Di usia pra latih (0- 2 tahun ) pengenalan bahasa ibu adalah hal yang sangat penting.
Bahasa ibu adalah bahasa dimana ayah dan ibu sangat fasih dan baik dalam mengekspresikannya fikiran dan perasaan baik verbal maupun non verbal melalui suatu bahasa.
Tanpa bahasa ibu yang baik, fitraj keimanan, fitrah belajar dan fitrah bakat akan sulit untuk timbuh.
Seperti yang saat ini saya lakukan terhadap Aluna.
Di usianya yang baru 1 tahun 7 bulan, pengenalan bahasa ibu menjadi salah satu kurikulum wajib baginya.
Fokus mengenalkan bahasa ibu melalui sempurna ekspresi.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara mengenalkan bahasa ibu kepada anak?
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan agar anak mampu mengenali bahasa ibu.
Berikut beberapa kegiatan yang saya lakukan untuk mengenalkan bahasa ibu kepada Aluna.
Pertama, meperbanyak interaksi langsung terhadap anak.
Seringlah mengajak anak berbicara sambil menatap matanya.
Dengan interaksi langsung seperti itu, anak akan mudah menangkap setiap ekspresi saat berinteraksi.
Saat bersama anak, pastikan kita hadir sepenuh hati dan sepenuh tubuh.
Tidak melakukan aktivitas lainnya.
Kedua, mengenalkan Aluna dengan buku sedini mungkin.
Mengenalkan anak dengan buku bukan berarti mengajarkannya membaca.
Namun, dengan cerita yang dibacakan oleh orangtua dari buku anak akan menangkap kisah inspiratif yang akan memperkaya kemampuan bahasanya.
Kosa kata Aluna bertambah setelah saya selesai membacakan buku untuknya.
Misalnya, dia sudah bisa menyebut kata " jijik" ketika saya membacakan buku tentang berbagai jenis ekspresi.
Ketiga, bermain flash card.
Dibalik pro dan kontra penggunaan flascard, saya tetap memilih memakainya untuk menambah kosa kata Aluna.
Bukan untuk mengenalkannya dengan huruf-huruf.
Tiap harinya ada 5 flash card yang saya mainkan dengan Aluna.
Menunjukkan gambar berbagai jenis benda.
Misalnya, hari ini dia belajar benda baru : lampu-susu-lampu-bunga-lilin.
Dia bisa menyebut kata ampu (lampu), iyin (lilin) dan nga (bunga).
Keempat, mengajak bercermin.
Aluna suka sekali jika saya memberinya cermin.
Saat bercermin saya tunjukkan berbagai macam ekspresi padanya.
Sekarang dia sudah bisa berekspresi ketika saya menyebut kata "senang ya?" Atau saat saya menyebut "menangis".
Kelima, mengajak anak menjelajah alam bebas.
Belajar di alam rutin saya lakukan setiap pagi.
Mengajak Aluna bersepeda keliling kompleks.
Saat berkeliling banyak hal yang bisa dia lihat.
Mulai dari bunga, pohon, daun dan berbagai jenis hewan yang ada disekitar (kucing, anjing, ayam, burung dan semut).
Dia bisa menyebut "ayam", "anying" "nga".
Setiap hari akan selalu ada hal baru yang dicapainya.
Kendati saat ini dia belum fasih berbicara, yang terpenting dia sudah bisa berekspresi mengungkan perasaannya.
Mampu menunjukkan apa keinginannya, walau belum jelas pengucapannya.
Dan kosa katanya semakin bertambah.
Pelan-pelan ya nak, mari kita belajar bersama.
Saya dari jawa, Suami dari Sumatra. Jadinya ke anak-anak kami bicara menggunakan bahasa Indonesia. Dan saat pulang kampung, anak-anak akan lebih banyak bengong lihat orang-orang bicara menggunakan bahasa daerah
BalasHapusHai Aluna, seneng ya diajari bahasa ibu, kalau Fira bahasa ibu dan bapak beda, jadi sehari-hari pakai bahasa Indonesia. Kalau sudah besar, baru dech diajarin bahasa ibu (bahasa Jawa)
BalasHapus