Menjalani
pernikahan selama enam tahun ini membuat kami harus selalu bisa menjaga komitmen
dan memelihara rasa cinta diantara kami berdua. Salah satu cara untuk bisa
menghangatkan hubungan, kami selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu
berdua saja. Menikmati our quality time.
Salah satu cara mengisi our quality time adalah
travelling tipis-tipis. Kenapa kok
tipis-tipis, ya karena perginya nggak
jauh-jauh. Cukup sekitar Surabaya saja, maklum masih ada dua balita yang nggak
bisa ditinggal lama-lama.
Kali
ini saya mengajak suami untuk berjalan-jalan di kawasan Ampel Surabaya. Menjadi
turis di kampong sendiri. Mengapa saya berkata begitu? Saya lahir dan menghabiskan
waktu remaja saya di kawasan Ampel. Tinggal bersama kakek yang merupakan
keturunan Arab. Hingga kini masih banyak saudara yang masih tinggal di kawasan
Ampel.
Our Quality Time Kali Ini : Ampel |
Hal
yang paling membuat saya terkejut adalah, ternyata suami yang juga orang asli
Surabaya baru pertama kali masuk ke kawasan wisata religi Ampel ini. Wah sayang,
kamu mainnya terlalu jauh sih, hehehe. Kami masuk ke kawasan Ampel melalui
pintu utama, dari arah Jalan Nyamplungan. Oh ya fyi, kawasan wisata religi
Ampel ini juga bisa masuk lewat Jalan KH. Mas Mansyur.
Menyusuri Jejak Religi Di Masjid
Ampel
Tempat
yang pertama kami kunjungi adalah Masjid Ampel. Disini kami melihat betapa
megahnya masjid yang dibangun sejak tahun 1421. Saat kami datang banyak
peziarah yang mengunjungi masjid. Para peziarah itu kebanyakan adalah para guru
dan murid. Maklum ketika kami kesana, sedang musim ujian. Para peziarah
menyakini berdoa dan berziarah ke Ampel akan mempermudah urusan mereka,
misalnya sukses menjalani ujian.
Selain
makam Sunan Ampel, disini juga ada makam Mbah Soleh yang juga banyak dikunjungi
para peziarah. Mbah Soleh adalah sahabat karib Sunan Ampel yang ikut membantu
dalam pembangunan Masjid Ampel. Mbah Soleh ini diyakinin memiliki nyawa sembilan.
Beliau meninggal selama Sembilan kali. Dan komplek makam yang ada disekitar
Masjid Ampel diyakini sebagai makam Mbah Soleh.
Peziarah |
Banyak
masyarakat yang meyakini bahwa air kran wudhu Masjid Ampel memiliki kesaktian
tertentu. Air ini diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Maka tak heran
jika banyak orang yang berbondong-bondong mengisi botol dengan air kran
tersebut.
Menyusuri
Jejak Sejarah di Kawasan Ampel
Kawasan
Ampel dikenal juga sabagai Kampung Arab. Keberadaan Kampung Arab ini tidak
terlepas dari politik non akulturatif yang diterapkan oleh Belanda pada masa
kolonialisme. Kampung-kampung diciptakan agar setiap budaya yang ada tidak
bercampur satu sama lain.
Di
kawasan Ampel ini banyak bangunan-bangunan kuno yang masih kokoh berdiri. Salah
satunya adalah Hotel Kemadjoean. Hotel ini telah beroperasi sejak tahun 1928,
dan masih menerima tamu hingga kini. Harga sewanya juga cukup murah. Kamar termahal
di hotel ini dibandrol seharga Rp. 90.000/malam.
Kuliner di Kawasan Ampel
Kendati mayoritas kawasan Ampel dihuni oleh etnis
Arab, disini juga ada banyak etnis lainnya. Mulai dari etnis Cina, India atau
orang Indonesia asli yaitu suku Jawa, Banjar dan Madura. Keberagaman etnis
tersebut membuat kuliner Ampel menjadi lebih beragam. Selain kuliner khas timur
tengah, disini juga ada nasi Madura yang sangat lezat, aneka kuliner khas Banjar
dan lain sebagainya.
Martabak Mie |
Saya memilih martabak mie sebagai camilan yang
menemani saya menyusuri Ampel. Martabak mie adalah martabak yang terbuat dari
tepung yang diisi bihun. Kemudian digoreng dengan gajih atau mentega. Martabak ini
disajikan lengkap dengan petis sebagai cocolannya. Camilan ini biasanya dijual
oleh orang Madura yang tinggal di kawasan Ampel. Makan martabak mie membuat
saya serasa kembali ke masa kecil. Dulu, ada penjual martabak mie yang
berdagang di depan rumah Kakek saya. Ah jadi rindu…
Lalu, perjalanan kuliner kami dilanjutkan dengan
menyantap Gule Maryam. Gulai yang terbuat dari berbagai rempah khas timur
tengah dipadu dengan kacang hijau. Membuat rasanya menjadi lebih enak dan
gurih. Kami makan gule ini dengan roti Maryam. Roti khas timur tengah dengan rasa
yang tak kalah gurih.
Gule Maryam |
Saatnya Berburu Oleh-Oleh
Puas menikmati kuliner, saatnya berburu oleh-oleh. Ketika
mengunjungi Ampel, tak perlu kesulitan untuk berburu oleh-oleh. Disini ada satu
kawasan yang biasa disebut Ampel Gubah, tempat dimana banyak orang berjualan. Mulai
dari busana muslim hingga berbagai pernak-pernik khas Timur Tengah.
Toko-toko yang ada disni kebanyakan dimiliki oleh
orang Arab. Saat menyusuri kawasan ini terdengar berbagai lagu dengan irama
timur tengah. Membuat saya seolah-olah sedang berbelanja di Arab saja, hehehe.
Oleh-Oleh Pilihan Kami |
Ada empat barang yang saya beli, yaitu sorban, hena,
siwak dan lipstick Arab. Sorban untuk suami, karena memang dia sudah lama ingin
punya sorban. Hena untuk anak sulung kami, Chacha. Siwak untuk Aluna, sedangkan
saya mencoba lipstik Arab. Semua dapat barangnya masing-masing.
Alhamdulillah, kami berdua puas menikmati perjalanan
di Ampel. Menyusuri setiap jejak religi yang ada. Bernostalgia dengan sejarah
Indonesia dan juga kenangan masa kecil
saya. Mengobati kerinduan mencicipi kuliner khas Ampel. Dan yang paling
penting, our quality time kami kali
ini bisa menjadi semangat baru untuk saling bekerjasama menjalani komitmen rumah
tangga. Amin…
Ku udah pernah ke Ampel Surabaya ini, tapi cuma sebentar, belum sampai menikmati kulinernya :)
BalasHapusJadi pengen meluangkan waktu seharian di Ampel.
duh pengen deh jalan -jalan ke Ampel lagi , terakhir kesana jaman kuliah dan itu blm sampai mencicipi kulinernya.
BalasHapusPernah sekali ke Ampel, ramai banget. Tapi belum pernah nyicipi kulinernya.
BalasHapus