahun.‼‼
Tanpa eksistensi sosial maupun bakat, lahirlah pemuda pemudi galau.
☘Hal diatas akan menimbulkan adanya,
- tawuran,
- pembullyan,
- penyimpangan seksual,
- depresi dan bunuh diri
*Apa Penyebabnya*
☘Kesenjangan Aqil dan Baligh.
☘Kesenjangan aqil, aqil yang terlalu lambat, diusia 22-25 tahun.
☘Kesenjangan baligh, baligh yang terlalu cepat, diusia 10 - 12 tahun.
*STOP LOST GENERATION / STOP GENERASI GALAU*
☘Kembalikan kepada generasi aqil baligh yaitu generasi yang aqilnya bisa bersamaan dengan balighnya.
*Bagaimana caranya ?*
Figur Ayah Ibunya harus ada sepanjang masa mendidik anak anak sejak lahir sampai aqil baligh.
*Tujuannya*
Agar fitrah Seksualitas Anak tumbuh Indah paripurna. Pendidikan Fitrah Seksualitas tidak sama dengan Pendidikan Seks
Pendidikan Fitrah Seksualitas adalag tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahmya sebagai lelaki atau sebagai perempuan sejati.
Bagaimana pendidikan fitrah seksualitas untuk usia 10-14 tahun?
Dekatkan anak laki-laki dengan ibunya, karena saat baligh sudah mengenal ketertarikan kepada lawan jenis sehingga dapat memahami empati langsung dari wanita terdekatnya.
Bila Tidak Dekat?
Maka tidak akan memahami perasaan, fikiran dan persikapan, akibatnya akan menjadi lelaki yang tidak dewasa, suami yang kasar dan sebagainya
Dekatkan anak perempuan dengan ayahnya sehingga dapat memahami empati langsung dari lelaki terdekatnya.
Bila tidak dekat?
Kelak berpeluang menyerahkan tubuh dan kehormatannya pada lelaki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang.
Nah bagaimana bunda, bisakah kita bersabar sebentar saja.
Masa mendidik hanya sebentar, jangan sia-siakan kesempatan ini.
Semoga kita dimampukan menjaga amanah yang diberikan.
Referensi : Kuliah Bunda Sayang Level 11.
Saya seorang Home Educator di Omah Rame.
Suka nulis, beberapa tulisan diterbitkan dalam beberapa media online, misalnya Rocking Mama, Ummi Online, Koran Opini, Cakrawarta.
Sudah menerbitkan buku antologi "Jibaku Post Power Syndrome Full Time Mom"
Aktif sebagai Konselor Menyusui dan Ketua Divisi Edukasi dan Pelatihan AIMI Jawa Timur.
Juga menjabat sebagai Koordinator Online Institut Ibu Profesional Surabaya.
Menjadi Relawan Keluarga KIta.
Juga mengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri Surabaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wah manfaat banget nih mbak sharenya. Adikku usia Aqil baligh mulai was-was nih sama pergaulan anak skrg. Alhamdulillah dpt pencerahan baca ini
BalasHapussama-sama,,smg bermanfaat :)
HapusBekal banget iniii. Tfs yaaa mba
BalasHapussama-sama,,smg bermanfaat :)
HapusBnyak ilmu nih di sini. Hehehe
BalasHapusTapi ada kondisi tak sempurna.. ketika anak2 tidak bisa dekat pada salah satu atau keduanya.. semoga Allah menjagaNya
BalasHapusiya mbak..
Hapuskadang memang ortu tdk ada di dekat anak, misalnya LDM, cerai atau meninggal..
figur bisa diganti dgn sdr terdekat, misal om atau tantenya..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus