Beberapa
hari belakangan banyak berita tentang
konflik antara transportasi konvensional dan transportasi online. Konflik
bermula dari protes yang dilakukan oleh sopir transportasi konvensional. Sopir
angkutan kota memprotes keberadaan transportasi online, yang dianggap menurunkan jumlah pendapatan mereka. Konsumen
beralih kepada tranportasi online.
Protes terjadi di beberapa kota seperti Bogor, Malang dan Surabaya.
Secara
sosiologis keberadaan transportasi online
adalah sebuah keniscayaan dari terjadinya modernisasi di masyarakat.
Modernisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Transportasi online adalah contoh dari adanya perkembangan teknologi
transportasi.
Keberadaan
transportasi online di Indonesia dimulai pada tahun 2010. GO-JEK menjadi
pelopor keberadaan transportasi online. Saat awal kemunculannya GO-JEK
beroperasi dengan 20 tukang ojek dan bisa dipesan melalui call centre. Namun baru pada tahun 2015 GO-JEK berkembang pesat.
Perkembangan ini dimulai ketika pada 2015 GO-JEK meluncurkan aplikasi yang bisa
diakses melalui android dan ios. Kemunculan aplikasi GO-JEK diikuti dengan
munculnya aplikasi GRAB BIKE sebagai pesaing ketat dalam penyediaan
transportasi online. Kemudian mucul berbagai jenis transportasi online lainnya
seperti Uber, BajajApp, TransJek, WheelLine, BangJek, Ojek Syar’I dan BlueJek.
Dibandingkan
dengan transportasi konvensional, memang transportasi online lebih
menguntungkan bagi konsumen. Transportasi online lebih praktis dan murah.
Praktis karena konsumen tidak perlu keluar rumah bila membutuhkan sesuatu.
Banyak barang yang bisa dipesan melalui transportasi online. GO-JEK menjadi
layanan transportasi online terlengkap saat ini. Aplikasi ini memiliki empat
belas fitur layanan. Mulai dari GO-RIDE, GO-CAR dan GO-BUSWAY sebagai layanan
transportasi, ada GO-FOOD untuk memesan makanan, GO-MART untuk berbelanja. Ada
juga GO-SEND dan GO-BOX untuk jasa pengiriman. GO-PULSA untuk memudahkan
konsumen membeli pulsa. Dibidang perawatan terdapat GOCLEAN, GO-GLAM , GO
MEDICINE dan GO-MASSAGE. Mau gampang mendapatkan tiket bioskop bisa dipesan
melalui GO-TIK. Layanan terbaru dari GO-JEK adalah GO-AUTO, penyediaan montir.
Sungguh sangat beragam bukan?
Keunggulan
kedua dari transportasi online adalah tarifnya yang lebih murah. Diantara
transportasi online yang murah sampai saat ini adalah GRAB BIKE. GRAB BIKE
menetapkan tarif flat sebesar Rp. 5.000.
Uber juga sering memberikan promo tariff, bahkan konsumen bisa gratis tanpa
perlu membayar. Sedangkan GO-JEK memberikan potongan tarif bila pembayaran
menggunakan GO-PAY.
Lalu
bagaimana solusi mengatasi konflik antara transportasi konvensional dan
transportasi online?. Disini pemerintah berperan besar. Pemerintah perlu
menciptakan regulasi yang jelas bagi keberadaan transportasi online. Regulasi terbaru tentang
trasnportasi online adalah Peraturan
Menteri (Permen) Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016. Permen tersebut menagtur
tentang kesetaraan antara angkutan online dengan angkutan konvensional. Dalam
aturan itu ditentukan kuota atau jumlah armada serta adanya pembatasan tarif
untuk angkutan konvensional dan online.
Namun dalam penerapannya hingga kini para pengusaha transportasi online belum
memiliki kuota armada dan pembatasan tarif yang pasti.
Pengusaha
transportasi online juga bisa mengajak para pelaku transportasi konvesional.
Seperti mengajak tukang ojek konvensional untuk bergabung sebagai tukang ojek online. Hal ini mampu mengatasi konflik
antara tukang ojek konvensional dengan tukang ojek online.