Setiap
tanggal 21 April kita memperingati Hari
Kartini. Kartini, melalui tulisan-tulisannya memperjuangkan kesempatan
pendidikan bagi perempuan. Atas jasanya itu, Kartini diangkat sebagai pahlawan
nasional dan hari kelahirannya dijadikan sebagai hari nasional. Kartini menjadi
simbol perjuangan perempuan Indonesia.
Setiap
perempuan berjuang sesuai tuntutan jamannya. Bila dulu perempuan berjuang untuk
mendapatkan pendidikan, kini perempuan khusunya yang telah menjadi seorang ibu
harus berjuang untuk memenuhi hak dasar bayi : ASI. Menyusui sekalipun
merupakan sesuatu yang alamiah, pada kenyataannya adalah hal yang tidak mudah.
Banyaknya
hambatan menyusui berdampak pada rendahnya angka ASI Eksklusif di Indonesia. Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2015 menunjukkan cakupan ASI di Indonesia
hanya 30 %.
Lalu
apa yang harus dilakukan para ibu agar sukses menyusui?
Perhatikan
tiga hal berikut ini:
Niat
Saat
mengetahui kehamilannya, seorang ibu harus sudah memiliki niat bahwa kelak
ketika bayinya lahir, ia akan memberikan ASI. Niat tersebut terus dipupuk
dengan meyakini bahwa ASI adalah hal yang terbaik untuk bayi. “Air Susu Ibu
adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan pada bayi.
Informasi
Selama
masa kehamilan hendaknya ibu mulai membekali dirinya dengan segala informasi
yang berkaitan dengan ASI. Cari segala informasi tentang ASI, mulai dari apa
yang pertama kali dilakukan saat bayi lahir, bagaimana melakukan IMD (Inisiasi
Menyusui Dini), posisi pelekatan yang benar, segala fakta dan mitos tentang
menyusui, dan lain sebagainya.
Dukungan
Menyusui
bukan hanya interaksi antara ibu dan bayi saja. Namun juga membutuhkan dukungan
dari orang-orang disekitarnya. Mulai dari suami, orantua, keluarga, rekan kerja
hingga pemerintah. Menyusui menjadi mudah bila memiliki dukungan dari
lingkungan.
Selamat Hari
Kartini. Selamat berjuang Ibu . ASI investasi masa depan buah hati. kASIh Ibu,
kekuatan Ibu.
Oleh :
Dian
Kusumawardani, S.Sos
Ketua Divisi
Edukasi & Pelatihan AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Jawa Timur